Liga Premier
Libero.id - Musim lalu, banyak sekali keputusan penalti kontroversial terjadi dan pihak penyelenggara Liga Premier telah diberitahu bahwa perlu ada lebih dari sekadar kontak untuk memberikan penalti.
Harus diakui bahwa sebagian besar penalti yang diberikan oleh wasit selama musim 2020/2021 terpengaruh oleh VAR (Video Assistant Referee) dan menuai banyak kritik dari para pengamat serta pemain. Setidaknya ada 125 tendangan penalti yang diberikan oleh pengadil lapangan selama musim 2020/2021 di Liga Premier.
Kini setelah mendapat banyak kritik dan masukan dari para pelatih serta pemain, kepala wasit Liga Premier, Mike Riley mengatakan kepada ofisial bahwa kontak tidak akan cukup dan mereka harus memutuskan apakah itu memiliki konsekuensi dan apakah pemain hanya menggunakan alasan kontak untuk menjatuhkan diri atau tidak dalam kotak penalti.
"Tidak cukup hanya dengan mengatakan 'ya, ada kontak'," ujar Riley.
"Kontak sendiri hanyalah bagian dari apa yang harus dicari oleh wasit. Jika Anda memiliki kontak yang jelas yang memiliki konsekuensi, maka itulah yang harus Anda kenakan."
? Premier League referees told not to give 'soft penalties' - like Raheem Sterling's against Denmark. There is a desire to "raise the threshold" for fouls next season after a record number of spot-kicks were awarded last term.??????? #PL
(@TeleFootball) pic.twitter.com/lkqAruRdN0
— ✪???????????✪ (@Aaron_sports1) August 3, 2021
Itu artinya mulai musim depan, para pemain yang ofensif tidak bisa lagi menjatuhkan diri dengan sengaja ke tanah.
"Itu harus selalu terjadi, jika tidak, keseimbangannya tidak seimbang," tambah kepala Professional Game Match Officials Limited.
Salah satu alasan yang diberikan untuk pemain yang mudah jatuh (diving) adalah bahwa jika mereka jatuh dalam kotak penalti murni karena tekel dan tidak ada niatan untuk mendapatkan penalti, maka mereka tidak akan diberikan peringatan berupa kartu kuning, begitu pula sebaliknya, sehingga ada keseimbangan.
Dalam penjelesan lebih lanjut, dua pemain Manchester City menjadi contoh. Pelanggaran terhadap Raheem Sterling di semifinal Euro 2020 melawan Denmark dianggap keputusan yang tidak tepat sementara Riley mengakui wasit melakukan kesalahan dengan tidak memberi Phil Foden tendangan penalti saat The Citizens melawan Southampton.
VAR denies Foden a clear penalty as City try taking the lead over Southampton. What a shocker!
10/03/2021#MCISOU #VARout pic.twitter.com/MuV9S39UYr
— Posting Everytime VAR Has A Shocker (@varshockers) March 10, 2021
Dalam satu perubahan besar lainnya, penggemar tidak akan lagi menonton garis yang ditarik di layar untuk offside pada keputusan VAR, seperti di Euro, dan garis itu sendiri akan lebih tebal.
“Secara efektif apa yang kami berikan kembali ke permainan adalah 20 gol yang akan dianulir musim lalu dengan menggunakan pengawasan forensik yang cukup,” tambah Riley.
"Jadi kuku kaki, hidungnya diberi offside. Mereka mungkin diberi offside musim lalu, musim depan tidak."
Ya semoga saja dengan revisi aturan yang baru ini keputusan kontroversial di Liga Premier musim depan menjadi lebih sedikit.
(muflih miftahul kamal/muf)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini