Cosmin Moti
Libero.id - Cosmin Moti bukan nama pemain Rumania yang populer seperti Gheorge Hagi, Dan Petrescu, Cosmin Contra, atau Cristian Chivu. Tapi, bagi sepakbola Bulgaria, khususnya Ludogorets Razgrad, pria kelahiran 3 Desember 1984 itu punya cerita unik yang dikenang selama bertahun-tahun.
Kepahlawanan Moti terjadi pada 2014 saat berusia 29 tahun. Ketika itu, Ludogorets sedang berjuang di Kualifikasi Liga Champions atau satu langkah manuju fase grup.
Ludogorets melawan Steaua Bucharest pada leg kedua di Vasil Levski Stadium, Sofia, 28 Agustus 2014. Berbekal kemenangan 1-0 Steaua di kandang pada leg pertama, pertandingan kedua di kandang sementara Ludogorets berjalan sangat seru. Jual beli serangan terjadi karena Ludogorets butuh gol penyeimbang.
Setelah berjuang sejak kick-off babak pertama, Ludogorets akhirnya mendapatkan gol yang diimpikan pada menit 90. Skor 1-0 atau agregat 1-1. Itu berarti pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu.
Namun, kekacauan terjadi bagi Ludogorets. Mereka harus bermain dengan 10 pemain setelah sang kiper, Vladislav Stoyanov, diganjar kartu merah pada menit 119 atau satu menit sebelum extra time berakhir. Sialnya, Ludogorets tidak bisa memainkan kiper pengganti karena jatah pergantian pemain sudah habis.
⏪ This play-offs moment = ______
? Defender Cosmin Moţi goes in goal in extra time
? Scores 1st spot-kick in the shoot-out, then saves 2 penalties
? Sends Bulgarian side Ludogorets into the group stage of the Champions League for the first time! @Ludogorets1945 | #UCL pic.twitter.com/zRCiIw0k0m— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) August 17, 2021
Dalam situasi penuh kepanikan, Moti dengan berani menawarkan diri menjadi penjaga gawang dadakan. Itu bukan keputusan mudah karena setelah perpanjangan waktu akan dilakukan adu penalti. Bayangkan, bek tengah menjadi kiper di babak tos-tosan?
Ternyata, bayangan kegagalan yang sudah ada dibenak para pendukung Ludogorets tidak terjadi. Moti menjadi penendang pertama Ludogorets. Dia mampu menaklukkan Giedrius Arlauskis dengan mudah.
Kemudian, Moti tidak berdiri di tengah lapangan, melainkan berada di bawah mistar gawang. Hebat, dia mampu menepis dua tendangan pemain Steaua. Pertama, Paul Pirvulescu selaku eksekutor kedua Steaua. Kedua, Cornel Rapa sebagai penendang terakhir klub elite Rumania tersebut.
Satu gol dan dua penyelamatan gemilang Moti sudah cukup untuk mengantarkan Ludogorets melaju ke fase grup Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Meski di Grup B Ludogorets menjadi bulan-bulanan Real Madrid, Liverpool, dan FC Basel, kepahlawanan Moti dikenang pendukung hingga hari ini. Bukan hanya dielu-elukan sebagai pahlawan, nama Moti juga diabadikan sebagai nama tribun di stadion kandang Lodogorets yang diresmikan pada 2018.
Tapi, tentu saja nama Moti abadi di Ludogorets bukan semata karena penampilan melawan Steaua. Sejak bergabung ke klub pada 2012, dia menyumbang sembilan gelar Divisi I Bulgaria (2012/2013, 2013/2014, 2014/2015, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018, 2018/2019, 2019/2020, 2020/2021). Lalu, satu Piala Bulgaria (2013/2014) dan empat Piala Super Bulgaria (2012, 2014, 2018, 2019).
Setelah puas dengan kontribusinya, Moti memutuskan pensiun sebagai pemain Ludogorets pada 15 Mei 2021. Kemudian, sejak 7 Juni 2021, dia menyandang status sebagai Direktur Teknik.
36yo veteran defender Cosmin Moți will retire at the end of the season
? 17 trophies
?? 15 caps for the NT
✅ 544 apps
⚽️ 45 goals
?️ 18 assists
?Ludogorets POTY, Bulgarian league defender & foreigner of the year (all 2014)Your favourite memory of him?#Ludogorets #Emoții pic.twitter.com/qzmzTQsmSZ
— Romanian Football (@RoFtbl) May 7, 2021
(atmaja wijaya/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini