Josh McEachran
Libero.id - Hidup seperti roda yang berputar, tak terkecuali bagi pesepakbola. Dulu, Josh McEachran dianggap sebagai talenta Chelsea yang paling menjanjikan. Bahkan, tawaran Real Madrid saat remaja ditolak karena mengaku cinta The Blues. Kini, di usia 28 tahun, dia main di League One bersama Milton Keynes Dons setelah dicampakkan Chelsea.
Kisah ini dimulai ketika Gustavo Poyet kembali ke Chelsea setelah lebih dari satu dekade pergi. Dia pulang untuk bermain di Stamford Bridge. Tapi, semua orang yang hadir di stadion terkejut dengan penampilan seorang remaja berusia 17 tahun, produk akademi The Blues, yang baru masuk ke skuad utama.
"Seluruh stadion membicarakan Josh McEachran setelah pertandingan. Orang-orang mengatakan dia adalah Fernando Redondo atau Pep Guardiola berikutnya. Sayangnya itu tidak berhasil meski memiliki karier yang hebat di Championship Division," kata Poyet beberapa tahun kemudian, dilansir goal.com.
Hype di sekitar McEachran selama hari-hari awal kariernya tidak dapat dilebih-lebihkan. Dia adalah seorang gelandang kreatif dengan kemampuan passing dan visi yang luar biasa. Dia dipuji oleh hampir semua pelatih, mulai dari Brendan Rodgers hingga Ray Wilkins, Stuart Pearce hingga Peter Bosz.
Saat itu, banyak yang berharap McEachran berada di jalur yang baik untuk mengamankan status legenda di Stamford Bridge pada tahap karier. Bahkan, mungkin menjadi kapten klub dan negaranya. Tapi, dia justru menjadi pemain bebas setelah dua tahun dilanda cedera dengan tim lapis kedua Birmingham City.
McEachran bergabung dengan Chelsea pada usia tujuh tahun dan dengan cepat bangkit melalui tim junior. Dia membantu klub memenangkan Piala FA Junior 2009/2010. Itu merupakan kemenangan turnamen pertama mereka dalam 50 tahun.
Selain itu, McEachran juga mewakili Inggris di setiap level dari U-16 hingga U-21. Sebagai anak muda, McEachran mengidolakan gelandang kreatif hebat asal Prancis, Inggris, hingga Spanyol. "Zinedine Zidane adalah segalanya, golnya, sentuhannya. Dia adalah gelandang serba bisa. Sekarang dia sudah pensiun, saya mengagumi Frank Lampard dan Andres Iniesta," kata McEachran saat itu.
Pelatih The Blues saat itu, Carlo Ancelotti, dengan jelas melihat sesuatu yang hebat dalam diri McEachran. Pemain muda itu melakukan debut senior pada September 2010 dengan penampilan pengganti di Liga Champions melawan MSK Zilina. Itu menjadikan dirinya pemain pertama yang lahir setelah kompetisi diciptakan, pada tahun 1992, dan bermain di dalamnya.
McEachran membuat 17 penampilan tim utama selama musim 2010/2011 dan menandatangani perpanjangan kontrak lima tahun di akhir musim panas. Tapi, kemudian dia hanya tampil pada lima kesempatan untuk The Blues.
Ketika Ancelotti percaya pada McEachran, Andre Villas-Boas justru sebaliknya. Bintang muda kelahiran Oxford itu dibekukan dari tim utama dan dipinjamkan tak henti-hentinya. Ketika AVB tidak bertahan lama di Stamford Bridge, sangat sulit bagi seorang pemain muda untuk membuat kesan saat tidak terlihat di level atas, terutama di klub seperti Chelsea.
Selama tahun-tahun pembentukan McEachran, itu berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Ancelotti, Villas-Boas, Roberto di Matteo, Rafa Benitez, Jose Mourinho. Hampir setiap kali McEachran kembali dari masa pinjaman, dia akan menemukan pelatih baru yang menunggunya di Stamford Bridge.
Masing-masing memiliki rencana dan ide mereka sendiri, terutama didasarkan pada pencapaian kesuksesan sesegera mungkin. Memberi kesempatan kepada talenta muda jarang ditampilkan dalam daftar tugas pelatih-pelatih itu.
Pinjamannya juga beragam. Pemain muda ini dipinjamkan ke Middlesbrough pada 2012/2013. Penampilan semifinal Piala FA untuk Wigan Athletic pada 2014 adalah yang tertinggi. Tapi, periode duduk bangku cadangan ada di Swansea City. Lalu, cedera yang dialaminya di Watford menghambat perkembangan McEachran.
"I had the chance to go Real Madrid and Man Utd."
Josh McEachran opens up on his time at Chelsea - https://t.co/NYuPJwyhuo pic.twitter.com/ONgZE4WDeb
— Squawka News (@SquawkaNews) January 26, 2017
Akhirnya, McEachran keluar dari labirin pinjaman dan menandatangani kontrak dengan Brentford. Di sana, dia memainkan 101 pertandingan tim utama selama empat tahun dan menjadi starter reguler saat fit.
Tapi, cedera selalu menjadi masalah. Bahkan, setelah dia meninggalkan Brentford, untuk bergabung dengan sesama tim Championship, Birmingham City, dengan status bebas transfer. Dia absen selama satu tahun karena cedera ligamen lutut parah yang dideritanya saat dia mulai bermain secara reguler.
McEachran akhirnya berpisah dengan klub dengan persetujuan bersama pada Januari 2021, setelah dikeluarkan dari skuad tim utama. Setelah menganggur beberapa bulan, sekarang dia bermain untuk Dons di kasta ketiga kompetisi Inggris.
Apa yang paling tragis tentang situasi McEachran adalah fakta bahwa dia bisa meniru Zidane jika tidak menolak pindah ke Madrid saat masih remaja. "Saya berusia 16 tahun, di Chelsea, dan agen saya saat itu berkata, 'Real Madrid menginginkan anda'. Sulit dipercaya, bukan?" kata McEachran kepada Daily Telegraph pada 2017.
"Saya memiliki kesempatan untuk pergi ke Madrid atau Manchester United. Madrid memiliki kontrak yang menunggu saya dan mereka ingin semua keluarga saya terbang. Tapi, saya berkata, 'Tidak, saya ingin bertahan di Chelsea'. Saya adalah penggemar Chelsea," tambah McEachran.
"Saya hanya percaya pada diri sendiri bahwa saya akan berhasil. Di bawah Carlo, ketika saya melakukan debut saya berkata pada diri sendiri: 'Ah, itu adalah pilihan yang baik bagi saya untuk mengatakan tidak kepada Madrid'. Tapi, melihat ke belakang sekarang perlu menyesalinya," beber McEachran.
Menolak Madrid di usia 16 tahun dan bermain di klub League One di usia 28 tahun adalah bentuk nyata dari perputaran roda kehidupan. Sepakbola mengajarkan bahwa segala hal bisa terjadi dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, atau tahun.
Midfielder Josh McEachran views tonight's tie as an opportunity for players to impress Head Coach Liam Manning ?
— Milton Keynes Dons (@MKDonsFC) August 31, 2021
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini