Italia
Libero.id - Pada musim panas lalu, tim nasional Italia baru saja menjuarai Euro 2020 setelah mengalahkan Inggris di final. Tapi, banyak orang yang masih bingung mengapa pasukan Roberto Mancini menggunakan jersey biru, dan bukanya hijau putih merah seperti warga bendera Italia.
Gli Azzurri adalah julukan untuk timnas Italia. Jika diterjemahkan secara sederhana berarti The Blues (Si Biru). Tentu saja itu bukan nama menakutkan seperti halnya The Red Devils milik Belgia atau The Three Lions julukan Inggris.
Lalu, mengapa Italia dikenal sebagai Si Biru? Dan, mengapa mereka memakai warna ini saat turun ke lapangan?
Ketika memikirkan tim nasional dan jersey yang mereka kenakan, wajar untuk mengharapkan warna bendera nasional ditampilkan. Ini berlaku untuk Prancis, Spanyol, Inggris, Brasil, Argentina, dan banyak lainnya.
Tapi, ketika datang ke Italia, itu tidak terjadi. Bendera nasional Italia terdiri dari hijau, putih dan merah. Gagasan tentang asal-usul di balik pilihan ini menunjukkan bahwa hijau mewakili bukit-bukit di Italia ketika musim semi. Putih adalah pegunungan yang tertutup salju. Sementara merah merupakan darah mereka yang berperang untuk kemerdekaan Italia.
Namun, warna biru tidak ada pada bendera tersebut. Jadi, dari mana asalnya?
Italia saat ini sangat berbeda dengan yang ada di awal abad 20. Italia sekarang adalah negara Republik, dengan kekuasaan dipegang oleh rakyat. Tapi, pada awal abad 20, Italia masih berupa monarki yang diperintah oleh Raja atau Ratu. Keluarga kerajaan ini dikenal sebagai House of Savoy atau Casa Savoia.
Dinasti ini memerintah Italia pada 1861-1946. Secara signifikan, warna resmi klan ini adalah biru. Jadi, ketika tim sepakbola nasional Italia memainkan pertandingan pertama pada 1910, mereka mengadopsi warna keluarga kerajaan daripada bendera nasional.
Menyusul jatuhnya Benito Mussolini pada akhir Perang Dunia II, sebuah referendum diadakan untuk menentukan pemerintahan di masa depan. Pertanyaannya adalah apakah Italia harus terus di bawah monarki atau menjadi republik.
Raja Victor Emmanuel III, yang ternoda atas dukungannya untuk Mussolini, turun takhta demi putranya, Umberto II. Pada 2 Juni 1946, rakyat Italia pergi ke tempat pemungutan suara untuk menentukan masa depan negara. Hampir 13 juta memilih dan 54,3% suara memihak kubu republik.
Namun, hasil menunjukkan negara yang terbagi dengan mayoritas di utara memilih republik. Sementara selatan sangat mendukung mempertahankan monarki.
Ketika negara itu sendiri terbagi, satu hal yang tetap konsisten adalah sepakbola. Untuk meredakan ketegangan antara pendukung republik dan monarki, Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC) memutuskan untuk tetap mempertahankan jersey biru warisan era kerajaan. Dan, ide itu benar-benar menyatukan seluruh bangsa.
Lebih dari 70 tahun setelah referendum, Italia telah menambahkan dua Piala Dunia dan dua Euro ke dalam daftar trofi juara. Semuanya diraih dengan mengenakan seragam biru yang ikonik.
Jadi Italia adalah biru. Tapi, kata yang lahir di masa lalu telah mengambil makna baru, yang hari ini mewakili kebanggaan olahraga nasional. Mereka memiliki kekuatan untuk memenuhi stadion, dan untuk menyatukan keluarga serta teman, untuk menangis dalam kekalahan atau bersorak dalam kemuliaan.
L'ultimo #ItaliaArgentina ????
Il Mondiale mancato, un Ct ad interim, una squadra in confusione ??
Sembra passata un'eternità... [@GabrieleConflit]https://t.co/wUaow5ren5
— Goal Italia (@GoalItalia) September 29, 2021
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini