5 Pelatih yang Hobi Kritik Pemain di Depan Publik

"Ada yang berhasil, beberapa lainnya sia-sia. Siapa saja mereka? Ini daftarnya."

Feature | 11 November 2021, 12:32
5 Pelatih yang Hobi Kritik Pemain di Depan Publik

Libero.id - Di sepakbola, ada dua tipe pelatih ketika mengatasi pemain yang tampil buruk di lapangan. Pertama, pelatih yang menegur dengan terang-terangan dari depan di depan banyak orang. Kedua, pelatih yang menegur di belakang dan berbicara empat mata di ruang tertutip.

Seringkali pembicaraan pribadi itulah yang berhasil membawa pemain keluar dari masalah dan menjelma menjadi sosok yang lebih baik  lagi.

Namun, beberapa pelatih memilih kritik di depan umum sebagai cara mencari solusi. Bahkan, beberapa diantaranya memiliki hobi mengkritik pemain mereka sendiri di depan banyak orang, di media, agar semua orang di seluruh dunia tahu masalahnya. Dan, itu banyak yang membuat pemain sakit hati dan pergi.

Berikut ini 5 pelatih terkenal yang memiliki kegemaran mengkritik pemain secara terbuka di depan banyak orang: 


1. Juergen Klopp

Sebenarnya, Juergen Klopp tidak memiliki reputasi untuk mengkritik para pemainnya secara terbuka. Faktanya, dia selalu dekat dengan pasukannya ke mana pun dia pergi dan para pemainnya pasti akan bersaksi tentang itu.

Tapi, Klopp mematahkan karakternya sendiri setelah kekalahan 1-4 Liverpool di Liga Premier melawan Tottenham Hotspur pada 2017. Ketika itu, dia mengkritik Dejan Lovren atas kesalahan di pertahanan. Performa pertahanan buruk Lovren menghasilkan dua gol awal Spurs dan dia diganti setelah bermain 31 menit.

"Gol pertama adalah sedikit lemparan ke dalam dan kami tidak benar-benar ada di sana. Itu hanya sangat buruk, buruk, pertahanan yang buruk. Yang kedua, serangan balik. Saat bola melewati Lovren, sudah terlambat. Jika saya terlibat dalam situasi ini di lapangan, maka Harry (Kane) tidak bisa mendapatkan bola. Itu tidak akan terjadi jika saya berada di lapangan. Tapi, saya berada di tengah-tengah area teknis pelatih," kata Klopp saat itu.

Beruntung bagi Liverpool, hal itu tidak banyak berpengaruh pada hubungan keduanya. Lovren mengakhiri karier di Liverpool di bawah Klopp saat dia memenangkan Liga Champions dan Liga Premier sebelum berangkat ke Rusia pada 2020.


2. Harry Redknapp

Harry Redknapp telah melalui berbagai klub sebagai pelatih dan tidak pernah malu mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap pemain secara terbuka. Salah satunya pada 2009 ketika dia ada di Tottenham Hotspur dan mendapatkan hasil imbang 1-1 melawan Portsmouth.

Di babak-babak akhir pertandingan, Darren Bent memiliki peluang bagus untuk memenangkan pertandingan. Tapi, entah bagaimana dia menyundul bola melebar. Redknapp marah besar dan mengkritik kegagalan Bent.

"Anda tidak akan pernah mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk memenangkan pertandingan daripada itu. Nona (wartawan) saya bisa saja mencetak gol itu. Bent tidak hanya memiliki sebagian dari gawang yang harus dibidik. Tapi, dia memiliki seluruh jaring, dan dia melebarkannya. Luar biasa," katanya.

Meski tidak berdampak langsung, hubungan Bent dengan sang pelatih mulai memburuk dan sang striker meninggalkan klub pada 2009. Redkapp meninggalkan Spurs pada 2012. Tugas pelatih terakhirnya adalah bersama Birmingham City pada 2017. Saat ini dia bertindak sebagai penasihat teknis di Bournemouth.


3. Maurizio Sarri

Maurizio Sarri tiba di Chelsea pada 2018 setelah tugasnya yang sukses bersama Napoli di Serie A. Meski memiliki awal yang sangat baik di Stamford Bridge, timnya mulai gagap di pertengahan musim. Dan, dia mulai frustrasi.

Setelah kekalahan 0-2 saat melawan Arsenal, rasa frustrasi Sarri memuncak. Dalam wawancara selepas pertandingan, Sarri mengkritik habis-habisan pemainnya.

"Sepertinya kami benar-benar berjuang untuk bangkit menghadapi pertandingan ini. Saya sangat marah dengan pendekatan yang kami terapkan hari ini. Anda dapat menemukan diri anda dalam kesulitan dari waktu ke waktu. Tapi, kami perlu bereaksi terhadap kesulitan itu jauh lebih baik daripada kami melakukannya hari ini. Itu sama dalam pertandingan kami melawan Tottenham (kalah 1-3). Kami pikir kami akan mengatasi masalah itu. Saya tidak keberatan kalah, tapi saya tidak suka kalah dengan cara seperri ini," ungkap Sarri.

Metode Sarri juga membuat marah para penggemar Chelsea. Tapi, dia akhirnya berhasil memenangkan Liga Europa. Kemudian, Sarri kembali ke Italia bersama Juventus setelah hanya satu musim di London Barat.


4. Sir Alex Ferguson

Pada 2009, Sir Alex Ferguson pernah mengatakan tidak akan mengkritik pemain di depan umum. "Saya tidak akan mengkritik salah satu pemain saya sendiri di depan umum. Ketika anda membuat kritik publik terhadap pemain anda, anda merusak mentalnya," kata Ferguson saat itu.

Tapi, pelatih terhebat Manchester United itu telah melanggar kodenya dalam beberapa kesempatan. Dari David Beckham dan Cristiano Ronaldo hingga Wayne Rooney dan Johnny Evans, Ferguson telah mengkritik banyak pemain secara terbuka selama waktunya di Old Trafford.

Salah satu kejadian tersebut ketika Ferguson mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap Ronaldo, yang ingin meninggalkan MU pada 2009. "Sulit ketika pemain yang ingin menghibur tidak mendapatkan segalanya dengan caranya sendiri. Tapi, anda tidak bisa mendapatkan semuanya dengan cara anda sendiri," ujar Ferguson.

Dalam hal ini, rekonsiliasi tampaknya berhasil ketika Ronaldo mencetak gol indah melawan Porto hanya tiga hari kemudian. Tapi, pemain Portugal itu pergi ke Real Madrid pada musim panas 2009.


5. Jose Mourinho

Jose Mourinho tidak pernah takut mengkritik para pemainnya di depan umum jika dia merasa itu diperlukan. Entah para pemainnya telah meningkat pesat setelah dikritik atau justru marah, Mourinho tidak pernah berhenti menilai buruk pemain di depan banyak orang.

Contohnya saat Mourinho mengkritik Joe Cole selama tugas pertamanya di Chelsea pada 2004. "Ketika dia mencetak gol, permainan selesai untuknya. Setelah itu saya membutuhkan 11 pemain untuk organisasi pertahanan saya dan saya hanya memiliki 10 pemain," kata Mourinho.

Mourinho juga pernah mengkritik Paul Pogba dan Luke Shaw pada banyak kesempatan selama waktunya di MU. Dan, pemain terakhir yang menjadi korban kritiknya adalah Tanguy Ndombele di Tottenham Hotspur. Salah satu kesempatan tersebut datang setelah bermain imbang dengan Burnley ketika Ndombele diganti setelah hanya bermain 45 menit.

"Di babak pertama kami tidak memiliki lini tengah. Saya tidak akan lari dan saya harus mengatakan dia (Ndombele) punya cukup waktu untuk naik ke level yang berbeda. Saya tahu Liga Premier itu sulit, dan beberapa pemain membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dengan liga yang berbeda," kata Mourinho.

"Tapi, seorang pemain dengan potensinya harus memberi kami lebih dari yang dia berikan kepada kami, terutama ketika anda melihat bagaimana Lucas (Moura), (Giovani) Lo Celso, dan para pemain itu bermain. Saya mengharapkan lebih banyak di babak pertama darinya (Ndombele)," tambah Mourinho.

Mourinho dipecat Tottenham pada April, setelah gagal menginspirasi para pemainnya untuk finish empat besar. Dan, sekarang Mourinho bekerja sebagai pelatih di klub Serie A, AS Roma.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network