Bradford City
Libero.id - Sebagai penikmat Liga Premier banyak penggemar yang belum pernah mendengar sebuah klub bernama Bradford City. Wajar! Klub yang bermarkas di Valley Parade itu memang tak bermain di kasta tertinggi, melainkan League Two alias kasta keempat. Tapi, klub ini pernah bikin kejutan besar tampil di final Piala Liga.
Di peta persaingan sepakbola Inggris, The Bantams seperti jarum di tumpukan jerami. Itu wajar karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kasta bawah. Penampilan Liga Premier terakhir mereka adalah 1999/2000 dan 2000/2001. Lalu, pada 1908/1909 hingga 1921/1922, mereka juga ada di kasta atas.
Meski naik turun dari League Two ke League One, Bradford tercatat pernah menjadi pembicaraan banyak orang. Itu terjadi pada musim 2012/2013 ketika tampil di ajang kelas tiga Piala Liga.
Dalam perjalanan menuju Wembley, Bredford tampil luar biasa. Mereka mampu mengalahkan Arsenal di perempatfinal melalui skema adu penalti (3-2) setelah di menit normal bermain imbang 1-1.
Tim asuhan Phil Parkinson ketika itu bermain dengan gairah dan keyakinan melawan nama-nama top seperti Cesc Fabregas, Robin van Persie, Samir Nasri, Aaron Ramsey, Thomas Vermaelen, Santi Cazorla, hingga Lukas Podolski.
Baru 15 menit laga berjalan, Garry Thompson membawa keunggulan lewat voli kaki kiri dan itu cukup untuk membuat para pendukung The Bantams bersorak. Butuh waktu 73 menit bagi pasukan Arsene Wenger untuk membalas lewat Vermaelen, tiga menit dari waktu normal berakhir.
Sepanjang extra time, Bradford digempur habis-habisan. Tapi, mereka mampu bertahan dengan heroik dan sangat untuk membawa pertandingan ke babak adu penalti.
Bradford sukses dalam delapan adu penalti mereka sebelumnya. Dengan bekal tersebut, mereka tak ragu melawan klub sekaliber The Gunners. Dan, terbukti Matt Duke menepis tendangan penalti Cazorla, dan kesalahan dari Marouane Chamakh serta Vermaelen membuat Bradford melenggang ke semifinal.
Kemenangan atas Arsenal membuat Bradford dengan cepat menjelma menjadi klub pembunuh raksasa Liga Premier saat itu. Di semifinal mereka kembali tampil hebat. Mereka lolos ke final dengan keunggulan agregat 4-3 atas Aston Villa. The Bantams menang 3-1 pada leg pertama dan kalah 1-2 di leg kedua.
"Kami tahu punya peluang melaju karena datang dengan keunggulan dua gol. Kami berusaha keras dan hasil ini layak didapat. Rasanya seperti mimpi. Kami membuat sejarah malam ini dan akan menyempurnakannya di Wembley nanti," kata Parkinson saat itu, dilansir Planet Football.
ON THIS DAY 2013: Bradford City at Wembley for the League Cup final against Swansea City #BCAFC #BANTAMS pic.twitter.com/VxCovYboYJ
— FootballAwaydays (@Awaydays23) February 24, 2021
Dan, di partai final, Bradford telah ditunggu sesama klub kejutan lainnya, Swansea City, yang di semifinal menggulingkan Chelsea dan Liverpool di putaran keempat. Hasilnya, The Bantams menyerah 0-5.
Meski kalah, kisah Bradford terus diceritakan ke banyak orang hingga hari ini. Dalam olahraga yang semakin membutuhkan aspek finansial, Bradford 2012/2013 membuktikan bahwa tekad dan semangat ada kunci sukses lainnya.
Apalagi, Bradford kembali membuktikan kehebatannya pada Piala FA 2014/2015. Meski tidak sedramatis 2012/2013, The Bantams dibicarakan banyak orang setelah mencapai perempat final. Dalam perjalanannya, mereka mengalahkan Chelsea 4-2 pada putaran keempat di Stamford Bridge.
Di putaran kelima, Bradford kembali membuat kejutan dengan mengalahkan Sunderland 2-0. Sayang, langkah mereka terhenti di perempat final ketika Reading mencatatkan kemenangan 3-0 di Madejski Stadium.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini