Fernando Gago
Libero.id - Dari semua rival yang ia hadapi dalam kariernya, Fernando Gago cenderung mengalami kemalangan terburuknya saat berhadapan dengan River Plate yang diasuh Marcelo Gallardo.
Gelandang yang elegan di masanya, yang bisa menjadi salah satu yang terbaik di dunia jika bukan karena masalah cedera kronisnya. Selama berkarier sebagai pesepakbola profesional, Gago sendiri mengalami setidaknya tiga cedera tumit Achilles yang serius saat bermain untuk rival bebuyutan River, Boca Juniors pada tahun 2015, 2016 dan 2018. Apa yang dialaminya diperburuk dengan dua robekan ligamennya. Semuanya terjadi dalam waktu lima tahun, akhirnya memaksa Gago untuk gantung sepatu pada akhir tahun lalu pada usia yang relatif muda yakni 34 tahun.
[HILO] ?? Fernando Gago.
Esta tarde me gustaría hablar sobre las lesiones que arruinaron la gran carrera que prometía Pintita.
¿Cuantas lesiones tuvo? ¿Cuales fueron las mas graves? ¿Que hace actualmente?
Espero que les guste y les agradezco sus FAV ♥️ y RT ? pic.twitter.com/syo6yK5BW3— Manuel AC ⚔ (@akaManuAC) September 10, 2021BACA ANALISIS LAINNYA
Mengenal Murderball, Metode Latihan Keras Ala Marcelo Bielsa
Dan pada 26 Agustus lalu, dia kembali menghadapi River Plate, namun kali ini bukan sebagai pemain tetapi sebagai pelatih, dimana laga tersebut merupakan salah satu yang paling penting dalam karier kepelatihannya yang masih muda.
Gago yang menjadi pelatih Club Atletico Aldosivi kembali ke Estadio Monumental kandang River Plate untuk kedua kalinya sejak mengambil alih komando tim Mar del Plata pada awal 2021. Tapi perjalanan terakhirnya yang berakhir 4-1 untuk tuan rumah, tidak lebih dari karet mati bagi Gago dan pasukannya yang membawanya ke dasar klasemen liga setelah musim debut yang sulit di bangku cadangan akibat cedera.
Mantan bintang Real Madrid dan Argentina ini kembali ke Nunez dan membawa klub terbang tinggi di klasemen liga. Kemenangan berarti Aldosivi menyelesaikan putaran pertama liga setelah delapan pertandingan. Ini adalah perubahan yang luar biasa bagi tim yang hanya berhasil meraih tiga kemenangan di paruh pertama tahun ini, dan satu kemenangan yang membuat pelatih muda mereka merasa senang.
“Saya pikir kami memainkan permainan yang hebat hari ini,” ujar Gago setelah kemenangan yang diraih oleh timnya.
“Kami berhasil memanfaatkan peluang kami. Mereka memiliki peluang, dengan kualitas dan permainan mereka, mereka mengancam. Tetapi tim berdiri teguh, bermain seperti yang kami inginkan dan saya sangat senang dengan kemenangan ini. Secara umum, itu adalah penampilan yang lengkap.”
Say hi to the coach of the moment! Fernando Gago faces a new challenge at @clubaldosivi ⚽️✨?#ThisIsPassion, live it with us pic.twitter.com/5mf6kMMNFO
— Liga Profesional Eng (@LigaAFA_Eng) February 2, 2021
Sejak awal penunujukan Gago sebagai pelatih dan terlepas dari keterbatasan anggaran, skuad yang sebagian besar terdiri dari pemain Primera dan pemain lapis kedua, pemain muda dari tim yang lebih besar dan pemain veteran seperti mantan bek Newcastle berusia 39 tahun, Fabricio.
Bahkan ketika Aldosivi sedang berjuang, mereka memainkan permainan berbasis penguasaan bola yang atraktif serta dinamis.Gago adalah tipikal pelatih yang sangat idealis soal penguasaan bola meskipun dengan sedikit penekanan untuk lebih bisa menjaga bola, dan dengan tim seadanya, jelas Luciano Pocrnjic dkk harus bekerja keras untuk memberi ancaman kepada lawan.
“Kami mencoba mendominasi permainan di setiap stadion,” tambahnya.
“Kami memiliki rencana permainan kami dan kami ingin menerapkannya di setiap pertandingan. Terkadang itu membuahkan hasil, di lain waktu lawan menghentikan kami, tetapi saya pikir kami berada di jalur yang benar.”
Klub lama Gago saat ini tidak memiliki pelatih permanen setelah kepergian Miguel Angel Russo dan nama Gago belakangan ini mencuat untuk bisa menjadi pelatih dari tim asal kota Buenos Aires tersebut.
“Saya terikat kontrak dengan Aldosivi hingga Desember. Saat ini, saya bahkan tidak memikirkan untuk melatih Boca, itu tidak ada di kepala saya dan saya tidak memikirkannya, ”ujar mantan pemain Valencia itu kepada ESPN.
Vamos por más! pic.twitter.com/2A94YIeMmp
— Fernando Gago (@fernandogagome) June 6, 2017
“Saya hidup untuk hari ini, begitulah saya. Itu sebabnya saya menandatangani kontrak satu tahun."
“Kami semua ingin maju, tapi sekarang saya nyaman dengan Aldosivi. Saya suka ide menyusun proyek, saya ingin meninggalkan sesuatu di sini. Ada sesuatu yang lebih penting dari keinginan saya, keterampilan. Saya harus merasa mampu, dengan ide-ide yang jelas dan kepercayaan diri untuk menyelesaikannya. Pelatih harus tumbuh dan belajar dan itu datang seiring waktu dan juga kesalahan.”
Kini dalam sembilan bulan terakhir, Gago telah memulai karier kepelatihannya di tengah pandemi dan krisis keuangan di sebagian besar sepakbola Argentina, telah terbukti menjadi batu loncatan untuk Gago yang telah menjalani debut kepelatihannya dengan sangat luar biasa.
Aldosivi memainkan beberapa momen sepakbola terbaik di Divisi Utama Argentina, dan sukses merauo poin dalam prosesnya. Jika karier Gago dapat bertahan melawan River Plate di kompetisi utama Argentina dan terus tampil mengesankan, ia mungkin akan menerima panggilan dari Bombonera lebih cepat daripada sebelumnya.
(diaz alvioriki/muf)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini