Kelechi Nwakali
Libero.id - Ada banyak kisah wonderkid yang gagal memenuhi ekspektasi publik. Kegagalan mereka biasanya disebabkan oleh banyak faktor seperti tabiat buruk, cedera, atau hubungan yang kurang harmonis dengan pelatih. Tapi, yang dialami Kelechi Nwakali berbeda, yaitu administrasi!
Nwakali dibicarakan banyak talent scout Eropa saat menjadi kapten Nigeria di Piala Dunia U-17 2015. Dia menjadi kapten, memimpin The Young Eagles menjadi juara, dan mendapatkan penghargaan Golden Ball Award.
Pasukan Nigeria muda adalah bintang kompetisi yang tidak diragukan lagi. Mereka mencetak 23 gol dalam tujuh pertandingan, termasuk 5-1 saat babak penyisihan grup melawan tuan rumah Chile. Mereka juga mengalahkan Australia 6-0 di babak 16 besar, Brasil 3-0 (perempat final), Meksiko 4-2 (semifinal), dan Mali 2-0 (final).
Nigeria saat itu punya dua superstar yang menonjol. Dia adalah Victor Osimhen, yang memenangkan Golden Shoe dengan 10 gol dan Nwakali, dinamo lini tengah yang meraih Golden Ball berkat kerja keras dan kreativitasnya.
Penghargaan yang sama pernah dimenangkan oleh beberapa pemain yang kemudian menjadi bintang utama dunia, termasuk Landon Donovan, Cesc Fabregas, dan Toni Kroos.
Setelah itu, Nwakali dihubungi banyak klub Eropa, mulai dari Real Madrid, Barcelona, Paris Saint-Germain, Juventus, Manchester United, Manchester City, hingga Arsenal. Dan, klub terakhirlah yang akhirnya memenangkan perburuan gelandang kelahiran Owerri, 5 Juni 1998, itu. Dia menandatangani kontrak dengan Arsenal pada 2016.
Namun, ketika Osimhen membuat langkah besar ke Napoli setelah tampil mengesankan di Lille, Nwakali jatuh dari radar sepakbola dunia.
Memang, Nwakali sekarang dipinjamkan ke klub Segunda Division, Alcorcon, dari klub La Liga, Huesca. Tapi, yang membuat kisahnya agak pahit adalah kegagalannya bersinar di Arsenal bukan karena permainan yang buruk. Ketika bergabung ke London Utara dari Diamond Football Academy di Nigeria, karier Nwakali dihancurkan izin kerja.
Semua tahu bahwa peraturan di Inggris mengharuskan Nwakali bermain 75% untuk tim senior Nigeria dalam satu tahun. Tentu saja itu menjadi hal yang mustahil bagi dirinya, kecuali lahir dan besar di Inggris atau punya paspor Uni Eropa. Jadi, Nwakali dibiarkan luntang lantung tanpa dokumen.
Ketika masalah izin kerja mencegahnya bermain di Liga Premier, Nwakali dipaksa menghabiskan waktu dengan status pinjaman di Belanda bersama MVV Maastricht dan VVV-Venlo.
"Tidak ada yang perlu diragukan tentang bakat Nwakali. Banyak orang Nigeria mengharapkan perkembangannya. Tapi, sangat disayangkan karena apa yang telah dia lalui selama bertahun-tahun. Dia juga perlu memeriksa jenis gaya hidup yang dia jalani dan tahu bahwa tanpa sepak bola, dia bukan siapa-siapa," kata pelatihnya di Nigeria, Emmanuel Amuneke, dikutip goal.com.
Nwakali menolak alasan kegagalan menerobos skuad utama Arsenal karena kemampuan yang buruk. "Sulit secara mental tidak bermain selama satu tahun. Lalu, saya melihat internet bahwa seseorang mengatakan saya kabur (dari Arsenal). Itu menyakitkan," kata Nwakali kepada BBC pada September 2020.
Pinjaman ke FC Porto pada 2018/2019 seharusnya menjadi kesempatan Nwakali untuk pindah ke pusat perhatian Eropa. Tapi, dia tidak pernah bermain di tim utama dan hanya membuat 16 penampilan untuk Porto B.
Keadaan menjadi lebih buruk pada Maret 2019, ketika dia terdampar di Nigeria karena masalah visa. Pelatih Nigeria senior, Gernot Rohr, kemudian memanggil pemain itu untuk menghadapi Seychelles di Kualifikasi Piala Afrika 2019. Tapi, Nwakali tidak bermain dan masalah administrasi kembali menyapa.
"Saya tidak memiliki KTP Portugal. Jadi, saya seharusnya tidak meninggalkan negara itu. Tapi, saya harus datang ke pertandingan timnas karena itu adalah panggilan resmi pertama saya untuk The Super Eagles. Saya terjebak di Nigeria selama tiga bulan," kata Nwakali.
"Jadi, saya kesulitan mendapatkan visa kembali ke Portugal (tanpa KTP Portugal). Saya tidak bisa kembali ke klub saya selama tiga bulan dan pada akhir musim tidak ada yang mau membawa saya. Mereka bilang saya tidak kembali," tambah Nwakali.
"Saya mendapat pelajaran penting bahwa anda harus melakukan dengan baik di klub anda terlebih dulu. Tim nasional itu penting, tapi beberapa keputusan penting perlu dibuat, yang akan membantu karier saya di masa depan. Sayangnya saya tidak membuat keputusan yang tepat di saat yang tepat," beber Nwakali.
Arsenal akhirnya menyerah dengan Nwakali. Pada September 2019, dia diizinkan pergi. "Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan selamat tinggal, karena ini saatnya untuk melanjutkan, saatnya untuk bab lain dan tantangan lain," kata Nwakali saat itu.
Pergi dari Inggris, Nwakali menetap di Spanyol dengan kontrak tiga tahun bersama Huesca dan dipinjamkan ke Alcorcon. Dengan masalah adimistrasi yang tidak dijumpai lagi, Nigeria sekarang akan berharap bahwa salah satu pemain yang paling menjanjikan akan kembali.
Former Nigeria youth international Kelechi Nwakali (22) has joined bottom placed Spanish second division side Alcorcon on loan from La Liga side Huesca, till the end of the season. pic.twitter.com/uH1ykmZBTA
— Football Naija (@Football_Naija) February 1, 2021
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini