Roberto Carlos, Giacinto Facchetti, Bixente Lizarazu
Libero.id - Sepanjang sejarah sepakbola, ada banyak pemain hebat datang dan pergi. Beberapa hanya numpang lewat. Sementara sisanya menghiasi pemberitaan media selama bertahun-tahun. Contohnya, pemain-pemain yang berposisi sebagai bek kiri.
Kehadiran full back modern diharapkan bisa membantu ancaman serangan serta tetap bisa menunjukkan kemampuan menghalau serangan lawan. Banyak dari pemain dalam daftar ini bersinar di sayap kiri belakang sebelum orang-orang seperti Jordi Alba atau Theo Hernandez lahir.
Di sini kami memilih 10 bek kiri terbaik sepanjang masa. Kami menggunakan sejumlah pencapaian untuk mengukur peringkat ini, serta kontribusi keseluruhan pemain dalam permainan. Tentu saja trofi menjadi parameter utama karena tidak semua pemain bagus sukses dengan piala di tangannya.
Berikut ini peringlat 10 full back kiri terbaik dalam sejarah sepakbola berdasarkan statistik di Transfermarkt:
10. Ashley Cole (Inggris)
Klub: Arsenal, Chelsea, AS Roma, LA Galaxy, Derby County
Gelar: 3 domestik, 1 Liga Champions
Ashley Cole adalah satu-satunya orang Inggris yang masuk dalam daftar ini. Dia memenangkan gelar domestik bersama Arsenal dan Chelsea, serta mencatatkan lebih dari 100 caps untuk negara. Menurut mendiang legenda Spurs, Jimmy Greaves, Cole adalah full back Inggris terbaik yang pernah ada.
Frank Lampard: “Against Ronaldo for England – Ash didn’t give him a kick, no one could get past Ash."
Joe Cole: "A lot of people forget he started out as a striker at Arsenal, he was a brilliant striker as well.”
Kids today will never understand how good Ashley Cole was ?? pic.twitter.com/6Tl5mFOKVy
— GiveMeSport (@GiveMeSport) November 18, 2021
9. Bixente Lizarazu (Prancis)
Klub: Bordeaux, Athletic Bilbao, Bayern Muenchen, Marseille
Gelar: 6 domestik, 1 Liga Champions, 1 Euro, 1 Piala Dunia
Bixente Lizarazu menjadi orang Prancis yang bermain untuk klub Jerman selama sembilan musim, yaitu bersama Bayern Muenchen. Dia menjuarai Bundesliga enam kali dan mengangkat trofi Liga Champions 2000/2001.
Saat aktif, Lizarazu jarang keluar dari posisinya. Mengandalkan kecepatan, timnya sering keluar dari masalah. Sebagai bagian penting dari tim nasional Prancis, pemain kelahiran Basque itu mengantongi medali Piala Dunia 1998 diikuti dengan kejayaan di Euro 2000.
8. Marcelo (Brasil)
Klub: Fluminense, Real Madrid
Gelar: 5 domestik, 4 Liga Champions
Dengan 22 trofi, termasuk empat Liga Champions, selama bermain di Real Madrid, Marcelo menjadi pemain yang paling banyak mendapat penghargaan dalam daftar ini. Apalagi, dia juga memenangkan medali perunggu Olimpiade 2008 dan perak Olimpiade 2012.
Marcelo juga menjadi pemain yang paling menyenangkan ditonton dengan tipu daya, kecepatan, dan kemampuannya menggagalkan dribel pemain lawan. Dia telah mencetak 41 gol dan 101 assist di semua kompetisi.
7. Antonio Cabrini (Italia)
Klub: Cremonese, Atalanta, Juventus, Bologna
Gelar: 6 domestik, 1 Liga Champions, 1 Piala Dunia
Antonio Cabrini adalah salah satu dari segelintir pemain yang telah memenangkan semua kompetisi klub UEFA. Dia dialihkan dari sayap kiri ke bek kiri selama karier mudanya. Langkah tersebut terbukti berhasil saat dia berkembang menjadi pemain menyerang yang kuat dengan kemampuan menghentikan serangan.
Di Juventus dan timnas Italia, Cabrini menjadi bagian penting dari tim yang mendominasi sepakbola bersama kiper legendaris, Dino Zoff, Claudio Gentile, dan Gaetano Scirea yang meraih kemenangan di Piala Dunia 1982.
? Many happy returns to former Bianconeri defender and legend, Antonio Cabrini! ⚪⚫️️ pic.twitter.com/Q2BXE3Y9Oj
— JuventusFC (@juventusfcen) October 8, 2021
6. Nilton Santos (Brasil)
Klub: Botafogo
Gelar: 1 Copa America, 2 Piala Dunia
Pemenang Piala Dunia dua kali, Nilton Santos, unggul dalam beberapa pertandingan dan terlihat cocok dengan generasi full back modern. Perannya di Brasil pada 1950-an menambah sisi defensif tim. Pada kenyataannya, gol Santos melawan Austria di Piala Dunia 1958 membuatnya mendapat perhatian dari Pelatih Brasil, Vicente Feola.
5. Giacinto Facchetti (Italia)
Klub: Inter Milan
Gelar: 4 domestik, 2 Liga Champions, 1 Euro
Tidak mengherankan jika Giacinto Facchetti memiliki target mencetak gol. Itu karena legenda Inter Milan tersebut memulai karier sepakbola sebagai pemain menyerang yang sangat diandalkan.
Kemudian, dia menempa dirinya menjadi batu pertahanan di sebelah kiri Inter asuhan Helenio Herrera. Pada 1963, dia mencetak empat gol saat I Nerazurri hanya kebobolan 20 dalam 38 pertandingan dalam perjalanan meraih gelar pertama setelah bersabar sembilan tahun. Dua musim kemudian, dia mencetak 12 gol saat timnya kembali memuncaki Serie A.
4. Roberto Carlos (Brasil)
Klub: Uniao Sao Joao, Palmeiras, Inter Milan, Real Madrid, Fenerbahce, Corinthians, Anzhi Makhachkala, Delhi Dynamos
Gelar: 6 domestik, 3 Liga Champions, 2 Copa America, 1 Piala Dunia
Diberkati dengan kecepatan luar biasa, Roberto Carlos sangat tangguh. Pemain Brasil itu menjadi prototipe full back modern yang memiliki kemampuan menyerang seperti Luke Shaw, Andy Robertson, dan Alphonso Davies. Dia adalah bagian dari tim yang memenangkan Piala Dunia 2002.
3. Ruud Krol (Belanda)
Klub: Ajax Amsterdam, Vancouver Whitecaps, Napoli, Cannes
Gelar: 6 domestik, 3 Liga Champions
Dalam teori total football, Ruud Krol bisa bermain di semua lini belakang dan tengah. Dia mampu mengoper menggunakan kedua kaki dan pembaca permainan dengan hebat. Dia kemudian dialihkan dari bek kiri pada Piala Dunia 1974, kemudian menjadi lebih menyerang di Piala Dunia 1978.
Krol memenangkan enam gelar Eredivisie dan tiga Liga Champions (format lama) bersama Ajax dan finish ketiga dalam pemungutan suara Ballon d'Or 1979.
Países Bajos, antes conocido como Holanda, y uno de sus grandes equipos de la inmortal ‘Naranja Mecánica’ encabezados por Johan Cruyff, Rob Rensenbrink, Johan Neeskens, Ruud Krol, Johnny Rep y más #LeyendasDelBalón #InolvidablesOnce pic.twitter.com/GU4n38QoUG
— Futbol League Press (@FutboLPress_) November 16, 2021
2 Paul Breitner (Jerman)
Klub: Bayern Muenchen, Real Madrid, Eintracht Branschweig
Gelar: 7 domestik, 1 Liga Champions, 1 Euro, 1 Piala Dunia
Johan Cruyff dan Belanda pada 1970-an berhasil lolos dari fase grup di Piala Dunia 1974 dengan sebagian besar mengharapkan mereka untuk mengangkat trofi Jules Rimet.
Sebaliknya, mereka berlari ke Paul Breitner, Berti Vogts, dan Franz Beckenbauer dari pertahanan Jerman Barat yang menetralisir mereka. Breitner adalah bek kiri dengan kemampuan lengkap yang menyamakan kedudukan dari titik penalti di Olympiastadion saat Jerman menang 2-1.
Dia juga mencetak gol di final saat Die Mannschaft kalah dari Italia delapan tahun kemudian. Itu menempatkan dia daftar elite pemain top bersama Pele, Vava, dan Zinedine Zidane sebagai pemain yang mencetak lebih dari satu gol final Piala Dunia.
1. Paulo Maldini (Italia)
Klub: AC Milan
Gelar: 7 domestik, 5 Liga Champions
Paolo Maldini unggul bermain 25 musim yang menakjubkan di Serie A. Semuanya bersama AC Milan dan menyelesaikan kariernya dengan 647 penampilan. Pencapaian itu bertahan hingga 2020 ketika rekor tersebut dipatahkan Gianluigi Buffon.
Dia membuat pertahanan terlihat kokoh untuk Italia selama empat Piala Dunia dan tiga Euro antara 1988 hingga 2002. Di Milan, dia memenangkan Liga Champions lima kali. Sayang, tidak ada Piala Dunia atau Euro yang dimenangkan Maldini dalam kariernya.
#OnThisDay in 1994 ?
— AC Milan (@acmilan) November 20, 2021
Paolo Maldini’s one and only derby goal ensured a share of the spoils against Inter
27 anni fa il primo e unico gol nel Derby di Paolo che valse un pareggio @skrill #SempreMilan pic.twitter.com/P2kIjQKsdT
(diaz alvioriki/anda)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini