Kisah Arturo Lupoli, Lulusan Arsenal yang Kariernya Hancur di Italia

"Di Arsenal, pemain ini seangkatan Lord Nicklas Bendtner. Masih ingat?"

Biografi | 25 August 2021, 01:29
Kisah Arturo Lupoli, Lulusan Arsenal yang Kariernya Hancur di Italia

Libero.id - Satu pertandingan yang berlangsung 90 menit seringkali bisa mengubah seluruh perjalanan karier seorang pemain sepakbola. Tapi, Arturo Lupoli hanya butuh waktu 45 menit untuk merusak karier yang  dibangun sejak kanak-kanak.

Cerita ini dimulai pada musim panas 2007. Saat itu, skuad Fiorentina dibawah asuhan Cesare Prandelli memiliki ambisi besar untuk musim 2007/2008. Mereka memiliki skuad yang mumpuni. Banyak pengamat setuju bahwa Fiorentina memiliki beberapa pilihan penyerang yang paling menakutkan di Serie A pada era itu.

Luca Toni telah membuat langkah besar ke Bayern Muenchen. Tapi, Prandelli masih bisa memanggil Adrian Mutu yang eksplosif, Christian Vieri yang berpengalaman, dan beberapa pemain muda jagoan, termasuk Lupoli.

Pemain berusia 20 tahun itu mampu bermain melebar dan sentral. Dia dipandang memiliki keunggulan dibandingkan rekan-rekan penyerang muda lainnya, termasuk Pablo Daniel Osvaldo dan Giampaolo Pazzini. Lupoli dinilai lebih memiliki pengalaman bermain di salah satu klub sepakbola terkuat di Eropa, Arsenal.

Pada usia 17 tahun, The Gunners telah merebut Lupoli dari Parma. The Gunners memberinya kesempatan untuk belajar bersama Thierry Henry, Dennis Bergkamp, Robin va Persie, Jose Antonio Reyes, dan banyak pemain berbakat lainnya. Arsene Wenger ingin memberikan kesempatan kepada Lupoli dan pemain masa depan lainnya, Nicklas Bendtner.

Lupoli membuat debut tim utama pada 27 Oktober 2004 dalam pertandingan Piala Liga melawan Manchester City. Tapi, mengingat jalannya menjadi pemain reguler kalah oleh Henry dan beberapa pemain senior, Lupoli dipinjamkan ke Derby County pada 2006/2007.

Saat di Pride Park, dia memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya di Arsenal, dan malah menandatangani perjanjian prakontrak dengan Fiorentina dan pergi secara gratis musim panas itu. Baru saja melakukan debut  di Italia U-21, Lupoli dipandang sebagai talenta nyata bagi La Viola, terutama karena Napoli tampaknya telah mencapai kesepakatan sebelum Fiorentina masuk.

"Saya memiliki kesepakatan lisan dengan agen pemain. Dia kemudian mengatakan kepada saya bahwa sang pemain lebih memilih Firenze. Saya berharap anak itu suatu hari nanti bermain untuk Napoli," ujar CEO I Partenopi saat itu, Pierpaolo Marino, dilansir Football Italia.

Sebaliknya, Fiorentina bergembira dengan pilihan Lupoli. "Kami ingin menutup kesepakatan ini. Kami tidak hanya memikirkan saat ini, melainkan juga masa depan. Lupoli dapat bermain sebagai striker pertama dan kedua. Dia memiliki kepekaan yang tinggi di depan gawang dan di Fiorentina dia akan dapat berkembang di antara banyak juara yang kami miliki," ungkap CEO Fiorentina, Pantaleo Corvino.

Karier Lupoli diharapkan bersinar karena Fiorentina dilatih Prandelli. Saat Lupoli mencetak 45 gol hanya dalam 22 pertandingan dengan tim junior Parma, Prandelli adalah pelatih tim utama. Jadi, dia sangat tahun kelebihan dan kekurangan pemuda yang kelahirannya, 24 Juni 1987, sama dengan Lionel Messi itu.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya telah mengenalnya sejak di Parma. Dia bersama tim junior, tetapi saya sudah melatihnya dengan tim utama. Jika saya adalah seorang penggemar, saya akan sangat senang melihat klub ini sangat memiliki masa depan," ujar Prandelli.

Untuk semua pembicaraan tentang masa depan, banyak yang diharapkan dari Lupoli. Padahal, di hari pertama Serie A 2007/2008, Lupoli tidak masuk skuad. Faktanya, dia tidak akan melakukan debutnya di Fiorentina hingga Desember 2007.

Jalannya ke tim utama Fiorentina sama terhambatnya seperti di Arsenal. Pada 11 Desember 2007, Lupoli masuk sebagai pemain pengganti di babak pertama dalam pertandingan Coppa Italia melawan Ascoli. Untuk pemain yang menandatangani kontrak lima tahun dengan banyak keriuhan, ini akan menjadi satu-satunya menitnya untuk Fiorentina.

Bulan berikutnya, dia dipinjamkan ke klub kasta bawah Italia, Treviso. Lalu, pada 2008/2009 dia kembali ke Inggris untuk Norwich City dan Sheffield United. Dan, pada Juni 2009, La Viola mengeluarkan pernyataan: "Fiorentina mengumumkan bahwa kami telah bersama-sama menjual striker Arturo Lupoli ke Ascoli dan telah mengakuisisi gelandang Francesco di Tacchio".

Beberapa tahun kemudian, Lupoli bercerita tentang penyesalannya meninggalkan Arsenal. "Di Fiorentina adalah tahun terburuk dalam karier saya. Dan, untuk berpikir bahwa tugas saya sudah selesai dengan Napoli. Aurelio de Laurentiis dan Marino sedang menunggu saya untuk menandatangani kontrak lainnya," kata Lupoli kepada La Gazetta dello Sport.

"Tekanan eksternal membuat saya memilih Fiorentina. Itu membuat saya terlihat buruk dengan Napoli yang telah saya janjikan. Saya dihargai dari sudut pandang ekonomi, tapi tenggelam dari segi teknis. Tahun berikutnya tidak ada yang menginginkan saya. Saya telah berakhir sampai terlupakan," tambah Lupoli.

Dari Ascoli, Lupoli kemudian membela Grosseto, Varese, Budapest Honved, Frosinone, Pisa, Catania, Sudtirol, Fermana, dan Virtus Verona. Usianya baru 34 tahun, tapi Lupoli sudah dilupakan banyak penggemar sepakbola, yang dulu pernah menganggap dirinya sebagai talenta Italia terbaik.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network