Padahal momennya terjadi pada laga Aston Villa vs Sheffield United.
Bournemouth resmi menjadi salah satu dari tiga tim Premier League yang terdegradasi musim ini, namun ternyata masih ada luka yang membekas bagi anak asuh Eddie Howe ini.
Bournemouth harus rela mengakhiri musim ini di peringkat 18 dengan hanya mampu meraih 34 poin saja dengan rincian 9 kemenangan, 7 hasil imbang, dan 22 kali menelan kekalahan.
Meski pada pertandingan terakhir mereka mampu menumbangkan perlawanan Everton dengan skor 3-1 melalui gol-gol yang dicetak oleh Joshua King, Dominik Solanke, dan Junior Stanislas, namun itu menjadi tak berarti lantaran di tempat lain Aston Villa mampu meraup 1 poin dalam lawatannya ke markas West Ham United.
Hasil pertandingan tersebut membuat the Villans sukses menyelesaikan musim tepat di atas Bournemouth dengan raihan 35 poin.
Keunggulan 1 poin Aston Villa atas Bournemouth membuat the Cherries kembali membuka luka lama yang berkaitan dengan pertandingan antara Aston Villa kala menjamu Sheffield United.
Pada pertandingan yang berakhir dengan skor kacamata itu, gol yang dicetak oleh Sheffield United dianggap tidak sah karena belum melewati garis gawang, padahal terlihat sangat jelas bahwa sepakan Oliver Norwood seharusnya disahkan menjadi gol.
Padahal pertandingan tersebut terpantau menggunakan teknologi garis gawang yang seharusnya mampu memutuskan dengan sangat akurat suatu kejadian di depan harus gawang, apakah gol atau tidak.
Keputusan wasit yang mengacu pada hasil konfirmasi teknologi garis gawang menuai banyak kecaman dari berbagai macam pihak, tak terkecuali Bournemouth.
Bagaimana tidak, jika pada saat itu teknologi garis gawang mampu bekerja dengan baik, maka poin yang diraih Aston Villa seharusnya hanya 34, sama seperti yang diraih Bournemouth.
Meski memiliki poin yang sama, jika skenario tersebut terjadi, maka Bournemouth lah yang selamat dari degradasi karena memiliki selisih gol yang lebih baik.
Bahkan kelalaian teknologi garis gawang tersebut diamini oleh pihak Hawk Eye, perusahaan di balik teknologi garis gawang.
"Selama paruh pertama pertandingan Aston Villa vs Sheffield United di Villa Park, ada insiden garis gawang di mana bola dibawa melewati garis oleh kiper Aston Villa, Nyland.
"Petugas pertandingan tidak menerima sinyal ke arloji atau lubang suara sesuai protokol Sistem Keputusan Sasaran (GDS).
"Tingkat oklusi ini belum pernah terlihat sebelumnya dalam lebih dari 9.000 pertandingan bahwa sistem Teknologi Hawk-Eye Goal Line telah beroperasi.
"Sistem ini diuji dan terbukti berfungsi sebelum dimulainya pertandingan sesuai dengan Hukum IFAB of the Game dan dikonfirmasi sebagai bekerja oleh pejabat pertandingan."
Dikutip Talksport, pihak Bournemouth sendiri dikonfirmasi akan segera melakukan gugatan ke pengadilan atas segala kejadian yang terjadi. Gugatan akan diajukan kepada pihak Hawk Eye yang sudah mengakui kesalahan mereka.
Sudah hampir satu dekade sejak teknologi garis gawang pertama kali diterapkan di Liga Premier, tetapi untuk pertama kalinya melakukan kesalahan pada laga yang sangat menentukan nasib suatu tim apakah bertahan di Premier League atau tidak.
Bournemouth harus rela mengakhiri musim ini di peringkat 18 dengan hanya mampu meraih 34 poin saja dengan rincian 9 kemenangan, 7 hasil imbang, dan 22 kali menelan kekalahan.
BACA FEATURE LAINNYA
69 Eksekutor Penalti Terbaik di Dunia, Ronaldo atau Messi? Bukan Keduanya
69 Eksekutor Penalti Terbaik di Dunia, Ronaldo atau Messi? Bukan Keduanya
Padahal pertandingan tersebut terpantau menggunakan teknologi garis gawang yang seharusnya mampu memutuskan dengan sangat akurat suatu kejadian di depan harus gawang, apakah gol atau tidak.
BACA FEATURE LAINNYA
25 Pemain Terbaik Liga Premier Musim Ini Menurut Data Statistik
25 Pemain Terbaik Liga Premier Musim Ini Menurut Data Statistik
Bagaimana tidak, jika pada saat itu teknologi garis gawang mampu bekerja dengan baik, maka poin yang diraih Aston Villa seharusnya hanya 34, sama seperti yang diraih Bournemouth.
Bahkan kelalaian teknologi garis gawang tersebut diamini oleh pihak Hawk Eye, perusahaan di balik teknologi garis gawang.
"Petugas pertandingan tidak menerima sinyal ke arloji atau lubang suara sesuai protokol Sistem Keputusan Sasaran (GDS).
"Tingkat oklusi ini belum pernah terlihat sebelumnya dalam lebih dari 9.000 pertandingan bahwa sistem Teknologi Hawk-Eye Goal Line telah beroperasi.
"Sistem ini diuji dan terbukti berfungsi sebelum dimulainya pertandingan sesuai dengan Hukum IFAB of the Game dan dikonfirmasi sebagai bekerja oleh pejabat pertandingan."
Dikutip Talksport, pihak Bournemouth sendiri dikonfirmasi akan segera melakukan gugatan ke pengadilan atas segala kejadian yang terjadi. Gugatan akan diajukan kepada pihak Hawk Eye yang sudah mengakui kesalahan mereka.
Sudah hampir satu dekade sejak teknologi garis gawang pertama kali diterapkan di Liga Premier, tetapi untuk pertama kalinya melakukan kesalahan pada laga yang sangat menentukan nasib suatu tim apakah bertahan di Premier League atau tidak.