Simak penjalasan berikut ini..
Sepakbola adalah permainan tim. Dalam sebuah pertandingan sepakbola, terdapat dua tim yang saling beradu kekuatan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya demi meraih kemenangan. Untuk menang dibutuhkan taktik dan strategi khusus, termasuk formasi yang digunakan.
Formasi dalam permainan sepakbola dapat diartikan sebagai cara penempatan posisi pemain. Dengan melihat formasi, sang pemain dapat dengan mudah bergerak sesuai peran dan tugas yang diberikan. Pemain harus dengan baik dan disiplin menjalankan instruksi pelatih. Tujuannya, memenangkan pertandingan.
Formasi dalam permainan sepakbola merupakan suatu instrumen penting. Formasi sebagai bentuk strategi yang diinstruksikan pelatih. Sang arsitek akan menentukan formasi apa yang cocok untuk timnya.
Dalam sejarah permainan sepakbola, formasi terus berevolusi seiring pemikiran dan tuntutan zaman.
1. Formasi 2-3-5
Formasi yang diciptakan pada 1900 ini dikenal dengan istilah WM. Dalam penggunaan formasi ini keseimbangan permainan merupakan yang paling diperhatikan para pemain. Keseimbangan menjadi tolak ukur saat kondisi menyerang maupun bertahan. Ketika bertahan, dua penyerang mundur membantu pertahan. Formasi ini mempunyai dua bek, tiga gelandang, dan lima penyerang.
2. Formasi 4-2-4
Formasi 4-2-4 dikenal pada 1930. Formasi ini bertujuan memperkokoh lini pertahanan tanpa mengurangi kualitas lini depan. Tapi, dalam skema ini, peran dua gelandang sangat berat. Pasalnya, dia harus mempunyai kemampuan menyerang dan bertahan yang mumpuni selain harus mempunyai stamina yang kuat.
3. Formasi 4-3-3
Formasi ini merupakan adaptasi dari formasi 4-2-4. Dalam formasi ini, satu penyerang diubah menjadi gelandang untuk membantu memperkuat lini pertahanan dan menyerang. Formasi ini sangat identik dengan total football ala Rinus Michels di tim nasional Belanda.
4. Formasi 4-4-2
Formasi yang satu ini sangat mengandalkan lini sayap sebagai poros serangan sebuah tim. Model skema ini sangat ideal bagi sebuah tim yang memiliki pemain sayap dengan skill yang mumpuni.
Keseimbangan dalam menyerang dan bertahan merupakan kunci dalam formasi ini. Ketika menyerang, tim bisa memiliki delapan pemain, yakni dua striker, dua gelandang tengah, dua sayap, dan dibantu dua bek sayap yang merangsek ke depan.
5. Formasi 3-5-2
Formasi ini cocok menjadi counter dari pola 4-4-2. Kekuatan lini tengah menjadi poros serangan sebuah tim ditambah satu libero menjadi komando. Skema ini pernah berhasil dipakai timnas Jerman pada 1974. Kala itu, Der Panzer menjadi juara dunia dengan liberonya yang terkenal, Franz Beckenbauer.
6. Formasi 4-2-3-1
Formasi ini sangat menekankan keseimbangan permainan. Pola ini mulai sering digunakan pada 2010. Bermodal skema ini, Vicente del Bosque membawa timnas Spanyol menjuarai Piala Dunia. Dalam formasi ini, dua gelandang yang berdiri di depan empat bek bertugas sebagai jangkar. Kemudian, dua pemain sayap dituntut aktif menyerang dan juga bertahan saat dibutuhkan.
Formasi dalam permainan sepakbola dapat diartikan sebagai cara penempatan posisi pemain. Dengan melihat formasi, sang pemain dapat dengan mudah bergerak sesuai peran dan tugas yang diberikan. Pemain harus dengan baik dan disiplin menjalankan instruksi pelatih. Tujuannya, memenangkan pertandingan.
BACA VIRAL LAINNYA
Kocak, Momen Kylian Mbappe Tirukan Selebrasi Emi Martinez di Piala Dunia
Kocak, Momen Kylian Mbappe Tirukan Selebrasi Emi Martinez di Piala Dunia
Formasi yang diciptakan pada 1900 ini dikenal dengan istilah WM. Dalam penggunaan formasi ini keseimbangan permainan merupakan yang paling diperhatikan para pemain. Keseimbangan menjadi tolak ukur saat kondisi menyerang maupun bertahan. Ketika bertahan, dua penyerang mundur membantu pertahan. Formasi ini mempunyai dua bek, tiga gelandang, dan lima penyerang.
Formasi 4-2-4 dikenal pada 1930. Formasi ini bertujuan memperkokoh lini pertahanan tanpa mengurangi kualitas lini depan. Tapi, dalam skema ini, peran dua gelandang sangat berat. Pasalnya, dia harus mempunyai kemampuan menyerang dan bertahan yang mumpuni selain harus mempunyai stamina yang kuat.
3. Formasi 4-3-3
Formasi ini merupakan adaptasi dari formasi 4-2-4. Dalam formasi ini, satu penyerang diubah menjadi gelandang untuk membantu memperkuat lini pertahanan dan menyerang. Formasi ini sangat identik dengan total football ala Rinus Michels di tim nasional Belanda.
BACA ANALISIS LAINNYA
Jelaskan Tugas Spiker dalam Permainan Bola Voli
Jelaskan Tugas Spiker dalam Permainan Bola Voli
Formasi yang satu ini sangat mengandalkan lini sayap sebagai poros serangan sebuah tim. Model skema ini sangat ideal bagi sebuah tim yang memiliki pemain sayap dengan skill yang mumpuni.
Keseimbangan dalam menyerang dan bertahan merupakan kunci dalam formasi ini. Ketika menyerang, tim bisa memiliki delapan pemain, yakni dua striker, dua gelandang tengah, dua sayap, dan dibantu dua bek sayap yang merangsek ke depan.
Formasi ini cocok menjadi counter dari pola 4-4-2. Kekuatan lini tengah menjadi poros serangan sebuah tim ditambah satu libero menjadi komando. Skema ini pernah berhasil dipakai timnas Jerman pada 1974. Kala itu, Der Panzer menjadi juara dunia dengan liberonya yang terkenal, Franz Beckenbauer.
6. Formasi 4-2-3-1
Formasi ini sangat menekankan keseimbangan permainan. Pola ini mulai sering digunakan pada 2010. Bermodal skema ini, Vicente del Bosque membawa timnas Spanyol menjuarai Piala Dunia. Dalam formasi ini, dua gelandang yang berdiri di depan empat bek bertugas sebagai jangkar. Kemudian, dua pemain sayap dituntut aktif menyerang dan juga bertahan saat dibutuhkan.