Mengenal Teknologi Hawk Eye di Bulutangkis, Istilahnya "Challenge"

"Fungsinya mirip VAR di sepakbola dengan beberapa perbedaan spesifik dalam penerapan."

Feature | 03 August 2021, 03:31
Mengenal Teknologi Hawk Eye di Bulutangkis, Istilahnya "Challenge"

Libero.id - Olahraga di era modern tidak bisa dilepaskan dari teknologi untuk menentukan poin. Jika di sepakbola Video Assistant Refree (VAR), maka di olahraga-olahraga lain seperti tenis, tenis meja, bulutangkis, voli, hingga voli pantai ada hawk eye atau yang populer dengan istilah "challenge".

Mekanisme VAR maupun challenge ini sama. Bedanya, VAR memiliki operator yang bertugas memberi masukan ke wasit jika ada kejadian yang membutuhkan peninjauan ulang. VAR hanya bisa digunakan wasit membutuhkan. Protes dari pemain atau bench tidak memiliki pengaruh terhadap penggunaan VAR. 

Hal tersebut sedikit berbeda dengan challenge dalam hal penerapan. Challenge adalah hak yang melekat pada atlet yang bisa digunakan tergantung dari regulasi masing-masing cabang olahraga. Tapi, challenge juga bisa digunakan wasit utama jika ragu terhadap keputusan hakim garis.

Contohnya, di bulutangkis Olimpiade 2020. Dalam beberapa pertandingan sejak fase awal hingga final, beberapa atlet seperti Anthony Ginting dan Chen Long terlihat mengangkat tangannya kepada wasit. Kemudian, wasit akan meninjau teknologi hawk eye yang digunakan.

Regulasi bulutangkis menyatakan pemain yang mengajukan challenge dapat menyampaikan protesnya dengan segera setelah keputusan diumumkan oleh pengadil lapangan. Caranya, mengangkat tangan. 

Ketika pemain meminta challenge, dengan segera wasit juga akan mengangkat tangan untuk menunjukkan tayangan ulang kepada technical official. Jika dalam tayangan instan tersebut keputusan wasit maupun hakim garis salah, otomatis akan dianulir. 

Sebaliknya, jika keputusan ofisial pertandingan yang sedang bertugas benar, maka keputusan yang telah dibuat wasit bersifat tetap.

Namun, challenge tidak setiap saat bisa diminta oleh pemain. Mereka hanya bisa mengajukannya dua kali challenge setiap set. Jika permintaan mereka benar, pemain tersebut tidak akan kehilangan haknya. Jika peninjaun ulang itu gagal menguntungkan sang pemain, maka dia akan kehilangan satu kesempatan.

Hal berbeda jika wasit yang mengajukan challenge. Para pemain tidak akan kehilangan haknya untuk mengajukan challenge.

Sama seperti VAR di sepakbola, hawk eye juga digunakan bulutangkis maupun olahraga-olahraga lain dengam tujuan mulia. Ini untuk meredam protes yang bisa muncul karena hakim garis dianggap tidak netral ketika seorang atlet tampil di kandang lawan.

"Ini memberi pemain kepercayaan diri bahwa mereka dapat memicu perubahan jika mereka yakin telah menerima keputusan yang buruk dari ofisial pertandingan yang sedang bertugas di lapangan," kata Paisan Rangsikitpho saat menabat sebagai Wakil presiden BWF, di situs resmi BWF.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network