Kisah Pelatih-pelatih Khusus Freekick yang Sedang Tren di Eropa

"Semuanya berawal dari kesuksesan Italia menjuarai Euro 2020."

Analisis | 21 September 2021, 18:33
Kisah Pelatih-pelatih Khusus Freekick yang Sedang Tren di Eropa

Libero.id - Kesuksesan Italia di Euro 2020 menarik banyak pengamat dan pakar sepakbola untuk melakukan analisis. Selain keberanian Roberto Mancini dalam bereksperimen dengan materi pemainnya, inovasi dan kreativitas dari skenario bola mati juga membuat banyak orang kagum.

Italia menjuarai Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris di final. Salah satu faktornya karena Gli Azzurri sangat cerdik memanfaatkan tendangan bebas.

Orang yang bertanggung jawab atas kesuksesan ini adalah Gianni Vio. Dia adalah mantan bankir dari Venezia yang menghabiskan sebagian besar waktu luangnya sebagai asisten pelatih di liga amatir sepakbola Italia sebelum diberi kesempatan untuk bekerja dengan Mancini.

Vio ditempatkan Mancini sebagai pelatih bola mati setelah menghabiskan 20 tahun terakhir mempelajari banyak variasi dalam rutinitas tendangan bebas. Vio bahkan membuat jurnal tentang inovasi yang dia temukan dan diunggah di situs webnya. Vio juga menulis penemuannya dan pada bukunya yang berjudul "That Extra 30 Per Cent".

Buku itu menarik perhatian mantan kiper Italia, Walter Zenga, yang menghubungi Vio setelah menjadi pelatih di Red Star Belgrade. Zenga mempekerjakan Vio karena keahlian bola matinya ketika saat menukangi Catania pada 2008, saat mereka berjuang untuk bertahan di Serie A. 

Pengaruhnya sangat terasa di permainan. Pertandingan pertamanya adalah saat melawan Napoli pada 6 April 2008, dan Catania menang 3-0 dengan dua gol yang dicetak dari situasi bola mati. Yang pertama datang dari tendangan bebas yang melebar di sisi kiri. 

Saat bola ditendang, tiga pemain penyerang bergerak keluar dari area penalti, menarik pemain bertahan lawan menjauh dan membiarkan empat pemain lain berlari menuju tiang dekat hampir tanpa pengawalan.

Gol kedua tercipta dari sepak pojok. Para pemain Catania membanjiri area tiang dekat. Sekali lagi, mereka menarik perhatian para pemain bertahan dan penjaga gawang, membiarkan seorang pemain bebas di tepi kotak untuk berlari tanpa hambatan ke tiang jauh, dan mencetak gol.

Pengaruh Vio saat itu menghasilkan gol-gol set piece melawan AS Roma dan Juventus dalam hasil imbang 1-1, yang sangat membantu mempertahankan status Catania di Serie A.

Itu karena strategi Vio bertujuan untuk menciptakan kebingungan di area pertahanan. Hal ini sering terjadi karena pemain bertukar posisi sesaat sebelum tendangan dilakukan. Gerakan lain yang disukainya adalah sisi penyerang membangun tembok melalui tendangan bebas. Seringkali mengambil posisi off side sebelum bubar dan menimbulkan kebingungan diantara pemain bertahan.

Pola set piece kreasi Vio sangat beragam. Ada 4.830 variasi yang memusingkan. Masing-masing disesuaikan dengan kekuatan individu pemain. "Anda perlu menganalisis para pemain yang anda miliki dan menemukan solusi yang disesuaikan dengan keahlian mereka," kata Vio dalam wawancara dengan La Nuova di Venezia.

Dia mengakui bahwa adanya taktik set piece menjadi salah satu aspek dari kesuksesan tendangan bebas. "Ada pemain yang membaca permainannya istimewa. Di level tertinggi, Sergio Ramos ada di pikiran kita. Pengaturan waktu adalah hal terpenting dalam menyelesaikan sebuah set piece," ujar Vio.

Hanya satu dari 142 gol yang dicetak di Euro 2020 berasal dari tendangan bebas langsung. Itu dicetak oleh Denmark. Mereka tim lain yang mempekerjakan pelatih bola mati di turnamen dan berhasil saat melawan Inggris di semifinal. Tendangan Mikkel Damsgaard fantastis dan gol tersebut juga menunjukkan kerja keras pelatih bola mati Denmark, Mads Buttgereit.

Saat itu, Damsgaard dibantu oleh tiga bek tengah Denmark, yang berbaris di sebelah kiri tembok pertahanan dan kemudian bergerak serentak ke kanan saat dia akan melakukan tendangan. 

Pergerakan mereka mempengaruhi garis pandang Jordan Pickford. Pada saat penjaga gawang telah menyesuaikan dan bergerak ke kanannya, bola terbang ke pojok atas. Gol tersebut merupakan bukti kemampuan Damsgaard atas bola mati. Dan, dalam arti tertentu, itu juga merupakan gol tim.

Buttergeit dan Vio memiliki kesamaan, mereka berdua bekerja dengan Matthew Benham. Dia pemilik Midtjylland dan Brentford yang menghasilkan banyak uang sebagai penjudi profesional. Dan, Buttgereit sekarang membantu Hansi Flick di timnas Jerman.

Di musim pertama Benham bertugas di Midtjylland pada 2014/2015, klub tersebut memenangkan gelar Superliga Denmark untuk pertama kalinya. Salah satunya berkat kesuksesan mereka dengan bola mati. Duapuluh lima dari 65 gol mereka musim itu berasal dari bola mati. 

Pelatih spesialis biasanya dipekerjakan untuk memberikan keuntungan marjinal. Tapi, mencetak lebih dari dua kali lipat gol kompetisi adalah keuntungan besar. Itu membuat pelatih set piece tidak lagi diremehkan. 

Klub profesional tertua di dunia, Notts County, baru-baru ini mempekerjakan Alex Clapham sebagai asisten pelatih untuk bola mati di National League. Ada lagi Nicolas Jover yang pindah dari Manchester City ke Arsenal pada musim panas ini untuk menggantikan Andreas Georgson, yang sekarang bekerja di Malmo. Seperti Buttergeit dan Vio, baik Jover atau Georgson juga pernah bertugas di Brentford.

Kembalinya Cristiano Ronaldo ke Old Trafford adalah langkah tertinggi dari jendela transfer musim panas ini. Tapi, penunjukan Eric Ramsay juga sama pentingnya. Manchester United berhasil mendatangkan Ramsay dari Chelsea U-23. 

Siapa Ramsay? Pada September 2019, Ramsay menjadi orang Inggris termuda yang mendapatkan lisensi UEFA Pro, yang didapatkan pada usia 27 tahun. Setelah menjalankan tugas sebagai pelatih akademi di Swansea dan Shrewsbury, dia ditetapkan sebagai salah satu bintang yang sedang naik daun di dunia kepelatihan.

Ole Gunnar Solskjaer mengidentifikasi bola mati sebagai kelemahan timnya musim lalu. MU kebobolan 14 gol dari bola mati, menjadi yang tertinggi kedua di Liga Premier setelah Leeds United.  Penunjukan Ramsay menandai langkah dalam perbaikan taktik di MU. 

Sebelum Ramsay bergabung dengan MU, Asisten pelatih, Martyn Pert, dan Pelatih kiper, Richard Hartis, memiliki tanggung jawab bersama untuk bola mati. Ramsay juga akan dibantu oleh Tom Green, analis bola mati khusus. 

Jika Ramsay sama efektifnya dengan Vio atau Buttergeit, suporter MU layak berterima kasih kepadanya jika pada akhir musim menjuarai Liga Premier atau Liga Champions lagi.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network