Javier Tebas
Libero.id - Apa yang bisa menimbulkan keributan? Di antaranya adalah gengsi dan perasaan saling merasa lebih baik dari yang lain. Kalau sudah begini, saling cemooh hingga saling tuding biasanya tak terhindarkan.
Itu yang terjadi pada dua kompetisi top Eropa, La Liga (Spanyol) dan Ligue 1 (Prancis). Adu mulut antara Paris Saint-Germain dan Presiden La Liga, Javier Tebas, berlangsung hangat dan seru.
Tebas mengatakan raksasa Prancis itu sebagai ‘musuh’ dan sama berbahayanya dengan gagasan Europa Super League yang sempat menimbulkan kontroversi beberapa bulan lalu.
Tebas memang sejak lama sering melontarkan kalimat-kalimat pedas pada klub-klub kaya raya di luar La Liga. Daftarnya panjang mulai dari Chelsea hingga Manchester City.
Di hadapan media, Tebas mengatakan bahwa La Liga akan memperbaiki masalah yang ditimbulkan PSG. Dia menyebut PSG sudah dikuasai oleh orang atau pengusaha dari luar negara mereka sendiri.
Presiden La Liga itu kemudian mempertanyakan keberlanjutan pengeluaran PSG di bursa transfer – menyangkut finansial fair play – dan menyebut Ligue 1 sebagai tempat penampungan para pemain tua (liga legenda). Fakta itu diperkuat setelah PSG merekrut pemain seperti Lionel Messi dan Sergio Ramos, yang masing-masing berusia 34 dan 35 tahun.
Dalam tanggapan yang tak mau kalah, PSG melontarkan kritik bahwa pemerintah Spanyol secara finansial membantu klub-klub La Liga – dan mengatakan Tebas harusnya membenahi ‘rumahnya sendiri’ ketimbang repot-repot mengurus dapur pribadi PSG.
“Dari waktu ke waktu, Anda membiarkan diri Anda menyerang secara terbuka Liga Prancis, klub kami, pemain kami, dan penggemar sepakbola Prancis; sambil terus-menerus memposting pernyataan yang menghina dan memfitnah yang menyindir bahwa kami tidak mematuhi peraturan keuangan sepakbola, di antara pernyataan tidak berdasar lainnya,” kata Sekretaris Jenderal PSG, Victoriano Melero, dalam sebuah surat kepada Tebas dan yang telah dipublikasi The Guardian.
“Beberapa waktu lalu Anda memutuskan untuk menerapkan strategi yang mendukung ekspansi ekonomi La Liga tanpa memiliki peraturan keuangan domestik. Sekarang, Anda menyalahkan konsekuensi dari ini semua kepada orang lain. Sementara sepakbola Prancis telah memiliki sistem yang berlaku selama lebih dari 20 tahun," tuturnya.
“Sekarang diketahui publik bahwa klub Spanyol tertentu dan Liga Anda menghadapi tingkat utang yang tidak berkelanjutan setelah salah urus, belum lagi cara sepakbola Spanyol dibiayai selama dekade terakhir – termasuk oleh negara,” timpalnya.
Tebas mengatakan pada hari Selasa bahwa PSG menghabiskan lebih dari 600 juta euro untuk gaji per tahun, sementara televisi di Prancis tidak akan membayar lebih dari 70 juta euro. “Mereka menyatakan kerugian komersial 30% di atas rata-rata negara lain di Eropa ... itu tidak berkelanjutan.”
Tapi, Melero menyarankan Tebas akan lebih baik mencoba untuk menjaga Real Madrid dan Barcelona sejalan setelah mereka mencoba untuk mengatur Liga Super Eropa. “Saya cukup terkejut Anda tidak lebih memusatkan perhatian Anda pada dua klub di Liga Anda yang tetap fokus memecah Liga Anda, dan sepakbola Eropa secara keseluruhan,” katanya.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini