Juan Luca Sacchi, Gerard Deulofeu
Libero.id - Di lapangan, wasit punya otoritas mutlak. Selain benar memimpin pertandingan, wasit yang baik adalah yang memiliki ketegasan. Bahkan, jika perlu sedikit galak agar pemain patuh. Contohnya, Juan Luca Sacchi.
Menjadi pengadil lapangan tidaklah mudah. Ada banyak sekali tantangan dan risiko pekerjaan yang harus dihadapi di lapangan. Dalam keadaan yang terdesak, wasit seringkali jadi sasaran empuk kemarahan pemain atau suporter. Bahkan, bebherapa wasit harus mengalami penganiayaan di pertandingan.
Karena itu, untuk menjadi wasit yang bagus, seseorang harus mempunyai mental baja. Keberanian dibutuhkan untuk mengantisipasi segala macam kemungkinan yang datang.
Sacchi, wasit asal Italia berumur 37 tahun, yang memimpin pertandingan antara Udinese dan Inter Milan di Seri A, Minggu (31/10/2021) bisa dijadikan contoh bagi wasit-wasit lainnya, termasuk di Indonesia.
Pada pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 2-0 I Nerazzurri tersebut, terdapat satu Insiden yang menegangkan antara Sacchi dan penyerang Udinese asal Spanyol, Gerard Deulofeu.
Pada menit 81, dalam situasi kemelut di area gawang Inter, jebolan Barcelona itu berlari ke arah wasit dan mencoba menginterupsi Sacchi untuk menunjuk pelanggan. Bahkan, mantan pemain Everton itu sambil mengibaskan jarinya ke wajah wasit.
Juan Luca Sacchi woke up on the wrong side of bed this morning ? https://t.co/r8oJDMMrnK
— Jay (@JaysBettingClub) October 31, 2021
Tak disangka, Sacchi tidak kalah nyali. Alih-alih kabur dari muka Deulofeu, sang wasit justru membalas lebih kejam. Sacchi menghardi lebih keras lagi. Bahkan, wasit itu terus berteriak di depan wajah Deulofeu. Akibatnya, mantan pemain Watford itu terkejut, tidak percaya, kena mental, dan akhirnya kabur.
Momen itu benar-benar menunjukkan level Sacchi sebagai wasit papan atas. Pasalnya, seringkali dalam skenario seperti di atas, wasit terlihat gugup dan kalah suara dari pemain. Bahkan, beberapa wasit cenderung menghindari konfrontasi langsung dengan pemain.
Aksi berani Sacchi juga mengingatkan orang pada sosok wasit legendaris Italia, Pierluigi Collina. Wasit terbaik di dunia enam tahun berturut-turut itu dikenal sering membuat mental pemain down. Collina tidak hanya jeli, melainkan juga tegas dan sangat galak.
Protes Deulofeu kepada Sacchi sebenarnya bentuk frustrasi. Pasalnya, dalam laga tersebut Udinese kalah 0-2. Joaquin Correa mencetak dua gol secara berurutan di babak kedua. Hasil tersebut membuat Udinese berada di posisi 14 klasemen sementara Serie A, sementara Inter peringkat ketiga.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini