Michael Mancienne, John Terry
Libero.id - Pada November 2009, tim nasional Inggris mengalahkan Jerman 2-1 laga sebuah laga persahabatan. Saat itu, Fabio Capello melakukan kejutan dengan memanggil banyak pemain baru. Sebut saja Gabriel Agbonlahor, Jimmy Bullard, Curtis Davies, dan Michael Mancienne.
Ketika itu, Agbonlahor memulai di depan, sementara Bullard dan Davies menjadi pemain pengganti yang tidak digunakan. Tapi, ketiganya adalah pemain reguler di Liga Premier. Jadi, tidak banyak yang kaget.
Pendukung Inggris baru terkejut ketika nama Mancienne masuk dalam daftar yang dirilis Capello, beberapa hari sebelumnya. Itu unik karena pemain yang ketika itu tercatat sebagai anggota tim junior Chelsea dan Inggris U-21 belum pernah bermain di Liga Premier. Pengalamannya hanya di Championship Division.
Mancienne mungkin berpikir panggilan untuk memperkuat timnas senior awalnya tampak merupakan langkah logis di tangga menuju karier yang panjang baik untuk The Three Lions maupun di Stamford Bridge.
Namun, semuanya tidak berjalan seperti yang dia pikirkan. Mampu bermain di lini belakang dan gelandang bertahan, Mancienne menunjukkan penampilan menjanjikan sebagai produk Akademi The Blues. Dia bergabung di sana sejak berusia sembilan tahun dan melakukan debut untuk tim cadangan saat masih SMA.
Anak muda itu berada di bangku cadangan untuk Community Shield 2006 melawan Liverpool. Tapi, dia segera dipinjamkan ke Queens Park Rangers (QPR). Di sana, dia memenangkan penghargaan Pemain Muda Terbaik Tahun Ini di musim pertamanya sebelum bermain singkat di Wolverhampton Wanderers pada awal 2008/2009.
Saat itulah Capello datang memanggil. Tapi, ternyata itu terbukti menjadi panggilan pertama dan satu-satunya Mancienne ke skuad The Three Lions. Bahkan, kariernya tidak pernah mencapai ketinggian seperti yang dijanjikan sebelumnya.
Mancienne membuat 30 penampilan untuk Inggris U-21. Itu menjadikan dirinya pemain ketujuh dengan caps terbanyak dalam sejarah tim. Pada paruh kedua musim 2008/2009, Mancienne berhasil menembus tim utama Chelsea, membuat debut senior, dan memenangkan penghargaan Pemain Muda Terbaik klubnya. Lalu, dia menandatangani kontrak baru berdurasi empat tahun.
Namun, ternyata dia tidak akan pernah bermain lagi untuk The Blues. Dia malah kembali dipinjamkan ke Wolves, yang telah dipromosikan ke Liga Premier, selama dua tahun. Di sana, pemain yang sempat disebut The Next John Terry itu beroperasi sebagai gelandang bertahan.
Setelah bermain cukup lumayan bersama Wolves, Mancienne mengambil keputusan untuk meninggalkan Chelsea secara permanen dan memulai karier keliling dunia. Dia pindah ke Hamburg SV pada 2011. Di sana, kariernya naik-turun. Bahkan, posisinya sempat diturunkan ke Hamburg II.
Tiga tahun di Jerman, Mancienne kembali ke Inggris bersama Nottingham Forest di Championship. Lalu, dia mencoba peruntungannya di Amerika Serikat (AS) dengan membela klub MLS, New England Revolution.
"Itu hanya kesempatan menarik. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa saya tolak. Saya jelas punya pilihan lain di Inggris. Tapi, sejujurnya ini luar biasa. Saya pikir itu indah," ujar Mancienne tentang keputusannya pindah ke Amerika Utara, dilansir goal.com.
Bergabung dengan Brad Friedel, mantan kiper Liga Premier dan kemudian pelatih kepala Revolution, adalah daya tarik utama bagi Mancienne. "Brad adalah nama besar. Dia memiliki karier yang hebat. Dia punya banyak pengalaman. Jadi, saya sangat menantikan untuk bekerja di bawahnya, untuk belajar darinya, dan semoga bekerja dengan sangat baik untuknya," ungkap Mancienne.
Sayang, banyak hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Revolution memiliki hasil mengecewakan dengan Mancienne berada di dalamnya. Dia bermain 31 pertandingan selama tiga tahun dan mencetak satu gol saat melawan Seattle Sounders pada Agustus 2019.
Sekarang, Mancienne berusia 33 tahun. Dan, dia baru saja menyelamatkan Burton Albion dari degradasi ke League Two. Kontraknya yang berakhir pada 30 Juni 2021 diperpanjang setahun lagi. Uniknya, di Pirelli Stadium, dia dilatih idolanya saat remaja, eks penyerang Chelsea, Jimmy Floyd Hasselbaink.
"Jelas menyenangkan berada di sini dan saya sangat bersyukur bahwa pelatih telah memberi saya kesempatan untuk bergabung dan membantu tim ini,” kata Mancienne kepada media klub berjuluk The Brewers itu.
Konon, Hasselbaink sendirilah yang meminta Mancienne datang ke Burton setelah dirinya melihat sebuah foto masa lalu Chelsea tentang pemain yang pernah disebut sebagai titisan John Terry. "Kami telah mencari bek tengah sepanjang jendela transfer. Dia memiliki banyak pengalaman dan telah bermain di liga yang lebih tinggi," ungkap pria asal Belanda itu.
The return of Michael Mancienne to the @burtonalbionfc starting line up tonight sees him make his 300th League start across 3 countries & 2 continents. #bafc #cfc #qpr #wwfc #nffc #nerevs @FcHamburg pic.twitter.com/KUzhyCrhGz
— Tony Bentley (@BrewersTony) August 17, 2021
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini