Romario, Ronaldo
Libero.id - Sejak dulu, Brasil diberkati banyak penyerang top. Mereka menghiasi lini masa kompetisi internasional dengan aksi dan prestasi membanggakan. Beberapa striker bahkan menjadi ikonik dan legendaris, serta dibicara orang hingga sekarang. Contohnya, Romario dan Ronaldo.
Taktik, strategi, dan formasi sepakbola selalu berkembang mengikuti zaman. Pernah terjadi ketika dua penyerang menjadi tren para pelatih. Pernah pula satu striker. Bahkan, tanpa penyerang murni atau yang biasa disebut false nine.
Pada 1990-an, tren yang terjadi adalah dua penyerang dalam skema 4-4-2 atau 3-5-2. Lihatlah Chris Sutton dan Alan Shearer di Blackburn Rovers. Lalu, Dwight Yorke dan Andry Cole (Manchester United). Sementara di Serie A, ada Filippo Inzaghi dan Alessandro del Piero (Juventus) atau Hernan Crespo dan Enrico Chiesa (Parma).
Untuk level internasional terdapat Juergen Klinsmann dan Oliver Bierhoff di Jerman. Ada pula Dennis Bergkamp dan Patrick Kluivert (Belanda). Dan, yang paling banyak dibahas orang pada era itu adalah Romario dan Ronaldo (Brasil). Duet ini dikenal sebagai Ro-Ro.
Pada 1997, Brasil bermain 26 kali. Romario dan Ronaldo memulai 16 pertandingan bersama. Dalam 16 pertandingan tersebut, Selecao mencetak 52 gol. Hebatnya, 31 diantaranya dicetak Ro-Ro. Ada tiga assist dari Romario ke Ronaldo dan sembilan dari Ronaldo ke Romario. Brasil mengangkat dua piala dalam enam bulan.
Korban malang pertama Ro-Ro adalah Polandia. Kemudian, pada April 1997, Brasil memainkan pertandingan menghadapi Chile dan Meksiko. Masing-masing dimenangkan Brasil 4-0 atau total delapan gol. Dua gol dari Ronaldo dan lima dari Romario.
Melawan Chile, Ronaldo berlari dengan cepat ke dalam pertahanan lawan. Dia melakukan umpan silang dengan sempurna, dan Romario masuk ke pertahanan untuk menanduk bola. Sementara melawan Meksiko, Ronaldo memenangkan bola kembali dan memberi umpan rekan duetnya untuk mencetak gol.
Tapi, tidak selalu kemenangan dihasilkan. Pada Mei 1997, pasangan ini merasakan satu-satunya kekalahan saat dipaksa menyerah 2-4 dari Norwegia, yang hanya mengandalkan Tore Andre Flo sebagai lone striker.
Pertandingan lain yang yang menunjukkan kehebatan mereka ada di Tournoi de France 1997. Kompetisi yang sekaligus pemanasan untuk Piala Dunia 1998 itu benar-benar menjadi ajang Ro-Ro dan pemain-pemain Brasil lainnya untuk unjuk keterampilan.
Roberto Carlos mengirim tendangan bebas spektakuler melewati Fabien Barthez saat Brasil bertemu Prancis. Sementara Romario dan Ronaldo masing-masing mencetak gol luar biasa untuk menyelamatkan Brasil dengan hasil imbang 3-3 melawan Italia.
Brasil juga unjuk kehebatan saat memastikan kemenangan atas Inggris di pertandingan terakhir. Romario mengalahkan David Seaman dengan tendangan khasnya setelah kombinasi operan yanng melibatkan Ronaldo dan Leonardo.
Tiga hari setelah bermain melawan Inggris di Paris, Brasil memulai perjalanan Copa America 1997 di Santa Cruz de la Sierra, Bolivia. Brasil mengalahkan Kosta Rika 5-0. Dua gol Ronaldo dengan satu assist Romario, serta satu gol Romario dibuat dengan batuan Ronaldo.
Di semifinal, Brasil menghadapi Peru, yang telah mengalahkan Uruguay dan Argentina. Brasil menang 7-0. Dua gol diantaranya dicetak Romario. Meski Ronaldo tidak mencetak gol, dia kembali menunjukkan kredensialnya sebagai kreator dengan memberikan umpan sempurna untuk gol kedua rekannya.
Menjelang pertandingan final, Romario mengalami masalah dengan hamstring. Dia kewalahan saat berlari mengejar umpan. Tapi, mengingat itu adalah pertandingan kesembilan mereka dalam 28 hari, cedera itu tidak mengejutkan.
Romario and Ronaldo link up in the famous yellow of Brazil for the first time, 1997. pic.twitter.com/DQ9P4VREmG
— 90s Football (@90sfootball) May 13, 2021
Anehnya, pelatih mereka, Mario Zagallo, justru menuduh Romario memalsukan cedera. Dia melarangnya masuk skuad untuk final. Brasil menang 3-1 atas Bolivia untuk merebut trofi berkat permainan cantik Ronaldo. Dan, Romario dikeluarkan dari skuad untuk pertandingan persahabatan pada Agustus, September, Oktober dan November 1997.
Pada akhirnya Zagallo harus mengalah dengan desakan publik untuk memanggil kembali Romario ke timnas. Penampilan bagus di klub membuat Ro-Ro kembali ditampilkan. Kali ini, di Piala Konfederasi 1997 dan langsung tampil pada pertandingan pembukaan versus Arab Saudi. Romario mencetak dua gol, dengan yang kedua dari umpan Ronaldo.
Lalu, dalam pertandingan grup terakhir, Brasil memastikan tempat di semifinal untuk menghadapi Republik Ceko. Mereka mengalahkan Meksiko untuk ketiga kalinya dalam sembilan bulan. Penalti dari Romario memberi mereka yang pertama dari tiga gol yang dihasilkan Brasil.
Di semifinal, Ronaldo dan Romario menempatkan bola melewati Pavel Srnicek dari jarak dekat untuk menyiapkan final melawan Australia, yang menahan imbang Selecao seminggu sebelumnya.
A REMINDER:
Ronaldo and Romario combined in their first Brazil game together against Poland in 1997 to devastating effect...
The quick feet of Romario, the powerful finish from Ronaldo ?⚽️ pic.twitter.com/RP7lHosPaC
— Football Remind (@FootballRemind) March 5, 2021
Dengan Romario dan Ronaldo bersama kali ini, tidak ada yang bisa menghentikan Selecao. Brasil mengalahkan Australia 6-0. Ronaldo mencetak hattrick. Begitu pula Romario. Mereka menerima hadiah untuk menjadi negara pertama yang secara bersamaan memegang Piala Konfederasi, Piala Dunia, dan Copa America.
Sayang, karena cedera dan retaknya hubungan Zagallo dengan Romario, Ronaldo harus kehilangan pasangan sejatinya. Situas itu diperparah karena Romario mengalami cedera hamstring menjelang Piala Dunia 1998. Meski bersikeras mengatakan dirinya akan fit, Zagallo tidak memasukkan Romario ke dalam skuad.
Romario menangis dalam sesi konferensi pers yang diadakan khusu untuk membahas keputusan tersebut. Dan, dua hari setelah kemenangan perempat final Brasil atas Denmark di Piala Dunia, dia mencetak gol untuk Flamengo dalam pertandingan Liga Brasil. Itu membuktikan kebugarannya. Tapi, saat itu sudah terlambat.
Bebeto akhirnya berduet dengan Ronaldo di Prancis dan Brasil berhasil mencapai final. Tapi, absennya Romario dari turnamen itu tetap menjadi salah satu tanda tanya besar di sepakbola Brasil.
RETRO GOALS: #OnThisDay in 1997 one of the great @90sfootball partnerships were too hot for Chile. Ronaldo and Romario. Phenomenal. pic.twitter.com/mMSfzXDge6
— A Funny Old Game (@sid_lambert) April 2, 2018
(diaz alvioriki/anda)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini