Libero.id - Dengan segala capaian yang pernah ia torehkan, Cristiano Ronaldo ditandai sebagai salah satu pemain yang arogan. Dan memang ia pantas untuk sikap seperti itu. Memenangkan Ballon d'Or 5 kali, mencetak gol dengan jumlah yang sangat banyak, membantu klub dan negara meraih trofi dan lain seterusnya.
Sejatinya, Ronaldo adalah pribadi yang kompleks, kita hanya bisa memberi penilaian dari satu dua kilasan berita yang terserak di sosial media.
Dan tibalah pada serakan yang karena itu Ronaldo dianggap agak sombong, dalam artian punya tendensi untuk menyepelekan lawan.
Kalimat di atas terutama berlaku untuk Mikael Lustig, bek asal Swedia yang kini bermain untuk Celtics. Mari kita kembali pada November tahun 2013, ketika Portugal berjumpa Swedia dalam leg pertama babak play-off kualifikasi Piala Dunia.
Momen Ronaldo Ledek Pemain Lawan
Memasuki menit ke-74, skor masih 0-0, dan Lustig terlibat pertengkaran yang tidak perlu dengan bintang Real Madrid saat itu. Tepatnya ketika tendangan jarak jauh pemain Portugal yang mengarah ke kaki Ronaldo, tetapi ia telah berada di posisi offside dan tetap memaksakan diri menendang bola yang walau ujungnya juga ditepis kiper.
Melihat aksi Ronaldo itu, Lustig lantas tak terima, dan mereka tampak berbagi beberapa kata pilihan satu sama lain, setelah itu Ronaldo memiringkan kepalanya ke arah pria itu dengan rasa frustrasi.
Seperti yang terlihat dalam video di atas, sama sekali tidak ada kontak berlebihan Fakta itu, bagaimanapun, tidak menghentikan Lustig untuk mencoba memanfaatkan insiden dengan meletakkan tangannya di wajahnya seolah-olah ia terluka. Dan berharap belas kasihan wasit.
Ronaldo yang saat itu mendapat kartu kuning tak percaya lawannya mencoba peruntungan dengan cara seperti itu. Segera setelah ia menyadari, Ronaldo memutuskan untuk tanpa ampun mengejek pemain Swedia itu dengan mengusap matanya - seolah-olah menyebut bek itu cengeng.
Dengan taktik Lustig untuk membuatnya diusir dari lapangan, Ronaldo tidak butuh waktu lama untuk membalas, pasa menit ke-82 Ronaldo mencetak gol kemenangan. Namun, untuk Portugal, pekerjaan itu baru setengah selesai - karena mereka masih memiliki leg kedua yang tampak rumit untuk diperjuangkan di Stockholm empat hari kemudian.
Mungkin sebagian dimotivasi oleh kejenakaan Lustig di pertemuan pertama, Ronaldo tampil sebagai masterclass - mengantongi hattrick dalam kemenangan 3-2. Hasilnya mengirim Portugal ke Piala Dunia 2014 di Brasil dan meninggalkan Lustig dan timnas Swedia nya.
Opini