Jarang diketahui publik...
Franck Ribery baru saja memutuskan gantung sepatu, legenda Bayern Muenchen itu pensiun di usianya yang ke-39 di Salernatina.
Untuk merayakan kegemilangan kariernya di atas lapangan hijau, kami telah memilihkan sepenggal kisah yang mungkin jarang dibicarakan publik; tentang bekas luka di wajahnya.
Disadari atau tidak, bekas luka itula yang justru membuat Ribery punya 'karakter' dan 'kekuatan', dan setiap luka selalu ada cerita dibaliknya.
Di tahun-tahun sebelumnya, eks Timnas Prancis itu telah berbicara secara terbuka tentang trauma pada beberapa kesempatan, dan dalam sebuah wawancara emosional dengan Canal+ Sport, winger lincah itu mengungkapkan bagaimana ia mengatasi rasa sakit sejak kecil.
Jika Anda belum pernah mendengar cerita sebelumnya, Franck Ribery mengalami luka serius di kepala dalam sebuah kecelakaan mobil pada usia dua tahun. Ribery dilarikan ke rumah sakit dan membutuhkan 100 jahitan setelah kecelakaan di kampung halamannya di Boulogne-sur-Mer, Prancis.
Dalam kecelakaan itu Ribery tidak mengenakan sabuk pengaman, yang membuatnya menabrak kaca depan kendaraan. Sepanjang masa kecilnya, orang-orang akan menatap dan menunjuk Ribery di jalan, mengatakan betapa 'jeleknya' bekas luka itu.
Namun hebatnya Ribery, ia memandang dari kaca mata secara positif situasi itu.
"Orang-orang akan berkata: 'Lihat apa yang ada di wajahnya, lihat kepalanya. Bekas luka apa ini? Sangat jelek.' Ke mana pun saya pergi, orang-orang akan melihat saya," katanya.
"Dan bukan karena saya orang baik atau karena nama saya Franck atau pesepakbola yang baik, tapi karena bekas lukanya.
"Mereka memberi saya karakter dan kekuatan ini. Karena, ketika Anda masih kecil dan Anda memiliki bekas luka seperti ini, itu tidak mudah. Cara orang melihat Anda, komentar - keluarga saya menderita karenanya.
"Orang-orang yang membicarakan Anda adalah orang tua (dari anak-anak lain), dan ini sangat kejam. Saya tidak pernah pergi ke sudut dan menangis, meskipun menderita."
Kisah itu juga dimuat dalam buku tulisan Simon Kuper The Football Men: Up Close with the Giants of the Modern Game, bahwa insiden tersebut memotivasinya di usia muda:
"Dengan cara tertentu kecelakaan ini membantu saya. Sebagai seorang anak, itu memotivasi saya. Tuhan memberi saya perbedaan ini. Bekas luka adalah bagian dari diri saya, dan orang-orang akan menganggap saya apa adanya."
Dan dengan bekas luka itulah wajah Ribery telah menghiasi banyak pertandingan, banyak gelar dimenangkan, banyak gol dan asisst dicetak. Ribery telah mencatatkan namanya dalam sejarah sepakbola dunia.
Selamat menikmati pensiun, Ribery.
Untuk merayakan kegemilangan kariernya di atas lapangan hijau, kami telah memilihkan sepenggal kisah yang mungkin jarang dibicarakan publik; tentang bekas luka di wajahnya.
BACA BERITA LAINNYA
Gantikan Dzenan Radoncic, Nova Arianto Sambut Hangat Cho Byung-kuk
Gantikan Dzenan Radoncic, Nova Arianto Sambut Hangat Cho Byung-kuk
BACA ANALISIS LAINNYA
Sebulan Sebelum Piala Dunia 2022, FIFA Diminta Coret Iran
Sebulan Sebelum Piala Dunia 2022, FIFA Diminta Coret Iran
"Orang-orang akan berkata: 'Lihat apa yang ada di wajahnya, lihat kepalanya. Bekas luka apa ini? Sangat jelek.' Ke mana pun saya pergi, orang-orang akan melihat saya," katanya.
"Mereka memberi saya karakter dan kekuatan ini. Karena, ketika Anda masih kecil dan Anda memiliki bekas luka seperti ini, itu tidak mudah. Cara orang melihat Anda, komentar - keluarga saya menderita karenanya.
Kisah itu juga dimuat dalam buku tulisan Simon Kuper The Football Men: Up Close with the Giants of the Modern Game, bahwa insiden tersebut memotivasinya di usia muda:
"Dengan cara tertentu kecelakaan ini membantu saya. Sebagai seorang anak, itu memotivasi saya. Tuhan memberi saya perbedaan ini. Bekas luka adalah bagian dari diri saya, dan orang-orang akan menganggap saya apa adanya."
Dan dengan bekas luka itulah wajah Ribery telah menghiasi banyak pertandingan, banyak gelar dimenangkan, banyak gol dan asisst dicetak. Ribery telah mencatatkan namanya dalam sejarah sepakbola dunia.
Selamat menikmati pensiun, Ribery.