Ali Al-Habsi
Libero.id - Ali Al-Habsi yang pensiun pada 2019 lalu mewakili Oman dalam pertemuan FIFA terkait polemik jadwal pertandingan internasional yang dinyatakan oleh sebagian besar pesepakbola sangat tidak bersahabat.
Usai pertemuan tersebut, Al-Habsi yang pernah bermain di Liga Premier bicara banyak soal dunia sepakbola ke depannya dan pemain dengan 136 caps bersama timnas Oman itu yakin bahwa jika jadwal pertandingan internasional bisa teratur, maka negara asia dan yang belum pernah ikut Piala Dunia, termasuk Oman akan memiliki peluang besar untuk berpartisipasi.
“Saya percaya bahwa ketika bermain untuk tim nasional, sifat pertandingan memiliki nuansa dan atmosfer yang berbeda,” ujar Al-Habsi kepada situs resmi FIFA.
“Ini membawa lebih banyak keinginan dan motivasi di pihak para pemain. Untuk mengembangkan jadwal pertandingan, perlu dilakukan perubahan pada jadwal pertandingan tersebut."
“Hari-hari ini, Anda bermain di Eropa dan kembali ke negara Anda hanya untuk terbang lagi ke negara yang jauh untuk bermain persahabatan. Saya pikir penting bagi kami untuk mengembangkan mekanisme untuk mengelola pertandingan resmi daripada berfokus pada pertandingan persahabatan internasional. Ada banyak upaya yang dilakukan untuk bermain untuk klub dan negara. Ini bisa memiliki ketegangan fisik dan mental pada pemain itu sendiri dan, sama halnya, itu akan menentukan masa depan mereka dan keputusan pelatih tentang retensi mereka."
“Misalnya, Piala Asia (AFC) dan Piala Afrika (CAF) Selalu berlangsung di tengah musim untuk liga-liga besar Eropa dan itu menyebabkan masalah bagi beberapa pemain dan pelatih ketika membuat keputusan pemilihan di klub masing-masing. Saya pikir solusi dapat dicapai. Itu adalah solusi yang cocok untuk pemain, klub, dan tim nasional. Itu juga bisa berdampak positif bagi penggemar sepak bola.”
Adapun alasan kenapa Al-Habsi diundang dalam acara pertemuan tersebut tidak lepas dari perannya saat ini sebagai salah satu ambassador global dari enam konfederasi FIFA. Selain pemain, media, penggemar, liga, asosiasi anggota, mitra, dan konfederasi, ada juga berbagai kelompok yang dikonsultasikan sebagai bagian dari proses peninjauan menyeluruh yang dipimpin oleh Arsene Wenger yang kini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepak Bola Global FIFA.
"Kadang-kadang Anda bermain di kualifikasi dan Anda akhirnya bermain melawan tim-tim top seperti Jepang atau Korea (Republik) atau Iran dan kemudian mengambil risiko keluar lebih awal,” lanjut mantan pemain Wigan Athletic tersebut.
“Anda kemudian harus menunggu enam tahun lagi sebelum Anda mendapatkan kesempatan untuk bermain di kualifikasi untuk yang berikutnya. Tetapi jika kita bisa bereksperimen dengan opsi dua tahun, akan ada perputaran yang lebih cepat untuk mempersiapkannya dan akan ada lebih banyak kemajuan dalam hal negara-negara yang belum memiliki kesempatan untuk berpartisipasi di Piala Dunia.”
(muflih miftahul kamal/muf)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini