Kisah Maarten Vandevoordt, Manuel Neuer dari Belgia

"Kiper termuda yang tampil di Liga Champions."

Biografi | 21 October 2021, 19:38
Kisah Maarten Vandevoordt, Manuel Neuer dari Belgia

Libero.id - Maarten Vandevoordt terus menunjukkan performa impresif di bawah mistar gawang. Dia tampil bagus bersama Genk sejak usia 19 tahun, hingga menjadi penjaga gawang termuda yang pernah tampil di Liga Champions dua tahun kemudian.

Pada 10 Desember 2019 menjadi salah satu momen yang membanggakan dan patut dirayakan oleh Maarten Vandevoordt, keluarganya, dan mereka yang telah melihatnya naik pangkat di Genk.

Dengan absennya dua kiper senior karena cedera, Vandevoordt masuk dalam starting XI untuk menghadapi Napoli. Itu menjadikannya sebagai kiper termuda yang pernah tampil di Liga Champions.

Namun, dalam usia 17 tahun dan 287 hari, kurangnya pengalaman Vandevoordt mengubah momen itu menjadi mimpi buruk.

Setelah hanya 125 detik di Naples, remaja itu mengambil bola dari jaringnya, dan sepenuhnya harus disalahkan karena berada di sana. Padahal, selama di akademi Genk, Vandevoordt dikenal sebagai kiper yang mahir menjaga bola di kakinya.

Dan, dia menunjukan kelebihannya itu saat mencoba membelokan bola ke dalam kotak penalti. Namun, bola justru berhasil direbut Arkadiusz Milik dan menyarangkan ke gawang yang kosong.

Segalanya tidak membaik, Napoli menang 4-0 saat Milik menyelesaikan hat-trick sebelum turun minum setelah Vandevoordt kebobolan penalti.

Mengingat rekor dari penampilannya, kesalahan Vandevoordt menjadi berita utama di seluruh dunia. Bahkan, kejadian seperti itu bisa saja mematahkan karier sejumlah pemain seusianya.

Namun pemain Belgia itu sekarang muncul sebagai salah satu kiper muda paling menjanjikan di dunia sepakbola, khususnya di Italia.

"Saya dengan cepat mengatasi kesalahan itu. Saya pikir saya keluar dari keseluruhan cerita ini dengan mental yang lebih kuat," kata Vandevoordt kepada  HLN  three.

"Saya sekarang tahu apa yang harus dilakukan dengan lebih baik dan berbeda. Saya tidak akan pernah mengambil risiko seperti itu lagi. Jika saya bisa memutar waktu, saya akan segera menendang bola," ungkapnya.

"Semua orang membuat kesalahan. Sayangnya, kesalahan penjaga gawang selalu diperbesar."

Untungnya, Vandevoordt telah menghilangkan kesalahan-kesalahan itu. Remaja itu makin mapan hingga membuatnya layak ditempatkan sebagai pilihan utama Genk.

Mengingat klub tempat dia bermain, serta perawakannya yang tinggi, kepiawaian Vandevoordt dibandingkan dengan Thibaut Courtois atau Manuel Neuer. Penggemar Belgia berharap bahwa Vandevoordt akan menjadi penerus bintang Real Madrid sebagai kiper masa depan Belgia.

Mungkin gaya seperti itu tidak mengejutkan mengingat Vandevoordt awalnya tidak dibawa ke Genk untuk bermain di antara mistar.

Meskipun tumbuh di jalan yang sama dengan mantan kiper Liverpool, Simon Mignolet di Sint-Truiden, teknik Vandevoordt saat bermain outfield mengingatkan pengintai Genk saat masih bermain di klub lokalnya, Brustem VV. Dia kemudian terdaftar di akademi Genk pada usia sembilan tahun.

Metode pelatihan Genk sedemikian rupa sehingga setiap pemain mendapat giliran untuk mencetak gol, apalagi dengan pelatih muda klub yang lebih tertarik untuk meningkatkan keterampilan pemain muda.

Karena itu, Vandevoordt menghabiskan lebih banyak waktu bermain di lapangan selama tahun-tahun awalnya bersama klub, termasuk saat juara Liga Belgia empat kali.

“Sesekali saya diizinkan bermain di gawang, dan itu ternyata sukses,” katanya kepada  Nieuwsblad. “Itu cocok untuk saya, penjaga gawang Genk harus banyak memainkan bola. Dalam latihan dan juga selama pertandingan."

"Itu juga mengajarkan Anda untuk membaca permainan dengan lebih baik dan memiliki kenyamanan saat menguasai bola. Tentu saja, saya harus lebih memperhatikan sekarang, karena setiap kesalahan dihitung lebih berat. Tapi inilah cara saya menjaga gawang."

Rasa percaya dirinya yang berlebihan pada debutnya di Eropa seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Vandevoordt sebenarnya dimaksudkan untuk mengambil alih sebagai penjaga gawang utama Genk setelah malamnya yang terkenal di Naples, tetapi cedera siku yang diderita pada Februari 2020 membuatnya melewatkan sisa musim. Dia harus menunggu 12 bulan penuh sebelum akhirnya menjadi starter permanen.

Dia merayakannya dengan menyelamatkan dua penalti di liga dan memenangkan Piala Belgia sebelum akhir musim 2020/2021, dengan penampilannya selama enam bulan terakhir setelah melihat remaja itu melangkah untuk menjadi starter untuk Belgia U-21.

Liverpool, Real Madrid, AC Milan dan Roma hanyalah beberapa klub yang dilaporkan memantau Vandevoordt. Meskipun kontraknya di Genk masih 20 bulan lagi, kepindahannya ke salah satu klub besar Eropa tampaknya tak terelakkan dalam beberapa waktu ke depan.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network