Toni Kroos, Zlatan Ibrahimovic
Libero.id - Dalam sepakbola modern, kecepatan sering dipandang sebagai atribut utama untuk bermain di sejumlah posisi. Padahal, realitasnya speed adalah relatif. Pesepakbola lambat juga bisa bersinar jika mampu menggunakan kecerdasan yang dimiliki.
Tentu saja, kecepatan datang dengan keuntungannya sendiri. Menyaksikan pemain menyerbu ke depan dan meninggalkan pemain lawan di jalur mereka adalah salah satu pemandangan yang lebih memuaskan di lapangan sepakbola. Tim selalu mendapat manfaat dari memiliki pelari cepat ketika mereka mencoba untuk mematahkan serangan balik.
Namun, ada banyak pesepakbola cerdas dan elit yang telah membuktikan kepada dunia bahwa mereka dapat tampil di level tertinggi tanpa perlu berlari secepat kilat saat menusuk jantung pertahawan lawan.
Para pemain dengan kategori "lambat" ini biasanya menggunakan kemampuan teknis superiornya untuk menghindari kekurangan mereka di tingkat kecepatan. Beberapa dikenal sebagai pemain oportunis. Beberapa lainnya punya ketenangan, kedewasaan, dan visi yang hebat.
Berikut ini peringkat 5 pemain lambat terbaik di sepakbola terkini:
5. Zlatan Ibrahimovic (AC Milan)
Zlatan Ibrahimovic berusia 40 tahun. Tapi, dia terus menjadi striker yang sangat bisa diandalkan. Pemain asal Swedia itu selalu terkenal karena atletisnya yang luar biasa dan itulah mengapa dia terus mempertahankan levelnya. Kira-kira 21 tahun setelah dia melakukan debut seniornya.
Ibrahimovic memiliki tinggi badan 195 cm dan merupakan salah satu pemain paling dominan dalam duel udara. Dia tidak pernah menjadi striker tercepat, tapi dia selalu menutupi kekurangannya dengan kemampuan teknis yang hebat. Dia adalah penyerang yang tahu menempatkan diri dengan baik.
Secara alami, Ibrahimovic telah kehilangan kecepatannya. Tapi, apakah itu mempengaruhi kemampuan mencetak golnya? Sama sekali tidak. Pada musim 2020/2021, dia mencetak 17 gol dan memberikan tiga assist dalam 27 penampilan di semua kompetisi dan merupakan salah satu pemain terbaik AC Milan.
4. Sergio Busquets (Barcelona)
Sergio Busquets telah membuktikan kepada banyak orang selama dekade terakhir bahwa mengendalikan permainan dari lini tengah tidak ada hubungannya dengan kecepatan.
Pria Barcelona itu tidak pernah menjadi pemain yang cepat. Tapi, dia rapi saat musuh datang. Bola hampir selalu aman saat dia bergerak. Dia mengandalkan ketenangan, kemampuan teknik bagus, visi melihat permainan, serta kehebatan dalam mengorganisasi rekan-rekannya. Itu karena dia belajar langsung dari sang maestro, Pep Guardiola, dan Xavi Hernandez.
Busquets sekarang berusia 33 tahun dan kekuatannya telah berkurang. Tapi, dia tidak diragukan lagi merupakan salah satu gelandang tengah terbaik dalam sejarah permainan ini.
FC Barcelona Most Appearances ?
— Yanek Stats (@yanekstats) October 28, 2021
7⃣7⃣8⃣ - Lionel Messi ??
7⃣6⃣7⃣ - Xavi ??
6⃣7⃣4⃣ - Andrés Iniesta ??
6⃣4⃣2⃣ - Sergio Busquets ?? ?
5⃣9⃣3⃣ - Carles Puyol ??
5⃣7⃣8⃣ - Gerard Piqué ?? ?
5⃣4⃣9⃣ - Migueli ??
5⃣3⃣5⃣ - Víctor Valdés ?? pic.twitter.com/5PgIurNQ4q
3. Jorginho (Chelsea)
Gelandang Chelsea, Jorginho, memiliki salah satu musim panas terbaik yang bisa diimpikan oleh seorang pesepakbola. Dia memenangkan Liga Champions sebelum memulai kemenangan di Euro 2020. Jorginho juga memenangkan Piala Super Eropa melalui adu penalti.
Gelandang Italia ini adalah sosok yang rajin kebanjiran kritik pada masa-masa awal kedatangannya ke Inggris. Itu karena dia mengaku tidak bisa mengikuti intensitas atau kecepatan Liga Premier.
Namun, Jorginho bekerja keras dan terus berkembang. Kini, dia menjadi pemain yang tak tergantikan dari susunan pemain Chelsea. Dia adalah pesepakbola yang sangat cerdas, yang menebus kurangnya kecepatannya dengan kesadaran spasial dan kecerdasan taktisnya. Jika anda melihat dia main, itu tidak seperti di sepakbola Inggris.
2. Toni Kroos (Real Madrid)
Toni Kroos adalah salah satu pesepakbola paling elegan di planet ini. Sangat menyenangkan melihat dia menjalankan kariernya. Apakah itu menjatuhkan bahunya sebelum melewati pemain lawan atau memasukkan bola ke kaki rekan satu timnya dari jarak 60 meter. Dia melakukan semuanya dengan anggun.
Kroos adalah metronom lini tengah Real Madrid dan Jerman. Dia tidak pernah menjadi sosok yang pas di lini tengah. Pemain berusia 31 tahun itu mengkompensasi kurangnya kecepatan dengan visi dan kemampuan teknis jempolan.
Kroos juga merupakan salah satu pesepakbola paling cerdas di planet ini. Dia tahu ruang mana yang harus dipindahkan untuk menciptakan ruang bagi rekan satu timnya. Dia juga memiliki kemampuan membaca permainan yang sangat baik. Atribut-atribut ini membuatnya efektif dalam menyerang dan bertahan.
Sejak Xavi dan Andres Iniesta pensiun, tidak ada gelandang yang memiliki kehebatan melebihi Kroos.
? Newcastle United are ready to offer around €30 million for 31-year-old Real Madrid midfielder Toni Kroos. (Source: El Nacional) pic.twitter.com/5Px0c5K4f8
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) October 30, 2021
1. Thomas Mueller (Bayern Muenchen)
Dalam istilah Jerman, Thomas Mueller adalah pemain bertipe "raumdeuter". Secara harafiah kata itu kurang lebihnya berarti "penjelajah ruang angkasa (waktu)". Itu diberikan untuk pemain dengan keteristik seperti Mueller. Dia bukan penyerang murni, bukan pula gelandang tengah, bukan juga sayap. Mueller hanya pemain paling serbaguna di planet ini.
Mueller bisa bermain di posisi mana pun di lini depan dan dengan mudah menjadi salah satu pesepakbola paling cerdas sepanjang masa. Kesadaran posisi Mueller, ditambah dengan gerakannya di dalam dan di sekitar sepertiga akhir, membuatnya menjadi duri di leher para bek lawan.
Mueller selalu berupaya mengganggu tatanan lini belakang lawan. Dia muncul di kantong ruang di dalam dan sekitar sepertiga akhir dan gerakan "off the ball" yang jadi ciri khasnya. Itu membantu menciptakan banyak ruang untuk rekan satu timnya.
Pemain berusia 32 tahun itu tidak terlalu cepat. Tapi, tidak ada pemain yang harus sangat cepat ketika mereka secerdas Mueller. Pemain nasional Jerman yang selalu konsisten telah mencetak mencetak 15 gol dan memberikan 24 assist dalam 46 penampilan di semua kompetisi musim lalu.
Thomas Müller the greatest there ever was, the greatest there ever is, the greatest there ever will be. pic.twitter.com/4UmgnsZHRf
— • ?? (@RoseAndIce) October 30, 2021
(atmaja wijaya/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini