Ingat Sunderland ingat Kevin Phillips.
Pernah menjadi salah satu kekuatan sepakbola Inggris, nasib Sunderlang kini sangat mengkhawatirkan. Akibat kesalahan manajemen, Tha Black Cats harus terjun ke League One alias Divisi III dalam waktu dua tahun.
Pada 1879, Sunderland Association Football Club dibentuk oleh seorang kepala sekolah bernama James Allan. Nama awal klub berseragam merah-putih itu adalah Sunderland and District Teachers Association Football Club. Satu tahun berselang, tepatnya 25 September 1880, nama yang panjang itu resmi berubah menjadi "Sunderland".
Sunderland lalu didaftarkan ke FA. Mereka melanjutkannya dengan bergabung menjadi bagian The Football League. Setelah diterima, Sunderland tampil pertama kali pada 1890/1891. Manajemen The Black Cats saat itu menunjuk Tom Watson sebagai arsitek tim. Mereka juga mengontrak sejumlah pemain bertalenta.
Hebatnya, hanya butuh satu musim, Sunderland berhasil menjuarai Divisi I (sekarang Premier League). The Black Cats meraih keunggulan 5 poin atas Preston North End di klasemen akhir 1891/1892.
Menurut sejumlah media Inggris, Sunderland adalah klub yang sangat bagus pada masa tersebut. Apalagi, The Black Cats berhasil mempertahankan gelar juara liga pada musim berikutnya. Selanjutnya, mereka juara lagi pada 1894/1895, 1901/1902, dan 1912/1913. Setelah puasa cukup lama, trofi kembali didapatkan pada 1935/1936.
Selain jumlah piala, kehebatan Sunderland pada masa lalu juga bisa dilihat dari statusnya sebagai klub pertama di Inggris yang sanggup memproduksi 100 gol dalam satu musim. Statistik membanggakan tersebut sempat bertahan beberapa musim sebelum dipecahkan West Bromwich Albion pada 1919/1920.
Namun, seperti roda yang terus berputar, ada kalanya Sunderland di atas, tapi tidak jarang pula di bawah. Kehebatan The Black Cats pada masa lalu seolah sirna di era Premier League. Tidak ada lagi gelar liga yang didapatkan. Bahkan, para penghuni Stadium of Light tergolong tim yoyo.
Pada 2016/2017, The Black Cats sebenarnya masih bermain di Premier League. Sayang, pada 2017/2018 mereka sudah berada di Championship Division karena terdegradasi. Sialnya, pada 2018/2019 dan 2019/2020, Sunderland harus bertarung di League One.
Keterpurukan Sunderland dalam tiga musim terakhir tidak bisa dilepaskan dari sang pemilik, Stewart Donald. Pengusaha asuransi itu sudah mulai bosan mengelola klub. Terbukti, sejak akhir tahun lalu Donald dan konsorsium penguasa Sunderland sudah mengumumkan niat menjual mayoritas saham. Mereka mengobralnya 40 juta pounds
Harga yang ditawarkan Donald dan konsorsiumnya tergolong murah. Pasalnya, The Black Cats memiliki aset yang sangat besar, yang mencakup stadion dan kompleks latihan, yang nilainya bisa lebih dari 60 juta pounds.
Namun, prospek bagus yang dimiliki tidak akan otomatis membuat sang pemilik baru langsung tancap gas meroketkan prestasi The Black Cats. Pasalnya, Bloomberg dan The Times memprediksi, butuh minimal 250 juta pounds bagi sang pemilik baru untuk membangkitkan Sunderland hingga kembali ke Premier League dalam dua musim. Membeli dan menggaji pemain bintang akan jadi pengaluaran paling besar sang bos baru.
"Kami sedang menunggu orang baik untuk membeli klub kami. Kami menunggu orang yang memiliki kredibilitas untuk menyelamatkan klub yang kami cintai ini. Prosesnya panjang karena kami harus tahu apa yang akan dia lakukan untuk klub ini di masa depan," ujar salah satu pemegang saham Sunderland, Charlie Methven, dilansir Sunderland Echo.
"Kami berharap segera menemukan pembeli yang baik hati sebelum musim baru (2020/2021) dimulai. Tapi, kami juga cemas karena kondisi dunia saat ini yang sedang tidak menentu," tambah Methven.
Musim ini, Sunderland berada di posisi 8 klasemen akhir League One. Dari 36 pertarungan yang dijalani, The Black Cats menghasilkan 59 poin. Dengan kompetisi yang terhenti dengan menyisakan 10 pertandingan, potensi Sunderland mendapatkan tiket play-off ke Championship Division sudah tidak ada.
Untuk tim yang mendapatkan tiket promosi ke kasta kedua adalah Coventry City dan Rotherham United di posisi 1-2. Sementara Wycombe Wanderers naik kasta setelah mengalahkan Oxford United di final play-off.
Pada 1879, Sunderland Association Football Club dibentuk oleh seorang kepala sekolah bernama James Allan. Nama awal klub berseragam merah-putih itu adalah Sunderland and District Teachers Association Football Club. Satu tahun berselang, tepatnya 25 September 1880, nama yang panjang itu resmi berubah menjadi "Sunderland".
BACA FEATURE LAINNYA
Flashback! 5 Momen Fantastis Saat Bayern Muenchen Juara Liga Champions
Flashback! 5 Momen Fantastis Saat Bayern Muenchen Juara Liga Champions
Namun, seperti roda yang terus berputar, ada kalanya Sunderland di atas, tapi tidak jarang pula di bawah. Kehebatan The Black Cats pada masa lalu seolah sirna di era Premier League. Tidak ada lagi gelar liga yang didapatkan. Bahkan, para penghuni Stadium of Light tergolong tim yoyo.
BACA ANALISIS LAINNYA
Lille, Klub yang Untung Rp 2,1 Triliun dari 5 Transfer Jitu
Lille, Klub yang Untung Rp 2,1 Triliun dari 5 Transfer Jitu
Keterpurukan Sunderland dalam tiga musim terakhir tidak bisa dilepaskan dari sang pemilik, Stewart Donald. Pengusaha asuransi itu sudah mulai bosan mengelola klub. Terbukti, sejak akhir tahun lalu Donald dan konsorsium penguasa Sunderland sudah mengumumkan niat menjual mayoritas saham. Mereka mengobralnya 40 juta pounds
Namun, prospek bagus yang dimiliki tidak akan otomatis membuat sang pemilik baru langsung tancap gas meroketkan prestasi The Black Cats. Pasalnya, Bloomberg dan The Times memprediksi, butuh minimal 250 juta pounds bagi sang pemilik baru untuk membangkitkan Sunderland hingga kembali ke Premier League dalam dua musim. Membeli dan menggaji pemain bintang akan jadi pengaluaran paling besar sang bos baru.
"Kami berharap segera menemukan pembeli yang baik hati sebelum musim baru (2020/2021) dimulai. Tapi, kami juga cemas karena kondisi dunia saat ini yang sedang tidak menentu," tambah Methven.
Musim ini, Sunderland berada di posisi 8 klasemen akhir League One. Dari 36 pertarungan yang dijalani, The Black Cats menghasilkan 59 poin. Dengan kompetisi yang terhenti dengan menyisakan 10 pertandingan, potensi Sunderland mendapatkan tiket play-off ke Championship Division sudah tidak ada.
Untuk tim yang mendapatkan tiket promosi ke kasta kedua adalah Coventry City dan Rotherham United di posisi 1-2. Sementara Wycombe Wanderers naik kasta setelah mengalahkan Oxford United di final play-off.