Apriyani Rahayu
Libero.id - Berbeda dengan Greysia Polii yang sudah hampir 20 tahun bergabung dengan tim bulutangkis nasional Indonesia, karier senior Apriyani Rahayu sebenarnya baru berlangsung kurang dari lima tahun. Jadi, masih banyak penggemar yang penasaran terhadap sosok kelahiran 29 April 1998.
Greysia dan Apriyani adalah dua atlet putri Indonesia yang sama-sama memiliki darah Sulawesi. Meski lahir di Jakarta, orang tua Greysia, Willy Polii dan Evie Pakasi, berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Sementara Apriyani lahir dan besar di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Apriyani sudah menggeluti olahraga ini sejak berusia lima tahun. Bakat bulutangkis didapatkan dari ibunya, yang merupakan atlet lokal, yang sering mewakili Kabupaten Konawe di turnamen regional Sulawesi Selatan.
Bahkan, raket pertama yang digunakan Apriyani merupakan miliki ibunya. Bahkan, beberapa kali raket itu rusak karena Apriyani terlalu bersemangat. Lalu, dia memperbaikinya sendiri dengan menggunakan senar. Saat itu, Apriyani kecil bermain di halaman rumah orang tuanya di Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe.
Karena melihat Apriyani sangat serius bermain bulutangkis, ayahnya, Amiruddin Pora, kemudian membeli raket untuk dimainkan putrinya. Amiruddin sendirilah yang membuat lapangan bulutangkis di halaman rumah dan memantau latihan Apriyani.
Apriyani kemudian berlatih dengan pelatih yang disediakan sekolahnya untuk tampil di kejuaraan bulutangkis di Konawe. Dari kompetisi level kabupaten itulah kemampuan Apriyani terus berkembang. Dia mengikuti Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sulawesi Tenggara dan mendapatkan tiga medali emas.
Apriyani Rahayu, 98L asal Kabupaten Konawe, provinsi Sulawesi Tenggara.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 cabor Badminton - Ganda Putri bersama Greysia Polii.
Sekali lagi, APRIYANI RAHAYU ❤ pic.twitter.com/3luJ04cjRQ
— SooMan Stan ? | #OnYour23rdMark #HappyCaiXukunDay (@smstan_tuwir) August 2, 2021
Dari situlah bakat Apriyani terpantau klub-klub bulutangkis di Jakarta, yang memiliki fasilitas dan metode lebih bagus. Dia bergabung dengan Pelita Bakrie sebelum pindah ke Jaya Raya.
Apriyani turut memperkuat Indonesia di level junior pada 2014-2016. Di Kejuaraan Dunia Junior 2014, dia berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari di ganda putri. Mereka meraih perak setelah dikalahkan pasangan Chen Qingchen/Jia Yifan (China) di final .
Lalu, pada Kejuaraan Dunia Junior 2015, Apriyani berpasangan dengan Fachriza Abimanyu di ganda campuran. Mereka meraih perunggu setelah dikalahkan pasangan China lainnya, He Jiting/Du Yue, di semifinal. Lalu, di Kejuaraan Asia Junior 2015, Apriyani/Fachriza meraih perunggu diganda campuran
Pada kejuaraan yang sama edisi 2016, Apriyani kembali meraih perunggu dengan pasangan berbeda, Rinov Rivaldi. Mereka kalah di semifinal oleh ganda campuran asal Korea Selatan, Kim Won-ho/Lee Yu-rim 21-17, 22-20.
Berkat performa di level junior dan penampilan di klub, Apriyani mulai berlatih di Pelatnas Cipayung milik PBSI pada 2017. Sejak itulah Apriyani berkenalan dengan Greysia. Dia langsung dipasangkan dengan Greysia menggantikan Nitya Krishinda Maheswari, yang cedera.
Penampilan perdana mereka terjadi di Piala Sudirman 2017. Pasangan ini kemudian meraih gelar pertama di BWF Grand Prix Gold Thailand Terbuka 2017 dan disusul gelar BWF Super Series pertamanya di Prancis Terbuka 2017.
Selanjutnya, Gryesia/Apriyani menjadi pasangan ganda putri yang sangat diunggulkan. Meski tidak selalu juara, penampilan mereka membuat banyak penggemar bulutangkis kagum. Mereka juga dihormati lawan maupun kawan karena permainan totalnya.
Dan, puncak prestasi mereka saat meraih emas Olimpiade 2020 dengan mengalahkan Qingchen/Yifan. Uniknya, pasangan inilah yang mengalahkan Apriyani di Kejuaraan Dunia Junior 2014, saat berpasangan dengan Rosyita.
Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet medali emas Olimpiade Tokyo dalam pertandingan yang alot dan mendebarkan, siang ini.
Kemenangan ini menjadi kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selamat dan terima kasih Greysia/Apriyani!
Foto: @Olympics pic.twitter.com/4ZJmcoa0tW
— Joko Widodo (@jokowi) August 2, 2021
(andri ananto/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini