Matteo Guendouzi
Libero.id - Pemikiran sempit suporter terkait rivalitas klub ternyata bukan hanya menjadi monopoli Indonesia. Di negara sepakbola maju seperti Italia atau Prancis, pemain timnas sendiri bisa saja disoraki hanya karena beda klub. Contohnya baru saja dialami Matteo Guendouzi bersama Les Bleus.
Awalnya, pertandingan Prancis melawan Kazakhstan yang berakhir dengan skor 8-0 pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022, Minggu (14/11/2021) dini hari WIB, akan digelar di Stade de France, Saint-Denis. Tapi, entah mengapa dipindah ke Parc des Princes, kandang Paris Saint-Germain (PSG).
Pada hari-hari menjelang pertandingan, Guendouzi sebenarnya menyatakan sedikit keberatannya. Dia tampak sudah tahu betul efek buruk dari rivalitas PSG dengan Marseille sehingga menyarankan laga kembali dilaksanakan di Stade de France, sebagai stadion nasional Prancis.
Ketakutan Guendouzi ternyata terbukti benar. Meski tidak mendapatkan kesempatan bermain, dia mendapatkan perlakuan kurang sopan dari suporter Les Bleus. Sesaat sebelum pertandingan, nama Guendouzi dicemooh habis-habisan. Bahkan, saat namanya dibacakan pembawa acara stadion.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Seperti yang kita ketahui, pemain berusia 22 tahun itu saat ini sedang dipinjamkan ke Marseille dari Arsenal. Artinya, dia kurang populer diantara banyak warga Paris yang mendukung rival bebuyutan klubnya, PSG.
Gelandang bertahan itu semakin membuat fans PSG kesal karena telah tampil mengesankan untuk Marseille musim ini. Terbukti, Guendouzi akhirnya mendapatkan kesempatan lagi ke Les Bleus setelah hampir dua tahun diabaikan Didier Deschamps.
Quand Mattéo Guendouzi se fait sifflé au Parc des Princes lors de #FRAKAZ, après avoir déclaré : « J'aurais préféré jouer au Stade de France, le Parc des Princes c'est le stade du PSG. »
pic.twitter.com/IUdpdYGSy4— Le « M » (@MookieBarbu) November 14, 2021
Meski belum berhasil membuat penampilan senior untuk tim dalam dua pemanggilan terbaru, Guendouzi berpotensi ikut ke Piala Dunia 2022. Tinggal di Marseille bisa memberinya kesempatan terbaik untuk mengamankan tempat ke Qatar tahun depan. Apalagi, masa depannya di Arsenal masih belum jelas.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, mantan pemain junior Lorient itu menjelaskan bahwa dirinya melihat masa depan jangka panjangnya di Marseille. Dia mengaku enggan kembali ke London Utara.
"Saya dipinjamkan dan masih dikaitkan dengan Arsenal. Tapi saya fokus pada apa yang harus saya lakukan dengan Marseille. Saya ingin menjadi bagian jangka panjang bersama Marseille. Saya sangat nyaman di sana. Saya ingin terus menikmati diri saya di Marseille," kata Guendouzi, dilansir Goal.
Fenomena pemain disoraki saat berbaju timnas bukan hanya dialami Guendouzi. Beberapa bulan lalu saat Italia tampil di UEFA Nations League, Gianluigi Donnarumma juga disoraki publik San Siro. Di Indonesia, beberapa pemain Persib Bandung juga diejek saat membela tim Garuda di Gelora Bung Karno.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini