Libero.id - Ketika sebuah tim menjalani pertandingan, ofisial akan mempersiapkan beberapa set seragam lengkap pemain yang tampil. Tapi, bagaimana jika ada salah satu jersey pemain tertinggal di markas klub? Deportivo Nublense di Primera Division Chile punya pengalaman unik, lucu, sekaligus memalukan itu.
Nublense adalah klub profesional Chile yang berjuluk Los Diablos Rojos alias Setan Merah. Didirikan pada 20 Agustus 1916, mereka bermarkas di Estadio Municipal Nelson Oyarzun Arenas, Chillan.
Musim lalu, Nublense bermain di Premier B (kasta kedua). Mereka juara dan berhak mendapatkan tiket promosi ke Primera Division musim ini. Dilatih Jaime Garcia, klub diperkuat beberapa pemain bagus, baik pesepakbola lokal Chile maupun beberapa legiun asing dari Uruguay, Argentina, dan Paraguay.
Salah satu pemain Nublense yang cukup populer dan menjadi idola suporter adalah Mathias Pinto. Penyerang berusia 23 tahun itu merupkan jebolan Universidad de Chile dan anggota tim nasional Chile U-23. Pinto juga pemain Chile U-17 di Piala Dunia U-17 2015.
Pinto bergabung dengan Nublense pada 2019 setelah sempat menjadi pemain pinjaman di San Marcos dan Melipilla. Saat itu, dia langsung unjuk ketajaman dengan menjadi top skor Primera B. Semusim kemudian, dia membawa Los Diablos Rojos promosi.
Selain performa yang bagus di lapangan, Pinto juga dikenal karena kejadian unik yang didapatkan dua pekan lalu. Saat itu, Nublense bertanding menghadapi mantan klubnya, Universidad, di Primera Division.
Saat itu, Pinto duduk di bangku cadangan. Kemudian, pelatihnya memutuskan untuk memasukkan Pinto ke lapangan untuk menambah daya gedor. Awalnya, semua normal-normal saja. Pinto yang memulai pemanasan dengan jersey latihan menghampiri pelatihnya untuk mendengarkan instruksi.
Kemudian, dia meminta ofisial klub untuk mengambilkan jersey miliknya bernomor punggung 7 dengan tulisan "PINTO". Semua yang duduk di bench terkejut ketika tidak mendapati jersey Pinto diantara seragam rekan-rekannya. Di ruang ganti stadion juga tidak ada. Begitu pula di bus yang mereka naiki menuju stadion.
Seketika kepanikan melanda dan pelatih marah besar karena rencananya untuk memainkan Pinto terancan batal gara-gara hal sepele, jersey ketinggalan di markas klub.
Tiba-tiba, ada seorang pemain Nublense yang memiliki ide jenius. Dia mengambil jersey bernomor punggung 37, kemudian dengan spidol merah yang didapatkan dari panitia pertandingan menghapus angka "3". Jadilah jersey tersebut bernomor 7.
Selanjutnya, tulisan dijersey 37 yang berganti 7 adalah "TORREALBA" karena merupakan milik pemain muda berusia 18 tahun, Maximiliano Torrealba. Tidak kalah cerdik, tulisan Torrealba kemudian ditutup dengan isolasi (lockban) putih. Lalu, dengan spidol biru dituliskan "PINTO".
Tidak butuh waktu lama, kejadian aneh itu langsung viral di berbagai platform media sosial di Chile. Kemudian, menyebar ke Amerika Selatan, Eropa, dan seluruh dunia. Pinto dan Nublense langsung menjadi bahan olok-olok di dunia maya.
"Melalui surat ini kami ingin menyampaikan penyesalan kami yang tulus atas peristiwa yang terjadi selama pertandingan melawan Universidad de Chile pada 29 Juli 2021," tulis pernyataan resmi klub di akun media sosial resminya saat merespons kesalahan ofisialnya.
"Klub sedang mengerjakan revisi proses kontrolnya untuk mencegah kejadian yang tidak menguntungkan, yang pasti mempermalukan kita. Jangan terulang kembali," tambah pernyataan itu.
"Kami ingin membebaskan Mathias Pinto dari semua tanggung jawab atas apa yang terjadi, seorang pemain yang juga sangat dicintai di institusi kami dan yang sayangnya secara terbuka terkena peristiwa memalukan seperti itu. Baik dia, fans setia kami, dan yang mungkin merasa terpengaruh dengan apa yang terjadi, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," pungkas Nublense.
(andri ananto/anda)
Opini