Ronaldinho, Neymar
Libero.id - Sembilan klub Liga Premier saat ini memiliki meja teqball di pusat latihan klub, dan jumlah itu terus bertambah. Mulai dari Arsenal, Chelsea, Manchester United, Everton, Wolverhampton, Watford, Bournemouth, Southampton, hingga Burnley. Semuanya telah mengadopsi teqball sebagai bagian dari porsi latihan.
Teqball adalah olahraga baru yang menggunakan meja lengkung yang dirancang khusus untuk bisa memainkan bola di atasnya. Mirip seperti ping-pong. Tapi, dalam versi raksasa dan ada sentuhan sepak takraw dengan bola sepakbola.
Lantas, mengapa klub kini seolah mewajibkan mengadopsi teqball jadi menu wajib latihan? Dan, apa sebenarnya manfaat olahraga alternatif ini bagi pesepakbola? Bagaimana pula keterampilan itu dapat diterapkan pada skenario pertandingan?
"Kami percaya teqball adalah bentuk sepakbola terbersih. Kami telah merancang permainan ini sehingga tidak ada kontak, dampak rendah, dan karena itu ada risiko cedera yang rendah," ujar salah satu pendiri teqball, Viktor Husza, dilansir fcbusiness.co.uk.
"Mengingat tekanan yang dialami para pemain melalui latihan dan pertandingan, kami tahu bahwa untuk membuat teqball menjadi alat bantu pelatihan yang layak, itu harus berdampak rendah, tapi juga menyenangkan," tambah Husza.
Untuk mempopulerkan teqball, ada banyak mantan pemain sepakbola yang jadi duta besarnya. Ronaldinho, Christian Karembeu, Luis Figo, dan Simao Sabrosa jadi empat contohnya. "Ketika anda kembali dari cedera, teqball dapat membantu anda mengembangkan teknik dan mendapatkan kembali kepercayaan diri," kata Simao.
"Sifat olahraga ini berarti menciptakan lingkungan yang aman bagi para pemain untuk direhabilitasi. Itulah salah satu alasan mengapa olahraga ini menjadi begitu populer di klub-klub profesional," tambah mantan winger Portugal itu.
That Idrissa Gueye went from training with Joleon Lescott and Leandro Bacuna to playing Teqball with Messi is remarkablepic.twitter.com/fPmyrmj6pr
— Opac (@OP4C) August 13, 2021
Pemain membutuhkan variasi dalam latihan mereka untuk tetap termotivasi dan terus berkembang. Sementara teqball berbasis sepakbola. Itu menantang pemain dengan cara yang berbeda dan memaksa mereka untuk fokus pada penanganan dan kontrol bola.
Sebelum teqball ditemukan, para pemain berimprovisasi dengan tenis meja dan peralatan lainnya. Sebenarnya, itulah yang mengilhami penemuan teqball. "Di ruang ganti kami biasa melakukan pemanasan dan latihan dengan menciptakan lapangan bermain dengan jaring dan tas sebelum pertandingan," ujar Figo.
"Tapi, sekarang ada teqball. Anda bisa berlatih tidak hanya di ruang ganti, melainkan juga di taman, sekolah, dan bahkan di rumah dengan peralatan berkualitas tinggi," tambah mantan pemain Real Madrid itu.
Kurva meja teqball mendorong bola untuk selalu memantul ke arah luar, ke arah para pemain. Itu menguji pengambilan keputusan dan kemampuan mereka untuk mempertahankan fokus dengan setidaknya satu sentuhan setiap dua hingga tiga detik.
Pemain teqball menjadi ahli dalam penanganan bola udara ke udara. Mereka belajar untuk memukul bola, untuk akurasi, dan untuk lintasan yang sempurna, serta bagaimana mempertahankan penguasaan bola di bawah tekanan.
Teqball biasanya dimainkan dengan tim yang berisi dua orang. Itu berarti pemain juga harus sinkron dengan pasangannya. Mereka harus berbagi total tiga sentuhan sebelum bola harus dioper ke lawan. Permainan kemudian menjadi lebih taktis dan keterampilan seperti kerja tim dan komunikasi menjadi penting.
"Anak-anak menyukai Teqball karena itu menyenangkan. Tapi, hal terpenting yang mereka dapatkan adalah komunikasi. Pemain perlu berkomunikasi dan berpikir sebagai tim saat bermain dua lawan dua dan itu penting bagi pemain muda untuk mempersiapkan masa depan," beber Simao.
Selain meja, teqball juga telah merilis Teqbox. Itu adalah aplikasi yang dirancang untuk meningkatkan pembelajaran dan pengembangan keterampilan. Terdiri dari empat kamera sensor gerak yang mengelilingi meja teqball, aplikasi ini mampu merekam skor permainan, menghitung jumlah sentuhan, dan memberi tahu bagian tubuh mana yang paling sering dan paling jarang digunakan pemain.
Setiap pemain kemudian menerima statistik pribadi, memungkinkan mereka untuk memantau kinerja mereka, dan membandingkan dengan teman-teman mereka, rekan satu tim, dan bahkan legenda permainan seperti Ronaldinho.
"Tanpa disadari, anak-anak sedang mengembangkan keterampilan mereka, terutama keterampilan dasar. Ini bukan hanya alat. Ini menyenangkan. Ini adalah permainan, dan ini membantu anda mengembangkan keterampilan," kata pelatih asal Belanda, Henk Ten Cate.
Sebagai bukti lebih lanjut, klub sepakbola Belanda, AZ Alkmaar, baru-baru ini memasang meja teqball di akademinya sebagai bagian dari "Performance Playground" bagi para atlet muda. Pemain didorong untuk bermain teqball dan footsquash dengan rekan satu timnya selama waktu istirahat untuk belajar mengukur ruang, jarak, dan arah, di bawah tekanan.
"Setiap bulan, anak-anak menyelenggarakan turnamen di foot squash, teqball, voli kaki, dan sepakbola jalanan. Mereka memegang kendali dan mengatur segalanya. Yang hebat adalah mereka ingin menang. Jadi setelah latihan mereka berlatih ekstra. Ini adalah pembelajaran implisit," kata Marijn Beuker, Kepala Departemen Kinerja dan Pengembangan AZ.
Siapa pun yang terlibat dalam sepakbola akan setuju. Pesepakbola terbaik adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar, tidak peduli berapa banyak gelar atas nama mereka. Mereka adalah pemain yang tidak takut untuk bereksperimen dan menikmati kesempatan.
(atmaja wijaya/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini