Digao
Libero.id - Kira-kira apa saja yang jadi pertimbangan sebuah klub untuk menandatangani seorang pemain? Apakah kehebatannya yang sudah teruji? Atau bakatnya? Atau ada hal lainnya?
Alasan-alasan di atas merupakan alasan logis dan dapat dibenarkan mengapa misalnya Barcelona memboyong Mempis Depay, karena pemain asal Belanda itu punya riwayat bermain yang bagus, atau misalnya Real Madrid membeli Camavinga, yang bakatnya tampak menjanjikan.
Namun, hal menarik yang pernah menjadi alasan sebuah klub membeli pemain adalah karena silsilah keluarga. Contoh terangnya. Pada Juli 2004 Milan menandatangani salah satu pemain terburuk yang pernah bermain di Italia, apalagi untuk ukuran klub dengan reputasi sebesar I Rossoneri. Mereka mendatangkan Digao dari Sao Paulo dengan biaya yang tidak diungkapkan—yang mungkin juga sama buruknya dengan kualitas pemain asal Brasil itu.
Waktu itu Digao masih berusia 19 tahun dan direkrut dengan harapan bahwa dia akan tumbuh menjadi bek kelas dunia, tetapi dia dipinjamkan segera setelah tiba, Digao dipinjamkan ke Sampdoria.
Dan, dia tidak tampil sekali pun selama musim 2004/2005. Anak muda itu kemudian dipinjamkan ke Rimini, di mana kariernya juga bisa dikatakan tak beranjak.
Dia kemudian menghabiskan tujuh tahun berikutnya berkeliaran di Eropa dengan status pinjaman. Dia akhirnya menetap kembali ke beberapa kemiripan sepak bola di Portugal dengan Penafiel yang hampir tidak dikenal pada 2011.
Anda mungkin bertanya pada diri sendiri mengapa Milan menandatangani pemain yang pada akhirnya menjadi sampah dan kemudian tak langsung melepasnya begitu saja. Padahal, Milan tidak berniat memasukkannya ke dalam tim? Jawabannya sederhana: saudaranya tidak lain adalah Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaka.
Transfer Milan barengan dgn saudara sekandungnya
Kaká & Digão
— IG: infomilan.id (@infomilanid) August 31, 2017
Clarence & Chedric Seedorf
Josè & Juan Mauri
Gigio & Antonio Donnarumma pic.twitter.com/n2o22UzRbY
Kita semakin paham konteksnya jika mengingat Kaka menandatangani kontrak dengan Milan dari Sao Paulo pada 2003 dan kemudian dijual ke Real Madrid pada 2009. Dalam rentang waktu itu, Digao secara tak langsung berseragam Milan.
Sungguh Menggelikan.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini