Kisah Musim Debut Hebat Emmanuel Petit di Arsenal, Bikin Rindu Fans Milenial

"Ini terjadi pada 1997/1998, bukan 2021/2022. Jika anda fans Arsenal sejak zaman kolonial, pasti ingat!"

Biografi | 24 September 2021, 03:05
Kisah Musim Debut Hebat Emmanuel Petit di Arsenal, Bikin Rindu Fans Milenial

Libero.id - Patrick Vieira dan Emmanuel Petit merupakan duet gelandang fenomenal di Arsenal. Tak seorang pun, sebelum atau sesudahnya, yang memiliki kekompakan dan menandingi kemampuan keduanya.

Duo lini tengah ini sangat efektif selama musim akhir 1990-an dan awal 2000-an. Pada tahun-tahun itu Arsenal cukup disegani, baik di level domestik maupun pentas Eropa. Dengan Arsene Wenger sebagai nakhoda dan beberapa pemain Prancis, The Gunners sering disebut sebagai Les Rouges alias Si Merah dalam Bahasa Prancis.

Ketika Vieira banyak dipuji sebagai gelandang terbaik Arsenal, dan tidak adil rasanya jika kita melupakan betapa briliannya Petit di musim debutnya di sepakbola Inggris. Pemain asal Prancis itu ikut andil besar dalam memenangkan Liga Premier dan Piala FA 1997/1998.

Padahal, Petit tidak dalam kondisi terbaiknya pada 1997. Dia hampir berhenti bermain sepakbola karena saudaranya, yang punya masalah di bagian otak,  juga bercita-cita sebagai pesepakbola, meninggal saat menyundul bola selama pertandingan amatir.

Untungnya, keluarga Petit mendukung langkahnya. Mereka mengatakan kepada dirinya bahwa dia harus bermain sepakbol untuk mengenang dan melanjutkan cita-cita saudaranya.

Petit akhirnya terus bermain untuk AS Monaco sampai memenangkan Coupe de France dan menjadi kapten tim untuk gelar Ligue 1. Arsenal akhirnya datang meminang Petit dengan mahar 3,5 juta pounds pada Juni 1997. Di London Utara, Petit dipersatukan kembali dengan mantan pelatihnya di Monaco.

Petit telah menghabiskan sebagian besar waktunya di Prancis bermain sebagai bek kiri. Tapi, Wenger mengubahnya menjadi gelandang bertahan untuk bermain bersama Vieira. Itu terbukti strategi yang jenius. Mereka dengan cepat menjadi duo gelandang yang memiliki kekuatan, energi, dan stamina yang tiada tandingannya.

Tapi, segalanya tak berjalan mudah bagi Petit di hari-hari awalnya sebagai pemain Arsenal. "Saya ingat saya menerima tendangan di lutut dari salah satu bek tengah mereka dalam pertandingan itu,” kata Petit pada 2020 tentang laga awalnya melawan Southampton, dilansir Planet Football.

"Dia memberi saya tendangan keras dan saya harus mendapat lima atau enam jahitan. Dan, setelah pertandingan saya sangat kesakitan," ucap Petit.

"Ya, kami memenangkan pertandingan. Tapi, saya tidak benar-benar merasa seperti kami bermain sepakbola. Saya ingat pernah berbicara dengan Wenger karena dia bisa melihat saya sedang down. Kami memenangkan pertandingan, tapi saya kecewa," ungkap Petit.

Saat mengadu pada Wenger, Petit malah mendapat peringatan: “Dengar, ini sepakbola Inggris. Beginilah cara mereka bermain di sini," ucap Petit tentang respons Le Professeur.

"Sejak saat itu saya mengatakan pada diri sendiri untuk tutup mulut, menundukkan kepala, dan bekerja dua kali lebih keras untuk pelatih saya. Saya bahkan mengikuti saran rekan satu tim saya untuk berlatih tanpa bantalan tulang kering untuk membuat diri saya lebih kuat," ungkap Petit.

Dan, saran itu berhasil. Petit segera berubah menjadi salah satu pemain Arsenal yang paling mengesankan dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Premier untuk edisi April 1998.

Tapi, itu adalah kemenangan pada Maret 1998 yang melekat pada memori sang gelandang. "Pertandingan antara Manchester United dan Arsenal sangat penting dalam perburuan gelar 1997/1998. Kami keluar dari periode Natal jauh di belakang MU dengan banyak pertandingan karena keadaan yang sulit. Kami harus memiliki banyak kemenangan sebelum memasuki pertandingan ini di Old Trafford," kata Petit.

"Pada saat kami tiba di sana, kami berada dalam posisi kami bisa melihat mereka di depan kami. Jika kami memenangkan pertandingan ini, gelar akan ada di tangan kami. Lalu, Marc Overmars mencetak gol yang mengubah segalanya. Kami menang 1-0," ungkap Petit.

Kemenangan melawan MU adalah yang kedua berturut-turut dari 10 kemenangan berturut-turut yang memastikan kemenangan gelar yang mustahil bagi The Gunners. Sebab, MU sebenarnya telah berada jauh di depan sehingga beberapa bandar judi berhenti bertaruh memasang Arsenal untuk mempertahankan mahkota juara ketika memasuki Februari 1998.

Dan, Petit berada di starting line-up saat Arsenal mengalahkan Newcastle United 2-0 di final Piala FA 1997/1998, sebelum mencetak gol ketiga Prancis dalam kemenangan 3-0 atas Brasil di final Piala Dunia 1998. Duet lini tengah Vieira-Petit pantas dikenang sebagai salah satu yang terkuat dalam sejarah sepakbola Inggris.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network