Mauricio Pochettino, Jorginho
Libero.id - Pelatih Paris Saint-Germain, Mauricio Pochettino, menolak jika timnya dianggap sebagai calon kuat peraih trofi juara Liga Champions musim ini. Nakhoda asal Argentina itu justru menilai Chelsea punya skuad yang lebih baik dari Les Parisiens.
PSG memulai kiprah di Liga Champions 2021/2022 dengan bertandang ke markas Club Brugge, Stade Jan Breydel, Kamis (16/9/2021). Ini adalah pertama kalinya Lionel Messi bermain sejak menit pertama sejak meninggalkan Barcelona untuk membela Les Parisiens.
Dengan materi pemain bertabur bintang kelas satu, wajar jika PSG diprediksi akan menjuarai kompetisi. Meski prestasi terbaiknya hanya runner-up, dua musim lalu, banyak yang menilai Les Parisiens akan mengangkat "Si Kuping Besar".
Namun, keberadaan pemain-pemain seperti Achraf Hakim, Georginio Wijnaldum, Sergio Ramos , Gianluigi Donnarumma, Messi, Neymar, Kylian Mbappe, Angel di Maria, Marquinhos, hingga Presnel Kimpembe tidak membuat Pochettino menganggap PSG kandidat utama, Dia justru menyebut sang juara bertahan, Chelsea.
"Ada pendapat bahwa kami dan Chelsea adalah dua tim yang harus dikalahkan di atas kertas, mengingat skuad yang kami miliki. Tapi, Chelsea adalah juara bertahan saat ini. Mereka telah menginvestasikan lebih baik dari PSG musim panas ini. Bagi saya, mereka adalah tim yang harus dikalahkan," kata Pochettino, di situs resmi PSG.
"Kami adalah klub yang telah merekrut banyak pemain. Tapi, sekarang kami masih membangun fondasi untuk menjadi tim besar," tambah mantan pelatih Espanyol, Southampton, hingga Tottenham Hotspur tersebut.
?"Chelsea are the defending champion, therefore I would say they are the team to beat."
Mauricio Pochettino says Chelsea are the favourites for the Champions League and not PSG. pic.twitter.com/LevAp2rHjk
— Football Daily (@footballdaily) September 15, 2021
Sebagai pelatih, Pochettino nyaris menjadi juara Liga Champions 2018/2019. Sayang, ketika itu, Tottenham harus mengakui ketangguhan Liverpool. Pengalaman para pemain dan jam terbang Spurs di ajang elite Benua Biru menjadi alasan utama kegagalan.
Uniknya, PSG juga mengalami nasib serupa. Les Parisiens baru sebatas menjadi runner-up Liga Champions 2019/2020. Tim ibu kota Prancis itu menelan kekalahan dari Bayern Muenchen pada laga final tanpa penonton di Lisbon.
"Ini adalah kompetisi yang benar-benar tak bisa diprediksi. Ini adalah satu-satunya kompetisi yang menarik dinanti hasilnya. Tapi, anda harus cukup beruntung untuk memenangi piala." ucap Pochettino.
"Sejarah menunjukkan, semua tim yang berpartisipasi di Liga Champions sangat kuat. Mereka datang dari seluruh Eropa. Inggris, Spanyol, Italia, bahkan Jerman dan juga Prancis. Klub melakukan investasi luar biasa untuk memenangkan kompetisi ini," beber Pochettino.
"Tidak ada yang lebih baik dibandingkan menjadi bagian dari kompetisi ini. Saat staf kami berpikir mengenai kompetisi ini, kami selalu bilang bahwa kami mempunyai tanggung jawab. Tapi, ada juga tekanan yang harus kami singkirkan," tambah mantan pemain tim nasional Argentina itu.
"Tapi, kami juga mempunyai kesempatan yang bisa untuk menjadi bagian dari sejarah, untuk menjalani pengalaman ini, dan kami akan menikmati itu sebisa mungkin," pungkas Pochettino.
(andri ananto/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini