Saint-Etienne
Libero.id - Banyak orang yang menganggap Paris Saint-Germain, Marseille, Lyon, hingga AS Monaco merupakan tim terbaik di Prancis. Tapi, mereka lupa bahwa bukan keempat klub yang memegang rekor gelar Ligue 1 terbanyak. Tim tersebut adalah Saint-Etienne, yang sayangnya sedang terancam terdegradasi ke Ligue 2.
Dalam buku sejarah kompetisi elite Prancis, baik di era Ligue 1 atau Division 1, Saint-Etienne menjadi satu-satunya klub yang berhak menyematkan satu bintang emas di dada. Les Verts punya 10 piala alias yang paling banyak.
Gelar juara Saint-Etienne pada 1956/1957, 1963/1964, 1966/1967, 1967/1968, 1968/1969, 1969/1970, 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, serta 1980/1981 dibayangi Marseille dan PSG dengan sembilan piala. Kemudian, Monaco dan FC Nantes dengan delapan trofi, serta Lyon dengan tujuh kemenangan.
Tapi, itu dulu! Musim ini, Saint-Etienne menjalani pertandingan-pertandingan dengan sangat buruk. Mereka belum pernah memenangkan satu pertarungan dari delapan pekan yang sudah berlangsung. Dengan tiga poin hasil tiga kali imbang, Les Verts terbenam di dasar klasemen.
Classement des clubs ayant le + remporté la L1 ??
1️⃣ Saint-Étienne (10 ?)
— Instant Foot ⚽️ (@lnstantFoot) April 22, 2019
2️⃣ Olympique de Marseille (9 ?)
3️⃣ FC Nantes (8 ?)
3️⃣ AS Monaco (8 ?)
3️⃣? Paris Saint Germain (8 ?) pic.twitter.com/aBzxzW7HzZ
Gelandang Saint-Etienne, Wahbi Khazri, mengatakan semua komponen tim harus bekerja lebih keras untuk keluar dari krisis. Khazri memperingatkan rekan satu timnya bahwa mereka harus mati-matian untuk menyelamatkan klub setelah kalah 0-3 dari Nice pada laga terbaru, akhir pekan lalu.
Hasil minor dari Nice membuat tim asuhan Claude Puel tersebut menderita lima kekalahan beruntun. Mereka juga menjadi satu dari klub yang belum pernah menang. Tim lainnya adalag Brest.
"Kami kebobolan tiga gol di kandang. Itu tidak bisa diterima. Kami harus mengangkat jari kami dan melakukan lebih banyak pekerjaan," kata Khazri epada Prime Video.
Sebagai pelatih, Puel juga diserang fans Saint-Etienne. Awal buruk tim musim ini telah memberi tekanan pada pelatih, yang mengambil alih sekuad sejak Oktober 2019. Mantan bos Southampton dan Leicester City itu sebenarnya membantu mereka menghindari degradasi dengan finish urutan 17 musim 2019/2020 dan 11 pada 2020/2021.
Namun, penurunan Saint-Etienne ke dasar klasemen pada awal musim ini telah menyebabkan laporan bahwa dirinya menghadapi pemecatan. Itu jika mereka tidak mendapatkan hasil positif dari pertandingan berikutnya melawan Lyon, yang merupakan Derby Rhône-Alpes.
"Begitulah, saya sudah mengalami situasi seperti ini. Tugas saya adalah melindungi kepentingan tim saya. Tidak seperti dua pertandingan sebelumnya, kami ketinggalan, kami rapuh, kami harus menjaga kepala kami," ucap Puel.
Jika gagal mempertahankan status elite, ini akan menjadi bencana bagi Siant-Etienne. Pasalnya, Les Verts tidak pernah terdegradasi sejak menjuarai Ligue 1 2003/2004 sekaligus mendapatkan tiket promosi ke Ligue 1 2004/2005.
it is seriously spoiled for Claude Puel https://t.co/PzDEo8ekQx ⚽️⚽️ ? Bet now via ⟶ https://t.co/0I4IIflkwI √ pic.twitter.com/DcNWyjgTB1
— Bitcoin Sportsbook ? (@SportsbookBTC) September 27, 2021
(atmaja wijaya/anda)
22-05-2022 | ||
Nantes | 1 - 1 | AS Saint-Étienne |
15-05-2022 | ||
AS Saint-Étienne | 1 - 2 | Stade de Reims |
12-05-2022 | ||
OGC Nice | 4 - 2 | AS Saint-Étienne |
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini