Bintang Aston Villa ini Punya Ambisi Unik Setelah Pensiun, Apa itu?

"Melatih bukan satu-satunya opsi setelah pensiun. Ada banyak hal. Salah satunya cita-cita pemain ini."

Biografi | 09 November 2021, 15:15
Bintang Aston Villa ini Punya Ambisi Unik Setelah Pensiun, Apa itu?

Libero.id - Tyrone Mings dikenal sebagai pemain sepakbola yang cukup vokal menyuarakan dukungan melawan rasialisme dalam olahraga. Pemain berusia 28 tahun itu juga mengkritik Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel, atas pandangannya tentang berlutut sebelum kick-off. Rupanya, pemain Inggris itu punya ambisi di bidang politik. 

Mings secara terbuka mengecam Patel dan menuduhnya sebagai aktor yang memicu api rasialisme jelang Euro 2020 musim panas lalu. Itu pelecehan yang diterima bintang Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, setelah gagal mengeksekusi penalti melawan Italia di final.

Menariknya, vokalnya Mings dengan masalah-masalah sosial, politik, di di Inggris bukan tanpa sebab. Bek tengah The Three Lions itu ternyata memiliki bakat menjadi politisi. Bahkan, Mings secara gamblang menyebut akan terjun ke politik setelah pensiun. "Saya akan mencoba menjadi perdana menteri," ucap Mings, dilansir Goal.

Mings telah bermain bersama Aston Villa sejak 2019. Dan, dia mengakui bahwa telah memiliki rencana lain setelah pensiun dari sepakbola. Dirinya menganggap menjadi pelatih bukan satu-satunya pilihan pesepakbola setelah pensiun.

"Saya cukup terbuka karena pensiun bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan saya. Saya tidak merasa harus menjadi pelatih karena hanya itu yang saya tahu. Ini menggairahkan saya untuk memikirkan apa yang bisa terjadi setelah pensiun dari sepakbola. Tapi, saya jelas belum sampai di sana," kata Mings.

Pemain yang terikat kontrak hingga 2024 itu telah bermain di semua pertandingan bersama Aston Villa, kecuali satu pertandingan di Liga Premier musim ini. Hasilnya, Aston Villa kini hanya berjarak dua poin dari zona degradasi. Akibatnya, Dean Smith dipecat pada hari Minggu (7/11/2021) setelah megalami kekalahan kelima berturut-turut.

Mings mengatakan bahwa sepakbola dan politik tidak dapat dipisahkan. Dia memuji bintang Manchester United, Rashford, atas aksinya di luar lapangan dengan berbagai kegiatan kemanusiaan.

"Banyak orang tidak ingin kita terjun ke dunia politik terlalu dalam. Saya mengerti bahwa banyak orang ingin sepakbola menjadi pelarian dan menjauhkan olahraga dari politik. Tapi, itu tidak akan pernah terjadi," ujar Mings.

"Dalam dua tahun terakhir, kami memiliki pandangan yang sulit saat orang-orang memutuskan untuk tetap berdiri. Orang kulit putih terkena berbagai bentuk diskriminasi, tapi tidak rasisme itu sendir seperti mereka melakukannya pada kami orang kulit hitam," lanjut Mings.

"Orang-orang ini dapat melihat luka yang ditimbulkannya pada rekan satu tim mereka, dan mereka ingin berdiri serta meletakkan kepala mereka di atas tembok pembatas sebagai sekutu ras kulit putih. Itu benar-benar hal positif dan sangat membantu untuk menciptakan semangat tim dan ikatan antartim," ungkap Mings.

"Orang-orang berpikir standar untuk pesepakbola ditetapkan rendah. Tapi, ada banyak pemain cerdas yang pandai berbicara. Anda tidak bisa menilai pengetahuan hanya dari cara anda berbicara," tambah Mings.

"Lihatlah Marcus (Rashford) dengan apa yang dia lakukan. Dia tidak selalu tampil sebagai yang paling pandai berbicara. Tapi, ketika anda bertanya apa yang dia lakukan, maka dia sangat berpengetahuan tentang masalah ini. Dia tidak hanya menyebutkan namanya. Dia tahu apa yang dia bicarakan," beber Mings.

"Sebagai pesepakbola, ini hanya tentang menjadi otentik dan mendapatkan cerminan sejati dari siapa orang itu. Saya senang sepakbola memberi saya jalan untuk melakukan hal-hal lain di masa depan," pungkas Mings.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network