Barcelona Catat Rekor Kerugian Rp7,9T, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

"Jumlah kerugian terburuk dalam sejarah klub. Inilah penjelasan ilmiahnya."

Analisis | 07 October 2021, 23:04
Barcelona Catat Rekor Kerugian Rp7,9T, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Libero.id - Di halaman situs resmi Barcelona, manajemen klub memuat laporan keuangan tahunan untuk akhir musim 2020/2021. Dan, yang paling mengejutkan adalah klub raksasa Katalunya tersebut mengalami kerugian yang siginifikan mencapai 481 juta euro atau sekitar Rp7,9 triliun!

Jumlah itu merupakan kerugian yang paling besar sepanjang sejarah klub dan itu juga artinya pendapatan klub turun 26 persen.

Tapi, bagaimana hal itu terjadi bisa terjadi? Barcelona mengkambinghitamkan pandemi Covid-19 sebagai alasan utama. Lebih dari itu, CEO Barcelona, Ferran Reverter, mengatakan bahwa kepengurusan klub sebelumnya yang dibawah Josep Maria Bartomeu telah menciptakan beberapa kekacauan.

"Apa yang terjadi di sini? Pengurus sebelumnya benar-benar salah mengelola semua dana dan uang yang mereka miliki di klub,"  kata Reverter, di situs resmi Barcelona.

Barcelona bahkan memiliki utang sebesar sekitar Rp24,8 triliun. Barcelona mengatakan perkiraan kerugian dampak Covid-19 adalahRp2,9 trilliun, terutama karena ketidakmampuan untuk membuka stadion dan fasilitas klub lainnya bagi kedatangan penggemar. 

"Bartomeu (presiden sebelumnya) pada dasarnya menegaskan kembali bahwa klub ini memiliki utang Rp24,8 trilliun," ucap Reverter. Sementara pada saat yang bersamaan, pendapatan dan pengeluaran transfer Barcelona juga terhitung buruk.

"Ada banyak alasan. Tapi, yang paling penting adalah klub menghabiskan terlalu banyak untuk kontrak. Klub menghabiskan terlalu banyak untuk kenaikan gaji, menghabiskan terlalu banyak untuk manajemen klub, dan sebagainya. Dan, klub tetap bersikeras ketika  tidak punya uang. Contohnya pembelian Antoine Griezmann," ungkap Reverter.

"Selain itu mereka (pengurus yang lama) membayar barang-barang secara kredit. Jadi mereka akan pergi ke bank dan meminta pinjaman dalam jumlah yang besar. Mereka juga akan melakukan ini tanpa melewati majelis umum, tempat para anggota klub yang akan memilih ini," tambah Reverter.

Intinya, pengurus klub yang sekarang menyalahkan tata kelola rezim sebelumnya yang sangat buruk. "Mereka semua melakukan improvisasi. Tidak ada perencanaan keuangan. Sebenarnya, jika ini adalah Perseroan Terbatas (PT), maka Barcelona pasti sudah akan dibubarkan," ujar Reverter.

Reverter juga menjelaskan, ketika Barcelona tak lagi diurus Bartomeu, pelan-pelan kondisi membaik. "Tapi karena ini Barcelona, ​​segera setelah dewan baru ini masuk, mereka membiayai kembali seluruh proyek, dan telah mencoba membalikkan keadaan, memotong biaya di mana pun mereka bisa. Mereka akan butuh waktu untuk menyelesaikannya," beber Reverter.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network