Kisah Unik Leicester dan Brighton Jadi Klub dengan Fans Terbanyak di Zambia

"Normalnya, orang mendukung MU, Man City, Liverpool, Chelsea, atau Arsenal. Tapi, di Zambia beda."

Feature | 12 November 2021, 00:40
Kisah Unik Leicester dan Brighton Jadi Klub dengan Fans Terbanyak di Zambia

Libero.id - Pekan ini Patson Daka pulang kampung untuk memimpin Zambia di laga-laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Bersama Enock Mwepu, Daka bukan hanya bintang The Copper Bullets, melainkan juga pemain yang membuat Leicester City dan Brighton and Hove Albion populer di Zambia, mengalahkan Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool, atau Arsenal.

Dengan dua laga tersisa, Zambia masih ada di posisi ketiga dengan empat poin atau tertinggal enam poin dari Tunisia serta tiga poin dari Guinea Khatulistiwa. Secara matematika The Copper Bullets masih bisa lolos, meski butuh keajaiban. Tapi, Mwepu tidak akan main karena cedera.

Selama fase kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Afrika, Zambia tergabung di Grup B. Dari empat pertandingan, Tunisia di puncak dengan 10 poin, diikuti Guinea Khatulistiwa (7 poin), dan Zambia (4 poin). Di laga berikutnya, Zambia bertemu Mauritania dan Tunisia. Jika semuanya dimenangkan, poin maksimal 10. 

Di lain kubu, Tunisia akan bertemu Guinea Khatulistiwa terlebih dulu. Sementara Guinea Khatulistiwa akan melawan Mauritania di pertandingan terakhir. 

Dengan konfigurasi seperti ini, pendukung Zambia berharap Tunisia kalah dua kali. Kemudian, setelah menang atas Tunisia, Guinea Khatulistiwa dikalahkan Mauritania. Jika skenario itu yang terjadi, ketiga tim akan mengumpulkan 10 poin. Artinya, tim yang lolos ke play-off ditentukan selisih gol, produktivitas, dan head to head.

"Jika kita bisa lebih baik, Zambia akan menjadi salah satu tim terbesar di Afrika. Awalnya, kami punya harapan untuk Piala Dunia 2022. Tapi, (melihat hasilnya saat ini) sangat disayangkan. Semoga kami bisa berlaga di Piala Dunia di masa depan," kata Mwepu, kepada BBC Africa.

Selain Mwepu, Zambia tahun ini sangat mengandalkan Daka. Keduanya merumput di Liga Premier dengan Daka baru saja menjadi buah bibir di Leicester.

Mereka berdua merupakan wajah baru untuk sepakbola Zambia, yang merupakan salah satu negara di kawasan Afrika paling konsisten pada 1990-an. Lalu, mereka secara mengejutkan menjadi juara Piala Afrika 2012. Sayang, sejak saat itu, terjadi penurunan prestasi.

"Jika tim nasional ingin sukses, kami harus memiliki tulang punggung yang sangat bagus. Patson dan Mwepu sudah ada di sana, sementara Fashion Sakala (Glasgow Rangers) bisa bermain di kiri dan kanan. Jadi, yang anda butuhkan hanyalah penjaga gawang yang solid dan pertahanan yang kuat agar tim berfungsi," kata legenda Zambia, Kalusha Bwalya. 

Setelah tampil mengesankan di Red Bull Salzburg, Daka melanjutkan performa mencetak gol di Inggris. Pemain berusia 23 tahun itu tidak hanya mencetak gol ke gawang Manchester United di Liga Premier, melainkan juga empat gol dalam satu pertandingan Liga Europa.

Sementara Sakala baru-baru ini mencetak hattrick untuk Rangers dan Mwepu sempat membuat Liverpool kerepotan saat bermain bersama Brighton.

Daka, Mwepu, dan Sakala memiliki pondasi yang sangat baik untuk masa depan Zambia yang lebih baik. Mereka sudah bekerja bersama sejak remaja. Mereka adalah kunci Zambia U-20 ketika memenangkan gelar Piala Afrika U-20 untuk pertama kalinya pada 2017. Saat itu, ketiganya mencetak delapan dari 13 gol Zambia U-20.

Mereka kembali berkontribusi besar pada akhir tahun itu saat mencetak delapan dari 12 gol Zambia saat mencapai perempat final Piala Dunia U-20 dengan mengalahkan Jerman di babak 16 besar. 

"Kami telah berkumpul sebagai teman dan berusaha untuk selalu menginspirasi dan mendorong satu sama lain. Saya melihat orang-orang yang sangat muda dan energik, yang lapar untuk mencapai lebih banyak. Ini akan sangat baik untuk bangsa kita," kata Mwepu.

Bwalya berpendapat bahwa Daka, bersama Mwepu dan Sakala, adalah "meletakkan dasar" untuk generasi pemain Zambia berikutnya. "Bakat sangat besar di Zambia. Ini hanya akan menumbuhkan antusiasme dan kecintaan terhadap sepakbola," kata Bwalya.

Duo ini juga memastikan bahwa baik Leicester dan Brighton memiliki beberapa penggemar global baru. Bahkan, di negara yang menggemari tim-tim terkemuka Inggris seperti Liverpool, Chelsea, atau kedua klub Manchester.

"Semua orang telah mengadopsi kedua klub itu dan angka penonton (televisi) untuk Leicester dan Brighton naik tiga kali lipat. Bahkan empat kali lipat. Ini tidak mengejutkan karena ini adalah kebanggaan nasional. Untuk pertama kalinya, dua pemain Zambia di Liga Premier membuat dampak besar," kata mantan pejabat Asosiasi Sepakbola Zambia (FAZ), Ponga Liwewe.

Sebelum Daka dan Mwepu, Zambia pernah punya beberapa pemain di klub kasta atas Inggris. Sebut saja Emment Kapengwe dan Freddie Mwila, yang bergabung dengan Aston Villa pada akhir 1960-an. Lalu, Collins Mbesuma di Portsmouth pada 2005-2007 dan Emmanuel Mayuka di Southampton pada 2012-2015.

(mochamad rahmatul haq/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network