Sejarah mencatat tidak banyak pemain yang mampu menghasilkan dua atau lebih "Si Kuping Besar" dengan lebih dari satu klub
Misi Neymar dan Silva Santos Junior, Angel di Maria, dan Keylor Navas menjuarai Liga Champions dengan dua klub berbeda akhirnya gagal steelah Paris Saint-Germain mengakui ketangguhan Bayern Muenchen 0-1. Justru, rekor itu menjadi milik Thiago Alcantara.

Neymar pernah menjuarai Liga Champions ketika berseragam Barcelona. Pada 2014/2015, dia menjadi satu dari pencetak 3 gol El Barca ke gawang Juventus pada pertandingan final di Olympiastadion, Berlin. Ketika itu, Neymar bermain bersama Lionel Messi dan Luis Suarez di lini depan. Dia mencetak gol terakhir di additional time babak II untuk membuat Barcelona unggul 3-1.

Sementara Di Maria berjaya bersama Real Madrid pada 2013/2014. Begitu pula Navas bersama Los Blancos 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018. Bedanya, Di Maria sempat bermain untuk Manchester United sebelum datang ke Paris. Sedangkan Navas langsung terbang ke Prancis setelah Thibaut Courtois datang ke Estadio Santiago Bernabeu.

Sebaliknya, Thiago menjuarai menjuarai Liga Champions pertamanya ketika berseragam Barcelona pada 2010/2011. Saat itu, El Barca mengalahkan Manchester United dan Thiago masuk dalam daftar pemain cadangan yang tampil di bench. Tapi, dia tidak tampil.

Sejarah kompetisi mencatat tidak banyak pemain yang mampu menghasilkan dua atau lebih "Si Kuping Besar" dengan lebih dari satu klub. Berikut ini 14 pemain tersebut:


1. Frank Rijkaard (AC Milan 1988/1989, 1989/1990, Ajax Amsterdam 1994/1995)

Rijkaard adalah anggota dari The Dream Team ketika AC Milan menjuarai Piala Champions dua musim beruntun, yaitu 1988/1989 dan 1989/1990. Setelah kembali ke Ajax Amsterdam, Rijkaard juga menuai kesuksesan. Bahkan, ketika beralih profesi menjadi pelatih, dia membawa Barcelona juara pada 2005/2006.


2. Marcel Desailly (Olympique Marseille 1992/1993, AC Milan 1993/1994)

Mantan bek tengah Prancis itu adalah orang pertama yang memenangi dua trofi dengan dua tim berbeda di era Liga Champions. Trofi pertama didapatkan saat Marseille mengalahkan AC Milan 1-0. Kemenangan kedua didapatkan ketika Milan mempermalukan Barcelona 4-0 di Athena dan Desailly mencetak gol keempat.


3. Didier Deschamps (Olympique Marseille 1992/1993, Juventus 1995/1996)



Pelatih timnas Prancis itu menjadi bagian dari generasi emas Marseille pada 1993. Saat itu, dia adalah gelandang  yang membuat lini tengah L'Oheme memiliki keseimbangan. Sukses di Marseille berlanjut saat Deschamps hijrah ke Juventus. Di final 1995/1996, La Vecchia Signora berhasil mengalahkan  Ajax Amsterdam di Roma.


4. Edwin van der Sar (Ajax Amsterdam 1994/1995, Manchester United 2007/2008)

Kiper legendaris Belanda itu memenangkan Liga Champions pertama kali pada 1994/1995 bersama Ajax. Saat itu, Ajax mengalahkan AC Milan 1-0. Setelah menunggu cukup lama, sekitar 13 tahun, Van der Sar kembali juara saat membantu MU mengalahkan Chelsea di Moscow.


5. Clarence Seedorf (Ajax Amsterdam 1994/1995, Real Madrid 1997/1998, AC Milan 2002/2003, 2006/2007)

Seedorf menjadi satu-satunya pemain dalam sejarah Liga Champions yang juara dengan tiga klub berbeda. Trofi pertama didapatkan ketika masih muda bersama Ajax. Lalu, ketika hijrah ke Real Madrid, pemain keturunan Suriname itu juga berjaya. Terakhir, dia mempersembahkan dua piala untuk I Rossoneri. Hingga kini belum ada yang menyamai catatan Seedorf.


6. Fernando Redondo (Real Madrid  1997/1998, 1999/2000, AC Milan 2002/2003)



Meski sering absen karena cedera, gelandang elegan asal Argentina itu tergolong pemain yang sukses di Liga Champions. Dua piala berhasil dia dapatkan ketika membela Madrid. Sementara satu sisanya saat pindah ke Milan. Hanya saja, ketika membela I Rossoneri, Redondo lebih banyak berurusan dengan tim medis.


7. Paulo Sousa (Juventus 1995/1996, Borussia Dortmund 1996/1997)

Sousa termasuk pemain yang cukup beruntung. Dia menjadi bagian dari generasi emas Juventus yang menjuarai Liga Champions 1995/1996 bersama Didier Deschamps dan Antonio Conte. Musim berikutnya, dia dibuang ke Dortmund. Hebatnya, gelar Liga Champions didapatkan Sousa setelah mengalahkan Juventus di Muenchen.


8. Deco (FC Porto 2003/2004, Barcelona 2005/2006)

Selain Jose Mourinho, Deco adalah otak dibalik suskes Porto menjuarai Liga Champoons 2003/2004 lewat kemenangan atas AS Monaco. Pemain Portugal kelahiran Brasil itu kembali berjaya di kompetisi elite Eropa setelah membela Barcelona. Pada 2005/2006, El Barca mengalahkan Arsenal di Paris.


9. Xabi Alonso (Liverpool 2004/2005, Real Madrid 2013/2014)



Alonso adalah bagian dari keajaiban Liverpool saat menjuarai Liga Champions 2004/2005 lewat kemenangan dramatis atas AC Milan di Istanbul. Setelah kembali ke Spanyol untuk membela Real Madrid, gelandang asal Basque itu juga menuai sukses. Pada 2013/2014, Alonso membantu Los Blancos mengalahkan Atletico Madrid.


10. Samuel Eto’o (Barcelona 2005/2006, 2008/2009, Inter Milan 2009/2010)

Setelah dua kali mempersembahkan trofi Liga Champions untuk Barcelona, Eto'o secara mengejutkan pindah ke Inter Milan pada 2009/2020. Di bawah asuhan Jose Mourinho, penyerang berkembangsaan Kamerun itu justru sukses di Liga Champions. bahkan, Inter mengalahkan Barcelona di semifinal.


11. Gerard Pique (Manchester United 2007/2008, Barcelona 2008/2009, 2010/2011, 2014/2015)

Mengawali karier profesional di Inggris bersama MU, Pique ikut menjadi bagian skuad yang menjuarai Liga Champions 2007/2008. Saat pulang kampung, prestasi lebih membanggakan dipersembahkan suami penyanyi asal Kolombia, Shakira, itu. Pique mempersembahkan tiga trofi Liga Champions untuk Barcelona pada 2008/2009, 2010/2011, 2014/2015.


12. Cristiano Ronaldo (Manchester United 2007/2008, Real Madrid 2013/2014, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018)

CR7 layak mendapatkan status Raja Liga Champions. Megabintang Portugal itu sudah mendapatkan lima "Si Kuping besar" dengan dua klub. Ronaldo pertama kali berjaya saat membela MU pada 2007/2008. Sementara bersama Madrid, dia meraih kesuksesan pada 2013/2014, 2015/2016, 2016/2017, dan 2017/2018.


13. Daniel Sturridge (Chelsea 2011/2012, Liverpool 2018/2019)

Bukan pemain yang menyandang status bintang, Sturridge punya peruntungan yang bagus. Dia menjadi bagian dari generasi emas Chelsea saat menjuarai Liga Champions 2011/2012. Saat pindah ke Liverpool, dia juara pada 2018/2019. Uniknya, di dua klub itu, Sturridge tidak ikut bermain pada pertandingan puncak dengan alasan teknis.


14. Toni Kroos (Bayern Muenchen 2012/2013, Real Madrid 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018)

Menikmati pengalaman pertama juara Liga Champions bersama Bayern Muenchen, Kroos semakin menggila saat bermain di Real Madrid. Bersama Cristiano Ronaldo dan Sergio Ramos, gelandang timnas Jerman itu menakhlukkan Liga Champions tiga kali. Hebatnya, Kroos juga menjadi pemain yang pernah menjuarai Piala Dunia.