Nuno Espirito Santo
Libero.id - Nuno Espirito Santo dipecat menyusul kekalahan 0-3 Tottenham Hotspur dari Manchester United, akhir pekan lalu. Nakhoda asal Portugal itu berhenti hanya empat bulan setelah datang ke London Utara.
Selama dilatih Nuno, Spurs hanya memenangkan delapan dari 17 pertandingan dan keputusan ini bukanlah kejutan besar. Pasalnya, dengan materi skuad seperti Tottenham sangat tidak masuk akal melihat Tottenham harus mendulang kekalahan demi kekalahan. Lini depan juga sangat tumpul.
Fabio Paratici, Managing Director Tottenham, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada pilihan lain selain menghentikan kontrak Nuno. "Saya tahu betapa Nuno dan staf pelatihnya ingin sukses dan saya menyesal bahwa kami harus mengambil keputusan ini," kata Paratici.
"Nuno adalah pria sejati dan akan selalu diterima di sini. Kami ingin berterima kasih padanya dan staf pelatihnya dan berharap yang terbaik untuk masa depan mereka," tambah Paratici.
Pertanyaannya, apakah itu berarti Nuno menjadi pelatih tercepat yang dipecat klub Liga Premier? Ini peringkatnya:
12. Nuno Espirito Santo (124 hari, Tottenham Hotspur)
Nuno bukanlah pilihan pertama Spurs untuk menggantikan Jose Mourinho dan dengan cepat dinilai tidak cocok untuk klub. Pelatih berusia 47 tahun itu telah dikalahkan Crystal Palace, Chelsea, dan MU selama beberapa pekan terakhir. Dan, jelas bahwa apa pun yang dia minta kepada para pemainnya tidak berhasil.
11. Pepe Mel (120 hari, West Bromwich Albion)
West Brom merangkak ke posisi 17 di musim 2013/2014 setelah Mel menggantikan Steve Clarke. The Baggies hanya memenangkan tiga dari 17 pertandingan di bawah mantan bos Real Betis itu. Dan, masalah di luar lapangan termasuk pemecatan Nicolas Anelka tidak membuat segalanya lebih mudah.
West Brom's last 5 managers win %:
Steve Clarke - 31.5%
Pepe Mel - 17.6%
Alan Irvine - 21.1%
Tony Pulis - 29.2%
Alan Pardew - 5.6%
New approach needed...?! ? ? pic.twitter.com/35Q7Cr8PVS
— Oddschanger (@Oddschanger) April 3, 2018
10. Steve Wigley (107 hari, Southampton)
Wigley adalah pelatih tim junior ketika dia diberi pekerjaan menangani skuad utama setelah kepergian mendadak Paul Sturrock pada awal musim 2004/2005. Tapi, Wigley hanya bertahan 14 pertandingan. Kesimpulannya sangat jelas bahwa tidak semua orang mampu mengepalai sebuah tim.
9. Claudio Ranieri (106 hari, Fulham)
Musim 2018/2019 menjadi bencana bagi Fulham. Slavisa Jokanovic dipecat pada November 2018 setelah melatih klub tanpa kemenangan di tujuh pertandingan, dan Ranieri tidak mampu membalikkan keadaan. Fulham hanya memenangkan tiga dari 16 pertandingan bersama Ranieri dan penggemar meneriakkan: "Anda tidak tahu apa yang Anda lakukan!" saat pertandingan terakhirnya.
8. Tony Adams (106 hari, Portsmouth)
Adams hanya berhasil memberi dua kemenangan dari 16 laga di liga sebelum dipecat. Tugas menggantikan Harry Redknapp pada 2008 menjadi semakin menantang dengan penjualan Jermain Defoe dan Lassana Diarra.
2003-04: Wycombe
2008-09: Portsmouth
2010-11: Gabala
2017: GranadaThe story behind Tony Adams' appointment: https://t.co/2W1zamGf9u pic.twitter.com/pEMw0IabhS
— BBC Sport (@BBCSport) April 11, 2017
7. Colin Todd (98 hari, Derby County)
Kekalahan dari tim kasta keempat, Bristol Rovers, di Piala FA terbukti menjadi akhir bagi Todd di Derby County. Tiga bulan Todd di ruang istirahat terbukti menjadi mimpi buruk. Dia mengundurkan diri sebagai bos Swansea untuk mengambil pekerjaan di Derby. Tapi, dia tidak dapat meningkatkan performa perjuangan mereka.
6. Terry Connor (91 hari, Wolverhampton Wanderers)
Karier singkat Connor bersama Wolves tampaknya sudah ditakdirkan sejak awal. Meski Kepala eksekutif Wolves, Jez Moxey, mengatakan dia akan menggantikan Mick McCarthy dengan pelatih berpengalaman, nyatanya dia beralih ke Connor yang sebelumnya merupakan asisten McCarthy.
Yang terjadi selanjutnya justru menyedihkan. Wolves hanya mampu meraih empat poin dari 13 pertandingan tanpa kemenangan dan mereka finish di posisi terbawah liga.
5. Quique Sanchez Flores (85 hari, Watford)
Siklus kepelatihan di Watford sering kali sangat singkat, termasuk Quique pada tahun 2019. Pelatih Spanyol itu kembali ke Vicarage Road untuk menggantikan Javi Gracia. Tapi, dia hanya meraih satu kemenangan dan bertanggung jawab atas kekalahan 0-8 dari Manchester City .
4. Bob Bradley (84 hari, Swansea City)
Bos Swansea, Huw Jenkins, menganggap jika Bradley akan dijadikan sebagai pelatih jangka panjang. Tapi, ternyata dia hanya bertahan kurang dari tiga bulan. Swansea kebobolan 29 gol dalam 11 pertandingan. Bradley bertanggung jawab karena Swansea hanya mengumpulkan delapan poin.
Bob Bradley knew how difficult the Swansea City job would be, but he accepted the challenge anyway. pic.twitter.com/vTeHebqi5l
— FOX Soccer (@FOXSoccer) December 28, 2016
3. Frank de Boer (77 hari, Crystal Palace)
De Boer hanya bertahan selama 85 hari sebagai pelatih Inter Milan dan dia bahkan lebih sedikit melakukannya di Selhurst Park. Pelatih asal Belanda itu gagal memperkenalkan gaya sepakbola yang lebih menarik setelah pengangkatannya pada musim panas 2017. Dia hanya bertahan lima pertandingan.
Frank de Boer failed to win each of his first four games as Crystal Palace manager and was sacked 10 weeks later.
Frank de Boer has failed to win each of his first four games as Netherlands manager...
Could history repeat itself? ? pic.twitter.com/5Gcfj1J0au
— Squawka Football (@Squawka) November 11, 2020
2. Rene Meulensteen (75 hari, Fulham)
Karier yang gagal di Brondby tidak membuat Fulham berhenti merekrut Meulensteen pada Desember 2013. Tapi, mereka kembali menyesali keputusan itu. Mantan pelatih MU tersebut hanya memenangkan tiga dari 13 pertandingan liga sebagai pelatih.
1. Les Reed (41 hari, Charlton Athletic)
Musim bencana Reed di Charlton termasuk kekalahan memalukan atas Wycombe Wanderers di Piala Liga dan hanya satu kemenangan di liga. Dijuluki "Les Misérables" di media, Reed keluar dari penderitaannya ketika dipecat pada 24 Desember 2006.
40 - Les Reed took charge of Charlton Athletic for just 40 days in November and December 2006, the shortest ever permanent manager reign in Premier League history; Reed lost five of his seven games in charge. Starved. #OptaPLSeasons pic.twitter.com/lzxpJ4AHEe
— OptaJoe (@OptaJoe) April 10, 2020
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini