Alex Ferguson
Libero.id - Ketika klub sebesar Manchester United mencapai semifinal Piala FA pada 1990, banyak pihak mengira momen itu akan menjadi akhir dari kisah manajer muda asal Skotlandia bernama Alex Ferguson. Apalagi, Setan Merah menghadapi Notthingham Forest.
Ya, kita memang tidak dapat memprediksi masa depan. Kalau saja Man United terburu-buru memecat Fergie saat itu, maka mungkin saja tak ada ere keemasan Setan Merah.
Apa yang dicapai Ferguson di Old Trafford sangat mengesankan, bahkan rekor kesuksesan yang hampir mustahil: 13 gelar Liga Premier, lima Piala FA, dan dua Liga Champions.
Ketika Ferguson tiba di Old Trafford pada November 1986, dia dianggap sebagai salah satu manajer muda paling cemerlang dalam permainan. Fergie sebelumnya melatih klub Skotlandia, Aberdeen, dan membawa mereka menuju tangga kesuksesan.
Hari ini pada 1986, Sir Alex Ferguson resmi menjadi manajer #MUFC, and the rest is history… pic.twitter.com/mhSuKi9RhF
— Manchester United Indonesia (@ManUtd_ID) November 6, 2017
Namun, pekerjaan di Man United bukan tantangan kecil. Fergie menggantikan Ron Atkinson, manajer pasca Matt Busby paling sukses. Atkinson memenangkan dua Piala FA dan finis empat besar setiap musim walau tidak pernah mampu membawa trofi Liga Premier kembali ke Old Trafford.
Di musim pertamanya, Ferguson membawa Man United ke urutan ke-11, setidaknya ada peningkatan untuk pencapaian klub.
Kemudian, pada musim 1987/1988, Ferguson membawa Man United ke posisi kedua. Mereka berakhir sembilan poin di belakang pemimpin klasemen Liverpool.
Namun, angin perubahan berbalik musim berikutnya. Jauh dari tantangan perebutan gelar yang diharapkan, Man United finis di urutan ke-11 pada 1988/1989.
Pada titik itulah Sir Alex Ferguson hendak dipecat. Ditambah lagi gelombang hengkang dari para pemain seperti Whiteside, McGrath, bersama Gary Pallister, Paul Ince, dan banyak lagi.
Fans Setan Merah yang tak puas mulai menggelar aksi protes, salah satunya dengan spanduk bertuliskan "3 tahun penuh alasan dan itu masih omong kosong ... pergi Fergie"
Pihak klub memberi Ferguson tantangan terakhir. Jika tidak menang di babak semifinal Piala FA melawan Notthingham Forest, maka kariernya di Old Trafford dipastikan kandas.
Pertandingan berlangsung ketat dan menegangkan, apalagi The City Ground penuh sesak. Pada akhirnya, nasib baik memihak Ferguson. Man United menang dan Ferguson mempertahankan pekerjaannya.
“Akhirnya ada kegembiraan untuk Alex Ferguson,” teriak komentator.
Di partai final, Fergie menjawab semua keraguan para fans sekali lagi. Di partai final, Setan Merah menang 1-0 atas Crystal Palace. Gol tersebut tercipta pada menit ke-56 lewat sepakan Mark Hughes.
Itu merupakan gelar pertama Fergie selama melatih Man United.
Manajemen pun berpikir ulang tentang kiprah Fergie. Kegembiraan di Old Trafford tidak pernah berakhir sejak pertandingan piala itu dan seterusnya. Sampai akhirnya pada 1992/1993, Ferguson akan mengangkat Liga Premier pertama setelah terakhir kali pada musim 1967.
Dan, musim-musim selanjutnya kita mengetahui cerita kesuksesan Ferguson di Old Trafford.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini