Libero.id - Sepak bola Italia tidak mungkin bisa melupakan kasus Calciopoli, kasus pengaturan skor yang melibatkan klub-klub besar Italia, diantaranya Juventus, Fiorentina, Lazio, AC Milan, dan Reggina.
Dalam kasus tersebut mantan direktur Juventus waktu itu, Luciano Moggi, ditetapkan sebagai salah satu tersangka.
Dan imbasnya setelah itu sangat serius untuk kesehatan mental Moggi.
Untuk Juventus sendiri, mereka harus diganjar degradasi, dan oleh karena itu
pria berusia 84 tahun itu pernah mengungkapkan bahwa ia 'bahkan sempat berpikir untuk bunuh diri'
Skandal itu memang menggemparkan jagat sepak bola, dan untuk mengenangnya Netflix telah memproduksi film dokumenter baru tentang skandal yang melanda sepak bola Italia pada musim panas 2006, tepat sebelum Italia asuhan Marcelo Lippi memenangkan Piala Dunia 2006.
Dokumenter terbaru dari @netflix tentang skandal #Calciopoli , coba saja cari Bad Sport : Episode "Football Gate"
Tidak mau spoiler tapi runut dari awal penyidikan ini lengkap, perhatikan darimana asal jasa penuntutnya pic.twitter.com/8lUB3Nmx5b
— JUVE Fans Indonesia (@Juve_FansIndo) October 14, 2021
Dalam investigasi tersebut, penyadapan telepon digunakan untuk menunjukkan bahwa beberapa klub mencoba untuk menyogok wasit ketika klub mereka bertanding.
Meskipun hasil dari penyelidikan itu sebenarnya masih jadi bola liar hingga saat ini.
Sebab tidak seorang pun yang terlibat dalam skandal Calciopoli pernah didakwa, apalagi dinyatakan bersalah, tetapi semua hal itu merujuk pada tokoh kuncinya adalah Moggi, direktur jenderal Juventus, yang sebelumnya bertanggung jawab atas Napoli, yang terkenal memegang kekuasaan di kancah Serie A.
Skandal itu menandai akhir kariernya, meskipun ia sekarang bekerja sebagai penulis dan pakar sepak bola.
“Saya bahkan malu untuk berjalan di jalan dan pada saat itu saya merenungkan banyak hal, bahkan bunuh diri,” kata Moggi dalam film dokumenter itu.
“Seolah-olah saya berada di puncak pohon dan semua orang di bawah membidik, siap menembak saya. 10 hari pertama sangat mengerikan."
“Stasiun televisi, radio dan surat kabar terus-menerus berbicara tentang 'skandal dll', tetapi saya tidak pernah mengambil keuntungan dari siapa pun atau apa pun." ucap Moggi mengelak.
“Digambarkan sebagai pencuri benar-benar menyakitkan. Saya merasa benar-benar terpukul, seperti seluruh rumah runtuh menimpa saya.”
Pada akhir penyelidikan dan beberapa banding, Juventus akhirnya kehilangan dua gelar Serie A dan harus terdegradasi ke Serie B.
Sementara itu AC Milan, Fiorentina, Lazio, Reggina dan Arezzo juga kehilangan poin dan turun beberapa tempat di klasemen, tetapi pengaturan skor tidak pernah menjadi salah satu tuntutan untuk klub atau individu.
Awalnya, sebelum banding, Fiorentina dan Lazio juga terdegradasi ke Serie B, sementara Milan kehilangan 44 poin pada musim 2005-06 dan diperintahkan untuk memulai musim berikutnya dari - (minus) 15.
Ini bukan sesuatu yang Moggi siap abaikan begitu saja.
"Jika tidak ada permainan yang ditemukan telah diperbaiki atau diubah, jika semua wasit yang diselidiki dibebaskan, lalu kerusakan apa yang akhirnya terjadi pada sepak bola?" ucapnya diplomatis.
Anbefaler Calciopoli på Netflix, hvis man har glemt Moggi. pic.twitter.com/LRqAs8E5UG
— Mads Simonsen (@madssim) October 9, 2021
(gigih imanadi darma/gie)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini