Sebuah Keseriusan, PSSI Gandeng British Council untuk Majukan Sepakbola Wanita

"Ada harapan besar untuk perkembangan sepakbola wanita di Indonesia"

Berita | 03 November 2021, 02:48
Sebuah Keseriusan, PSSI Gandeng British Council untuk Majukan Sepakbola Wanita

Libero.id - PSSI melakukan kerjasama dengan British Council guna menjalankan kegiatan bertajuk Premier Skills – Football for Women’s Empowerment in Indonesia. Acara tersebut berlangsung dari 1 hingga 2 November 2021 melalui virtual zoom.

Kerja sama antara PSSI dan British Council (Premier Skills) ini sudah berlangsung sejak 2017. Adapun kegiatan tersebut diikuti lebih dari 150 orang peserta yang dibagi ke dalam tiga grup, yakni grup barat, timur, dan tengah. Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi membuka acara tersebut dan Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Maaike Ira Puspita di hari kedua sekaligus menutup acara itu.

Hadir juga sebagai narasumber dalam kegiatan itu, Ari Sutanti (Senior Programmes Manager British Council), Kartini Sunityo (Programme Manager Education & Society British Council), Yulia Tri Samiha (Perwakilan Cluster Barat Sepakbola Wanita), Pelatih Kepala Timnas Wanita Indonesia Rudi Eka Priyambada, Asisten Pelatih Timnas Wanita Indonesia Yopie Riwoe dan Ketua Asosiasi Sepakbola Wanita Papat Yunisal.

“PSSI saat ini konsen dengan sepak bola wanita. Kami berusaha dan terus bekerja sama dengan berbagai pihak dan ahli untuk kemajuan sepak bola wanita,” ujar Sekjen PSSI Yunus Nusi.

Sementara itu, dalam acara penutupan, Maaike Ira Puspita mengaku senang bisa berpartisipasi pada acara tersebut meskipun hanya sebatas virtual. 

“Apalagi temanya adalah sepakbola wanita di mana saya juga intens terlibat dalam pembentukan timnas wanita,” kata Maaike.

Adapun PSSI sendiri memiliki fokus kerja jangka panjang yang salah satunya adalah pengembangan sepakbola wanita. Ke depan, PSSI juga akan menggelar Piala Pertiwi. Hal tersebut dilakukan agar sepak bola wanita di Indonesia bisa terus mengalami kemajuan.

“Oleh karenanya, PSSI tidak hanya fokus pada keikutsertaan tim nasional di kegiatan internasional, namun juga kompetisi yang berjenjang serta program pengembangan sumber daya manusia melalui kursus kepelatihan, kursus wasit, workshop dan seminar juga diperlukan. Karena kompetisi yang sukses dan professional memerlukan dukungan dari SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dan memiliki standard khusus,” imbuh Maaike.

(muflih miftahul kamal/muf)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network