Apa yang Terjadi dengan Inter Menyambut Kompetisi Baru

"Strategi Inter dinilai sebagai bunuh diri."

Feature | 19 August 2021, 01:28
Apa yang Terjadi dengan Inter Menyambut Kompetisi Baru

Libero.id - Ketika masa depan Inter Milan belum pasti dalam mempertahankan status juara bertahan musim ini, Rich Hall selaku pendiri laman sepakbola Italia melihat beberapa hal yang salah pada I Nerazzurri musim panas ini.

Ucapan Hall mengarah kepada kegiatan di bursa transfer dalam penentuan juara musim ini. Dengan demikian, situasi I Nerazzurri terlihat suram mengingat beberapa pemain pentingnya justru dijual. Mereka adalah aset yang membantu Inter menggapai scudetto musim lalu.

Grup Suning Holdings selaku pemilik Inter tentu saja layak mendapatkan simpati atas situasi ini, apalagi mereka termasuk korban pandemi plus berada dalam cengkraman Pemerintah China.

Penularan Covid-19 sangat merusak keuangan mereka dan pemerintah China juga bertindak untuk membawa uang kembali ke negara itu, sehingga mencegah Suning berinvestasi. 

Situasi itu membuat mereka harus mendapat pemasukan hingga terpaksa melepas Romelu Lukaku kembali ke Chelsea. Fakta itu harus dilakukan agar Inter dapat memenuhi komitmen keuangan mereka saat menjalani awal kompetisi musim ini.

Hall menyebut ini sebagai pukulan telak I Nerazzurri. Mereka berubah dari pemenang menjadi kalah. Namun, pukulan itu akan berkurang jika komunikasi lebih baik, tidak hanya antara Suning dan para penggemar, tetapi juga secara internal.

Pada awalnya, Antonio Conte sangat vokal untuk pergi karena klub tidak akan dapat melanjutkan proyek seperti yang dia inginkan.

Direktur Olahraga Inter, Giuseppe Marotta, menjelaskan klub perlu menjual beberapa aset, karena mereka perlu mengumpulkan 80-100 juta euro (Rp 1,4-1,7 triliun) melalui penjualan pemain dan mengurangi tagihan upah sebesar 10-15%.

Sejauh ini langkah klub sudah cukup bagus, terutama karena Simone Inzaghi direkrut dari Lazio. Pelatih muda yang cerdas ini memiliki silsilah, bermain dengan sistem yang sama, menggunakan pemain muda dan telah bekerja dengan anggaran yang sedikit sebelumnya.

Kemudian dengan dijualnya Achraf Hakimi ke Paris Saint-Germain seharga 60 juta euro (Rp 1 triliun), mereka beranggapan lebih baik kehilangan bek sayap daripada salah satu penyerang bintang.
Mereka juga tampak tenang karena Federico Dimarco akan kembali dari masa peminjamannya. Dimarco bisa mengisi posisi Hakimi. Dia juga memiliki bakat yang luar biasa.

Inter juga bisa tenang ketika menjual pemain seperti Arturo Vidal, Aleksandar Kolarov, dan Radja Nainggolan, serta pemain pemain Inter lain seusia mereka. Jika ini dilakukan, semuanya akan terlihat baik-baik saja musim ini. I Nerazzurri masih bisa bersaing sambil mengintegrasikan produk-produk muda berbakat seperti Lucien Agoume dan Martin Satriano.

Inilah mengapa penjualan Lukaku mengejutkan pendukung Inter. Laporan di Italia mengklaim bahwa Marotta dan Inzaghi sangat marah tentang transfer tersebut, karena tidak dikomunikasikan kepada mereka. Inter telah berubah dari memanfaatkan situasi buruk menjadi bunuh diri.

Orang dapat berspekulasi bahwa uang besar yang ditawarkan oleh Chelsea memungkinkan Suning untuk membayar kembali pinjaman dengan tingkat bunga yang tinggi, tetapi orang hanya bisa menebak.

Dari perspektif sepakbola, segalanya tampak berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Terutama, ketika berita bocor bahwa Inter hanya bisa menghabiskan sekitar 50 juta euro (Rp 848 miliar) dari penjualan Lukaku untuk belanja pemain. Mereka masih berpikir untuk menjual lebih banyak pemain.

Christian Eriksen mungkin juga harus pergi, karena tes medisnya tidak akan cukup baginya untuk memenuhi persyaratan bermain di Serie A. Edin Dzeko, Joaquin Correra, Denzel Dumfries, dan Nahitan Nandez tidak akan buruk sebagai pemain baru, tetapi mereka tidak pada level yang sama dengan pemain yang mereka gantikan. Dzeko khususnya tidak akan memiliki dampak yang sama seperti Lukaku.

Karena alasan inilah tantangan gelar tampaknya mustahil, Inter hanya bisa berharap mereka bisa finis di empat besar. Tidak pasti siapa yang akan pergi, siapa yang akan berpaling, dan apa yang tersisa dari skuad ini. Sayang sekali melihat tim pemenang gelar yang hebat tidak dapat dibangun kembali.

Sebaliknya, masa depan I Nerazzurri tidak jelas. Mereka tampaknya akan berjuang untuk bersaing secara finansial sampai Suning menjual atau berhasil mengamankan investasi besar.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network