Libero.id - Ledley King adalah pemain hebat pada masanya, tepatnya bersama Tottenham Hotspur. Sayangnya, King ditakdirkan selalu berurusan dengan masalah cedera.
Seandainya pemain Inggris itu bisa tetap bugar untuk waktu yang lama, dia kemungkinan akan diingat sebagai salah satu bek tengah terhebat di Liga Premier.
King dibatasi hanya 323 penampilan bersama The Lilywhites, ditambah 21 lagi saat membela timnas Inggris. Akibat cedera yang tak berkesudahan, King frustrasi hingga memutuskan gantung sepatu lebih awal pada usia 31 tahun.
Masalah lutut kronisnya sangat parah menjelang akhir kariernya, sehingga dia tidak dapat berlatih dengan anggota skuad Spurs lainnya dan harus melakukan latihan kebugaran sendiri.
Hari-hari bermain King adalah sedikit kisah yang tragis, karena sekarang pria berusia 40 tahun itu sama berbakatnya dengan para bek legenda seperti Sol Campbell, John Terry, Nemanja Vidic, dan Rio Ferdinand.
King, yang menjabat sebagai asisten pelatih Spurs saat ini, merupakan bek yang lengkap ketika sepenuhnya fit sebagai pemain. King merupakan seorang atlet luar biasa yang membaca permainan lebih baik daripada kebanyakan bek.
Dia juga bertanggung jawab atas salah satu tekel terhebat dalam sejarah Liga Premier.
Kembali pada bulan November 2006, Spurs mencatat kemenangan bersejarah atas rival sesama London, Chelsea, di White Hart Lane berkat gol dari Michael Dawson dan Aaron Lennon.
Tetapi, jika bukan karena tekel King pada Arjen Robben, hasil akhirnya akan sangat berbeda. Pemain asal Belanda yang cepat itu mengalahkan jebakan offside Spurs saat skor imbang 0-0 dan dia tampak pasti akan mencetak gol.
Namun, King punya ide lain. Mantan kapten Spurs itu menunjukkan kecepatannya dengan membuat jarak 15-20 yard di depan Robben, sebelum menghasilkan tekel geser yang sempurna untuk menggagalkan pemain sayap itu.
“Tekel yang luar biasa!” kata komentator dalam cuplikan di atas. “Mereka berbicara tentang gol-gol hebat, itu adalah tantangan besar.”
Tekel itu merupakan kesempurnaan pragmatis dari King dan sulit untuk memikirkan banyak hal yang lebih baik di Liga Premier, baik sebelum atau sesudahnya.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Opini