Thomas Frank
Libero.id - Akhir pekan ini, sejarah akan diciptakan Brentford. Untuk pertama kalinya sejak 1946/1947, The Bees akan tampil di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Inggris. hebatnya, mereka naik kasta dari League Two ke Liga Premier hanya dalam waktu kurang dari satu dekade.
Brentford Football Club adalah klub sepakbola profesional Inggris yang berbasis di Brentford, Hounslow, London. Klub ini didirikan pada Oktober 1889, sebagai upaya terbaru olahragawan lokal untuk membentuk klub sepakbola atau rugby permanen di wilayahnya.
Pada 1896, Brentford telah bergabung dengan Liga London sebelum maju ke Liga Selatan pada 1898 dan memasuki Liga Sepakbola Inggris (EFL) pada 1920.
Setelah penunjukan Harry Curtis sebagai pelatih 1926 datanglah awal periode paling sukses Brentford. Mereka promosi pada ke kasta tertinggi pada 1932/1933 dan 1934/1935. Untuk promosi yang terakhir, The Bees mampu bertahan lima edisi berturut-turut.
Brentford baru kehilangan status elite setelah kompetisi dilanjutkan seusai jeda panjang pada 1939-1946 akibat Perang Dunia II. Saat itu, mereka harus menempati posisi 21 dari 22 peserta Divisi I 1946/1947. Setelah itu, Brentford terjun bebas dan baru bisa kembali ke level tertinggi sepakbola Inggris musim ini.
Semua keberhasilan Brentford mencapai Liga Premier dimulai ketika mengalami kesulitan keuangan pada 2007. Melihat klub dalam kondisi goyah, Matthew Benham mengambil alih kendali. Sebagai penggemar seumur hidup klub, dia menguasai Brentford pada 2012.
Hanya dalam waktu singkat, Benham merombak Brentford. Manajemen dirapikan, sektor teknis dibenahi. Hasilnya, mereka mencapai final play-off League One 2012/2013 setelah menempati posisi ketiga klasemen akhir.
Bagaimana mereka merekrut pemain?
Tidak seperti klub sepakbola pada umumnya, Brentford justru membubarkan akademi yang dimiliki pada akhir musim 2015/2016. Dipimpin oleh dua Direktur olahraga, Rasmus Ankersen dan Phil Giles, Akademi Brentford diganti dengan "Brentford B".
Ini bukan seperti Barcelona B atau Real Madrid Castilla di Spanyol yang pemainnya datang dari akademi. Berkat duo Ankersen dan Giles, klub telah mengembangkan reputasi untuk mengidentifikasi bakat yang kurang dihargai menggunakan permodelan matematika dan statistik.
Brentford B ini mirip dengan kebijakan tim bisbol Amerika Serikat (AS), Oakland Athletics, pada musim 2002, yang melahirkan film Hollywood laris, Moneyball, yang dibintangi Brad Pitt.
Dalam sistem yang dibangin Ankersen dan Giles, Brentford B mengambil pemain dari banyak tempat. Semuanya pemain muda berusia 17-21 tahun. Mereka dikumpulkan dalam sebuah tim dan memainkan pertandingan persahabatan melawan tim akademi U-23 dan U-21 di seluruh Inggris, maupun tim internasional.
Tim juga bermain di kompetisi piala persahabatan dan memasuki piala kompetitif untuk pertama kalinya selama musim 2018/2019.
Sistem ini unik, sederhana, dan tidak membutuhkan biaya besar. Sebab, jika klub memiliki akademi, mereka akan mengeluaran banyak uang untuk fasilitas penunjang selain gaji pemain dan staf pelatih. Sebaliknya, dengan mekanisme seperti ini, klub cukup membayar gaji pemain.
Meski hebat, sistem seperti ini juga memiliki banyak kelemahan. Sebut saja level kualitas pemain yang tidak sama. Begitu pula kemempuan fisik. yang paling parah adalah filosofi permainan dan cara pandang pemain terhadap klub. Sebab, hal-hal itu diberikan ketika seorang pemain menjadi siswa di akademi.
"Dengan klub perlu fokus pada tim utama dan stadion barunya, Brentford tampak seperti pilihan yang lebih sederhana dan cukup menarik," ucap Benham pada 2019, dilansir Sky Sports.
Tentu saja, kebijakan itu memiliki keraguan. Sejak promosi ke Championship Division 2014/2015, banyak yang percaya Brentford hanyalah sebuah klub penjual. Selama beberapa tahun ada suasana kebenaran tentang hal itu ketika musim panas demi musim panas para pemain yang mereka kembangkan meninggalkan klub. Sebut saja Andre Gray, James Tarkowski, dan Jota Peleteiro.
Total, 27,2 juta pounds (Rp541 miliar) yang dihasilkan dari penjualan pemain membantu klub mencapai total keuntungan 23,4 juta pounds (Rp465 miliar) pada 2018/2019, meski membukukan kerugian 9,2 juta pounds (Rp183 miliar) pada 2019/2020
Peluang bersaing di musim 2021/2022
Selain tentang akademi, jika melihat skuad Brentford, fans akan melihat pemandangan unik lainnya. Itu adalah barisan pesepakbola asal Denmark. Mereka merupakan hasil kerjasama Brentford dengan klub asal Demark, FC Midtjylland.
Selain Ankersen di belakang layar, di bench, mereka memiliki Thomas Frank sebagai pelatih dan asistennya, Brian Riemer. Selanjutnya, di lapangan, The Bees mengandalkan Christian Norgaard, Mathias Jensen, Mads Bidstrup, Mads Bech Sorensen, hingga Mads Roerslev.
Keberadaan pemain-pemain Denmark mampu membuat Brentford kompetitif di Championship musim lalu. Tapi, bagaimana dengan peluang mereka di Liga Premier musim ini?
"Sedikit di bawah tiga perempat abad telah berlalu sejak Brentford terakhir kali duduk di papan atas sepakbola Inggris. Anda dapat yakin mereka akan mendekati kembalinya apa yang mereka pernah hasilkan di masa lalu tanpa sedikit pun rasa takut," ujar Frank.
"Selama dekade terakhir, mencapai Liga Premier telah menjadi tujuan klub ini. Jadi, mengapa kami harus kembali ke Championship di akhir musim nanti jika kami memang memimpikan Liga Premier? Ini akan menjadi tantangan yang menarik untuk semua pemain kami dan kami akan melakukannya," tambah Frank.
Frank layak percaya diri karena pada Piala Liga musim lalu, Brentford mengalahkan Southampton, West Brom, Fulham, dan Newcastle. Di semifinal, mereka tidak mempermalukan diri mereka sendiri saat melawan Tottenham Hotspur.
"Tim yang baru promosi sering membuat kejutan ketika mencapai Liga Premier untuk pertama kalinya dan, setelah bertahun-tahun di hutan belantara, Brentford akan mulai menebus waktu yang hilang. Anda dapat yakin pemain kami akan melakukan semua yang mereka bisa untuk merebut peluang," pungkas Frank.
"?? ?? ? ?????? ????? ???? ?? ????? ??? ??????? ?????? ??? ??"@AFTVmedia join #TheWarmUp tonight to preview our @premierleague opener
Subscribe for a reminder whenever we go live ? https://t.co/kwqe4F2pwQ #BrentfordFC #BREARS pic.twitter.com/kA2tGzciQ6
— Brentford FC (@BrentfordFC) August 12, 2021
(andri ananto/anda)
17-12-2023 | ||
Brentford | 1 - 2 | Aston Villa |
09-12-2023 | ||
Sheffield United | 1 - 0 | Brentford |
07-12-2023 | ||
Brighton & Hove Albion | 2 - 1 | Brentford |
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini