Jersey Feminim Madura United Kontra Persikabo Jadi Perhatian

"Kedua tim sama-sama tampil menyerang"

Berita | 04 September 2021, 00:51
Jersey Feminim Madura United Kontra Persikabo Jadi Perhatian

Libero.id - Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Laskar Sape Kerrab mendominasi penguasaaan bola sepanjang babak pertama. Tim yang dibesut oleh Rahmad Darmawan itu menciptakan empat tembakan tepat sasaran.

Madura United mencetak gol pada menit ke-41 melalui Hugo Gomes Dos Santos Silva atau yang akrab disapa Jaja. Gol tersebut bermula dari umpan Novan Setya Sassongko dari sayap kiri dan berhasil menciptakan kemelut di depan gawang Syahrul Trisna.

Tira Persikabo sendiri memiliki peluang emas mencetak gol pada menit ke-12. Saat itu, Muhammad Dimas Drajat sudah berada di depan gawang dan melakukan tembakan, namun sayang bola tendangannya hanya membentur tiang gawang.

Di babak kedua, Tira Persikabo melakukan sejumlah pergantian pemain dan terus melakukan penyerang ke gawang Muhammad Ridho. Walhasil, anak asuh Igor Kriushenko berhasil mencetak gol balasan pada menit ke-67 melalui Ahmad Noviandini.

Adapun Tira Persikabo mempunyai kesempatan terakhir untuk mencetak gol pada tambahan waktu melalui pemain asal asal Jayapura, Ronaldo Rubener Wanma yang masuk menggantikan Dimas Drajat pada menit ke-90. Namun, pergerakannya di kotak penalti berhasil diantisipasi pemain belakang Madura United.

Skor imbang 1-1 pun mengakhiri laga tersebut, dan berkat hasil tersebut, Madura United kini berada di peringkat keempat sementara Laskar Padjajaran berada di peringkat kelima BRI Liga 1.

Baju pink Madura United

Dalam balutan seragam pink, anak-anak Laskar Sape Kerrab dengan semangat memainkan pertandingan yang digelar di Stadion Indomilk Arena tersebut. 

Seragam pink yang mereka kenakan pada laga tersebut sebelumnya mendapatkan banyak komplain, kendati rupanya ada makna filosofi dari pemilihan warna tim manajemen klub yang dipimpin oleh Achsanul Qosasi tersebut.

Melalui COO Madura United, Annisa Zhafarina, menjelaskan soal pemilihan warna feminim tersebut.

“Banyak yg komplain rata-rata tentang perubahan yg minim dari tahun ke tahun untuk jersey kandang. Namun ini memang creative decision dari kita untuk mempertahankan identitas klub. Kalau sekarang orang melihat jersey merah putih....‘oh, itu Madura United’," ujar Zhafarina.

“Untuk jersey tandang, kami ingin memberikan pilihan untuk fans supaya punya baju yang bisa dipakai ke mana saja tanpa harus melepas identitas fans Madura United. Warna hitam memang dimaksudkan untuk menyesuaikan popular lifestyle yang genderless,”

"Merah muda sudah tidak lagi harus menjadi stereotip salah satu gender saja. Klub ingin lebih berani berwarna dan membuktikan bahwa pink itu jg macho dan garang. Jersey benar-benar baru dan berbeda dari sebelumnya yg menjadi semangat menyambut perubahan," pungkas wanita lulusan Universitas Indonesia tersebut.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network