Kisah Revolusi Besar Bruno Lage di Wolves dan Era Baru di Molineux

"Dari Nuno Espirito Santo, Wolverhampton Wanderers kini memiliki Bruno Lage."

Biografi | 06 August 2021, 04:40
Kisah Revolusi Besar Bruno Lage di Wolves dan Era Baru di Molineux

Libero.id - Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky Sports, pelatih baru Wolverhampton Wanderers, Bruno Lage, membahas perjalanannya ke Molineux dan menguraikan visi besarnya untuk menyambut musim baru. Dia juga berbicara soal bagaimana cara jitu merombak tim besar-besaran.

"Tidak penting apa yang kami lakukan di masa lalu. Apa yang Nuno (Espirito Santo) lakukan dalam tiga atau empat tahun terakhir, banyak keberhasilan, luar biasa. Sekarang, ini adalah siklus baru," ujar Lage.

Dampak Nuno di klub memang tidak perlu diragukan. Tapi, setelah tiga tahun berkembang, dan finish mengecewakan musim lalu, Lage kemudian dipilih untuk menggantikan Nuno. Dia diharapkan mampu membawa ide-ide segar dan memulihkan momentum Wolves di musim baru.

"Kami perlu mengelola bola dengan lebih baik dan lebih agresif tanpa bola. Kami ingin maju, bermain dengan cara yang berbeda. Saya tidak tahu apakah itu lebih baik atau lebih buruk. Itu hanya ide saya. Kami harus menjadi tim yang lebih kompetitif, tim yang lebih baik," tambah Lage.

Ini adalah tentang silsilah panjang karier seorang pelatih yang sukses membuat perubahan besar di Benfica. Pada usia 45 tahun, hanya ada empat pelatih di Inggris yang lebih muda darinya. Tapi, itu sedikit menyesatkan mengingat pelatih seperti Dean Smith dan Sean Dyche masih bermain ketika Lage mengambil peran pelatih pertamanya di Benfica pada usia 27 tahun.

Lage telah menulis dua buku yang berisi tentang pengalaman sebagai pelatih. Salah satunya dengan mantan nakhoda Sheffield Wednesday, Carlos Carvalhal. "Dia adalah pengaruh pertama. Saya selalu melihatnya mempersiapkan sesi latihan dan mempersiapkan permainan," kata Lage.

Jaime Graca, mantan pemain Portugal yang membawanya ke Benfica pada 2004, adalah faktor besar lain dalam hidupnya. Lage menamai putranya dengan namanya. "Tiga orang ini, mereka adalah pengaruh besar. Sepanjang jalan untuk melihat permainan, pelatihan, dan bagaimana mempersiapkan tim," kata Lage.

Waktunya bersama Carvalhal adalah tiga musim di Sheffield dan enam bulan di Swansea. Itu memberinya pengalaman di sepakbola Inggris yang dibutuhkan untuk menukangi Wolves musim depan.

"Sheffield adalah pengalaman besar bagi saya karena cara Championship Division diselenggarakan, yaitu bersaing pada Sabtu dan Selasa. Itu adalah bagian dari kesuksesan saya ketika saya tiba di Benfica. Karena pengalaman itulah saya dapat mengaturnya dalam waktu singkat. Istilahnya, mainkan permainan tanpa latihan. Itu sangat penting," ungkap Lage.

Keinginan untuk dua pemain untuk setiap posisi juga jelas istirahat dari skuad yang lebih kecil disukai sebelumnya. Pendekatan itu membawa kesinambungan sampai cedera dan kelelahan mengambil korban plus kurangnya persaingan untuk mendapatkan tempat dianggap kontraproduktif.

Yang terpenting, fokusnya adalah pada perlunya perubahan gaya di lapangan. "Ketika kami menguasai bola, kami perlu mengelola bola dengan lebih baik. Ketika anda memulai dari penjaga gawang dengan umpan pendek, maka kami melakukanumpa pendek. Jika kami harus melakukan umpan panjang, maka kami akan melakukannya. Jika kami perlu mengubah permainan, kami perlu tahu cara mengubah permainan. Kami harus selalu seimbang saat menguasai bola," beber Lage.

Lage  telah mengidentifikasi bola mati sebagai masalah besar musim lalu. "Kami harus lebih waspada dalam situasi itu karena kami kebobolan banyak gol. Ini adalah masalah yang perlu kami atasi dan kami bekerja keras untuk menjadi lebih baik di momen-momen pertandingan itu," ujar Lage.


Butuh waktu sebelum benar-benar sukses

Wolves berada di peringkat mengecewakan musim lalu. Artinya, Lage harus melakukan perubahan selama pramusim 2021/2022. Masalahnya, waktunya singkat karena ada Euro 2020. Pemain tim nasional seperti Conor Coady dan Adama Traore baru saja kembali berlatih.

Selain itu, spekulasi transfer juga sedang berlangsung. Transfer Francisco Trincao, awalnya dengan status pinjaman dari Barcelona, ​​​​adalah prospek yang menarik, meski Lage lebih suka menekankan perlunya rekan senegara untuk beradaptasi. "Trincao adalah salah satu pemain. Pertama-tama, dia harus menjadi rekan setim yang bekerja keras untuk tim," kata Lage.

Lalu, ada Fabio Silva, striker remaja dengan reputasi besar. Ada harapan bahwa kehadiran Luis Nascimento, saudara laki-laki Lage dan pelatih yang disebut Silva sebagai sosok paling penting dalam kariernya yang masih muda, bisa menjadi katalis baginya untuk memulai.

"Kami harus bekerja keras setiap hari. Pemain yang lebih senior tidak bisa hidup di masa lalu dan yang lebih muda tidak bisa hidup dengan berpikir. Kami harus bekerja untuk membuktikan bahwa anda adalah bagian dari tim ini, bahwa anda termasuk dalam kompetisi ini, dan anda adalah pemain top," beber Lage.

"Setiap hari adalah tantangan bagi orang-orang ini karena apa yang diinginkan para penggemar pada akhirnya. Mereka tidak peduli apakah pemain itu berusia 18 atau 30 tahun. Yang mereka inginkan adalah tim yang kompetitif dengan pemain top," tambah Lage.

"Sepanjang hidup saya, saya berpikir tentang mempersiapkan diri untuk tantangan berikutnya. Ketika saya berada di Benfica, sepanjang waktu saya mempersiapkan diri untuk menjadi pelatih terbaik yang saya bisa. Ketika saya bekerja sebagai asisten pelatih saya bekerja keras untuk menjadi asisten terbaik yang saya bisa," ungkap Lage.

"Ketika saya datang ke Benfica B, saya bekerja untuk siap menjadi pelatih tim utama di Benfica atau di tempat lain. Sekarang, inilah saya. Saya di klub besar dalam kompetisi besar dengan pemain top dan pelatih elite. Tentu saja, ini sangat penting untuk karier saya," pungkas Lage.

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Wolverhampton Wanderers


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network