Kenalkan Jordan Siebatcheu, Pemuda AS yang Bikin Man United Menderita

"Punya latar belakang yang unik dan bisa membela tiga timnas. Ini profilnya."

Biografi | 15 September 2021, 21:22
Kenalkan Jordan Siebatcheu, Pemuda AS yang Bikin Man United Menderita

Libero.id - Jordan Siebatcheu jadi perbincangan setelah memanfaatkan kesalahan Jesse Lingard untuk menghukum Manchester United pada pertandingan pertama Liga Champions. Siapa dia?

Lahir di Washington DC, memiliki orang tua asal Kamerun, dibesarkan di Prancis, dan mencetak gol secara reguler di kompetisi Swiss membuat Siebatcheu memiliki hak untuk membela beberapa tim nasional. Selain Amerika Serikat (AS), Prancis dan Kamerun juga menawarinya paspor.

Empat tahun sebelum berkomitmen dengan AS di level senior, Siebatcheu bermain untuk timnas junior Prancis. Bahasa pertamanya adalah Bahasa Prancis. Pemilik nama lengkap Theoson-Jordan Siebatcheu juga sempat dibujuk Kamerun, meski pada akhirnya memilih Negeri Paman Sam.

Siebatcheu memulai debut dengan AS pada Maret 2021. Dia tampil dalam pertandingan persahabatan melawan Jamaika dan Irlandia Utara. Dia mencetak gol internasional senior pertamanya pada 31 Juni 2021 saat AS memetik kemenangan 1-0 atas Honduras.

Siebatcheu memberikan kehadiran fisik yang luar biasa karena posturnya 190 cm. "Dia juga membuat pergerakan yang tepat didalam kotak, yang benar-benar bagus. Itu adalah sesuatu yang penting bagi penyerang ketika umpan silang masuk," kata Pelatih AS, Gregg Berhalter, tentang Siebatcheu, dilansir The Washington Post.

Masuknya Siebatcheu ke sepakbola internasional dimulai dengan Prancis U-21 pada 2017. Setahun kemudian, dia menolak undangan ke tim senior AS karena baru saja pindah klub di Prancis.

Kemudian, saat Berhakter menjadi pelatih AS pada akhir 2018, dia melakukan perjalanan ke Eropa dalam misi mencari bakat AS yang ada di sana. Diantara pemain yang dia lihat tampil secara langsung adalah Siebatcheu.

"Saya segera menghubungi perwakilannya, dan kemudian saya menghubunginya hanya untuk menyapa dan memberitahunya bahwa kami mengawasinya dan kami menjaganya di radar kami," kata Berhalter.

Awal tahun ini, ditengah musim yang menonjol dari Siebatcheu di Swiss, Berhalter mengundangnya ke kamp pelatih AS di Eropa untuk dua pertandingan persahabatan, dan dia menerima.


Tidak bisa Bahasa Inggris, hanya Prancis

Siebatcheu sering menolak permintaan wawancara dari media AS. Alasannya, tidak nyaman berbicara Bahasa Inggris dengan panjang lebar. Dia hanya bersedia menerima permintaan wawancara jika jurnalisnya menggunakan Bahasa Prancis.

"Komunikasi di lapangan tidak menjadi masalah, karena sepakbola adalah sepakbola, dan dia mengerti. Percakapan diluar lapangan lebih sulit. Tapi, dia telah meningkat sejak kamp AS pada Maret 2021. Kami tetap sederhana dengan poin pelatihan kami," kata Berhalter.

Satu-satunya penutur Bahasa Prancis yang fasih di timnas adalah Tim Weah. Putra George Weah ini telah bermain di Prancis selama tujuh tahun.  "Dia tampak seperti memiliki kulit terluar yang keras, tapi begitu anda memecahkannya, anda bisa mengenalnya," kata rekan di timnas, Mark McKenzie. 

"Saat makan bersama dan di bus tim, kami tertawa dan bercanda. Hal-hal kecil seperti itu membantu membuka dirinya karena dia masuk ke kelompok kami dengan orang-orang yang sudah saling kenal. Cara terbaik untuk mengintegrasikannya adalah dengan belajar lebih banyak tentang dia," tambah bek tengah itu.

Siebatcheu telah terikat khususnya dengan McKenzie, Weah, dan Daryl Dike. Ketika Siebatcheu mencetak gol melawan Honduras, dia berlari ke arah Dike di pinggir lapangan karena itu adalah hari ulang tahun Dike yang ke-21.

Dengan kesenjangan bahasa, kehidupan awal Siebatcheu tetap menjadi misteri. Orang tuanya adalah Kamerun dan, karena lahir di AS, kewarganegaraan adalah hak yang bisa dipilih. Keluarga tersebut pindah ke Prancis ketika Siebatcheu berusia 2 tahun.

Sejak junior hingga profesional, dia berafiliasi dengan Stade de Reims. Musim debutnya datang pada 2017/2018, ketika mencetak 17 gol. Dia dikontrak untuk bermain di Ligue 2 dan membantu tim mendapatkan promosi ke Ligue 1.

Performa itu menghasilkan transfer USD11 juta (Rp156 miliar) ke klub Prancis lainnya, Rennes. Siebatcheu berjuang untuk mengulangi kesuksesannya sehingga harus dipinjamkan ke Young Boys. Dia membantu klubnya juara di Swiss dan sekarang baru saja mengalahkan MU di Liga Champions.

Sejak awal musim ini, Young Boys menggunakan opsi untuk membeli kontraknya dari Rennes dengan biaya yang tidak diungkapkan. "Dia telah berkembang dengan sangat baik di YB dan telah menjadi bagian penting dari tim kami," kata Direktur olahraga Young Boys, Christoph Spycher.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network