Bagaimana Hasilnya? Eksperimen Southgate kepada Alexander-Arnold

"Ini meniru Philipp Lahm dan Joshua Kimmich di Jerman. Sukses atau gagal? Ini jawabannya."

Analisis | 07 September 2021, 02:25
Bagaimana Hasilnya? Eksperimen Southgate kepada Alexander-Arnold

Libero.id - Bagi pelatih sepakbola, ada kalanya dia akan mencoba untuk melakukan eksperimen dengan mencoba beberapa strategi. Begitu pula dengan pemain yang posisinya diubah sesuai kebutuhan dan taktik yang akan diusung. 

Contoh terbaru terjadi Gareth Southgate memimpin Inggris menghadapi Andorra pada Kualifikasi Piala Dunia 2020, Senin (6/9/2021). Dia menggeser posisi Trent Alexander-Arnold. Pemain Liverpool itu aslinya adalah bek kanan. Tapi, dimainkan sedikit maju di lini tengah.

Namun, taktik Southgate cuma bertahan hingga jeda babak pertama. Sebab manfaat yang diharapkan dari memindahkan Alexander-Arnold ke lini tengah tidak dominan efek positifnya.

Southgate telah berbicara sebelumnya tentang harapannya bahwa Alexander-Arnold akan "sedikit lebih nyaman di area-area itu sekarang, daripada tahun lalu". Tapi, itu memang benar-benar tidak berjalan sesuai rencana sehingga dirinya dikembalikan ke posisi semula. 

"Kami tahu dia memiliki kualitas luar biasa dengan bola dan tentu saja menemukan dirinya di posisi itu bersama Liverpool. Tapi, di babak pertama tidak ada banyak ruang dan menemukan diri anda di posisi itu berbeda dengan datang ke bola," ujar Southgate, dilansir Sky Sports.

Fakta menunjukkan, kreativitas Alexander-Arnold sangat jauh jika dibanding Kevin de Bruyne yang memberikan lebih banyak assist di Liga Premier League dalam empat musim terakhir. Hanya De Bruyne yang memiliki lebih banyak assist di liga daripada Alexander-Arnold sejak musim 2018/2019. 

Jadi, salah satu usaha Southgate untuk membuat Alexander-Arnold memiliki lebih banyak assist adalah dengan menggesernya sedikit lebih ke depan. Apalagi banyak pemain di posisi seperti Alexander-Arnold yang sukses saat bertransformasi menjadi gelandang.

"Dia harus bermain, seperti yang dia lakukan saat masih kecil, di lini tengah. (Philipp) Lahm beralih. (Joshua) Kimmich juga. Pemain terbaik harus berada di posisi di mana mereka bisa lebih sering menggunakan kecemerlangan mereka," kata legenda sepakbola Inggris, Gary Lineker, bulan lalu.

Peran full back memang cukup sulit karena harus menyerang dan bertahan sama baiknya. Faktanya, sentuhan Alexander-Arnold per 90 menit untuk Liverpool di Liga Premier 2020/2021 adalah 100.

Jumlah tersebut jauh lebih banyak dari Naby Keita dan Georginio Wijnaldum, yang jarang menguasai bola. Bahkan, melebihi pemain lini tengah yang terkenal Thiago Alcantara. Ketiganya sama-sama berstatus punggawa Liverpool pada musim lalu dan sebagian masih sampai sekarang.

Melawan Andorra, dalam pertandingan yang sepenuhnya didominasi Inggris, Alexander-Arnold telah merasakan mengapa hal itu terjadi. Bermain di lini tengah membutuhkan gerakan yang berbeda untuk menemukan ruang dan dengan pemain di sekelilingnya. Butuh perjuangkan lebih untuk mengatur bola, baik merebut atau mengumpan. 

Faktanya, dalam 10 menit di awal babak pertama, dia hanya memiliki dua sentuhan bola dan salah satunya adalah lemparan ke dalam. Secara total, dia melakukan 33 sentuhan dalam 45 menit pembukaan itu. Tapi, Reece James, di bek kanan, memiliki 52 di antaranya.

Jika idenya adalah untuk memastikan Alexander-Arnold lebih banyak menguasai bola, inilah bukti yang jelas bahwa itu tidak berhasil. Tapi, bukan hanya kuantitas sentuhan yang dipikirkan Southgate saat memindahkannya ke lini tengah.

Memainkannya seperti yang digambarkan manajer Inggris sebagai "peran yang lebih maju" mungkin berarti Alexander-Arnold lebih sering mengambil bola di area yang lebih berbahaya. Tapi, di sini juga, itu tidak benar-benar terbukti. Sentuhannya datang di zona yang sangat mirip.

Aksi Trent Alexander-Arnold berdasarkan zona dan passing sonar untuk Liverpool sejak Liga Premier 2018/2019. Southgate telah mengakui sebelumnya bahwa "dia harus memainkan peran dengan caranya sendiri" dengan mengambil posisi yang sudah dikenalnya. "Kami cukup senang dia melayang melebar dan memainkan umpan pembunuh yang dia lakukan," ucapnya.

Sadar situasinya tidak ideal dan dalam upaya untuk "mendapatkan lebih banyak dari Trent" serta yang lain, Southgate mengubah sistem di babak pertama dengan James pindah ke lini tengah. "Saya pikir Reece memainkan peran penting itu dengan sangat baik, membentur mistar," kata Southgate.

Hampir seketika, Alexander-Arnold juga tampil lebih efektif dan mendapat hadiah assist di akhir pertandingan setelah mengalahkan penjaganya dan meletakkan bola ke arah Jesse Lingard, tapi hattrick miliknya digagalkan oleh blok cerdas.

Southgate membela keputusannya setelah itu tetapi mengakui yang sudah jelas. "Tidak dapat dihindari dia terlihat lebih nyaman di bek kanan mengingat seberapa banyak dia bermain sebagai bek kanan, tapi kami ingin melihat sesuatu dan kami merasa ini adalah permainan yang bagus untuk dilihat," kata Southgate.

"Di babak kedua, dia berada di posisi di mana dia merasa lebih nyaman, datang ke berbagai hal dan terlihat lebih bahagia di posisi itu. Permainannya dengan bola menunjukkan kebahagiaan itu," tambah Southgate.

Lalu, apakah itu akhir eksperimen  Southgate? Bisa saja tidak. Seperti yang disinggung oleh Southgate, interaksi dengan Harvey Elliott di Liverpool belum mengarah pada evolusi halus peran Alexander-Arnold di Anfield. Seiring pembiasaan, dia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan.

Tapi, kecolongan bola ke lini tengah ini bisa membantah pandangan bahwa manfaat dari pergantian pemain sudah jelas lebih sedikit. Seperti yang ditunjukkan Jamie Carragher dari Sky Sports ketika menjawab Lineker tentang masalah peran baru yang prospektif itu, ada lebih banyak nuansa dari itu.

"Bek sayap mendapatkan lebih banyak bola daripada siapa pun dan sedikit lebih banyak waktu untuk mengambil umpan mereka. Cara Klopp mengatur dia sebenarnya adalah seorang gelandang yang menguasai bola. Jumlah assist yang dia dapatkan berarti akan gila untuk melakukannya. mengubah posisinya," ujar Carragher.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network