Lionel Scaloni Pilih Pemain Real Madrid dalam Pemungutan Suara FIFA 2025

Lionel Scaloni Pilih Pemain Real Madrid dalam Pemungutan Suara FIFA 2025

Ringkasan Berita

  • Lionel Scaloni memilih Kylian Mbappe sebagai pemain terbaik FIFA The Best 2025, mengabaikan Ousmane Dembele dari PSG.

  • Scaloni memilih duo Barcelona, Pedri dan Lamine Yamal, setelah Mbappe, meski PSG meraih treble Eropa.

  • Keputusan Scaloni menimbulkan perdebatan, menunjukkan ia lebih mengutamakan performa individu daripada prestasi tim.

Pelatih Argentina Lionel Scaloni memilih pemain Real Madrid sebagai pilihan utama dalam pemungutan suara FIFA The Best 2025, mengabaikan Ousmane Dembele.

Pelatih tim nasional Argentina, Lionel Scaloni, membuat keputusan mengejutkan dengan tidak memilih Ousmane Dembele dari PSG dalam pemungutan suara FIFA The Best 2025. Sebaliknya, Scaloni memilih pemain Real Madrid, Kylian Mbappe, sebagai pemain terbaik tahun ini.

Meski PSG meraih treble Eropa musim ini, Scaloni tetap tidak memasukkan Dembele atau pemain PSG lainnya dalam pilihannya. Sebagai gantinya, ia memilih duo Barcelona, Pedri dan Lamine Yamal, setelah Mbappe.

PSG mencatat sejarah pada Selasa, 16 Desember, dengan tujuh pemain dari tim pemenang treble mereka masuk dalam The Best FIFA Men's 11. Namun, Scaloni memilih untuk tidak memasukkan mereka dalam daftar pilihannya, karena ia tidak menganggap mereka sebagai pemain terbaik di dunia.

Mbappe menjalani musim debut yang menakjubkan bersama Real Madrid, meskipun gagal meraih trofi besar bersama Los Blancos. Ia mencetak 44 gol di semua kompetisi untuk tim Spanyol tersebut, dengan 31 gol di antaranya dicetak dalam 34 pertandingan La Liga.

Scaloni termasuk di antara sedikit pelatih tim nasional yang memilih Mbappe sebagai pemain terbaik di dunia, dengan hanya 26 pelatih lainnya yang memilih pemain Prancis tersebut sebagai pilihan utama mereka.

Pedri menjadi pilihan kedua Scaloni, sementara Yamal, yang mencetak 18 gol dan memberikan 25 assist untuk Barcelona, dinobatkan sebagai pilihan ketiganya.

Sementara itu, kapten Argentina Lionel Messi memilih Dembele sebagai pilihannya yang teratas, dengan Mbappe dan Yamal sebagai pilihan berikutnya.

Kontroversi Lionel Scaloni dan Kylian Mbappe

Manajer Argentina, Lionel Scaloni, sempat marah dengan Kylian Mbappe setelah bintang Real Madrid tersebut mengklaim bahwa EURO lebih sulit daripada Piala Dunia FIFA. Scaloni mengatakan bahwa kata-kata bintang Real Madrid itu tidak harus dianggap sebagai kebenaran mutlak, tetapi tetap menghormati pendapatnya.

"Piala terbaik adalah yang diikuti oleh tim-tim terbaik; di sini di Amerika Selatan, kami tidak memiliki yang terbaik dari Eropa, dan di sana, mereka tidak memiliki yang terbaik dari benua kami juga. Jika kita menjumlahkan gelar Piala Dunia dari orang Amerika Selatan yang tidak ada di Euro, mereka total 10 gelar."
"Hanya karena itu Mbappé, bukan berarti apa yang dia katakan adalah kebenaran mutlak; Modrić mengatakan sebaliknya dan tidak ada yang menyebutkannya. Ini adalah pendapat dan mereka dapat dihormati."

Kylian Mbappe menghadapi Argentina asuhan Lionel Scaloni di final Piala Dunia FIFA 2022, yang dimenangkan Argentina melalui adu penalti. Bintang Real Madrid itu mencetak hat-trick di final, tetapi Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil mengalahkan tim Eropa tersebut dalam adu penalti dan memenangkan turnamen di Qatar.

Keputusan Pemilihan Scaloni dan Dampaknya

Keputusan Lionel Scaloni untuk memilih Mbappe dan mengabaikan Dembele serta pemain PSG lainnya menimbulkan banyak perdebatan di kalangan penggemar sepak bola. Banyak yang bertanya-tanya tentang kriteria yang digunakan Scaloni dalam menentukan pilihannya.

Terlepas dari kontroversi tersebut, pilihan Scaloni menunjukkan bahwa ia lebih mengutamakan performa individu daripada prestasi tim secara keseluruhan. Ini bisa menjadi indikasi bahwa Scaloni mencari pemain yang dapat memberikan dampak besar di lapangan, terlepas dari hasil akhir tim mereka.

Dengan memilih Mbappe sebagai pemain terbaik, Scaloni menunjukkan bahwa ia menghargai kemampuan individu dan kontribusi yang diberikan pemain tersebut kepada timnya. Ini juga menunjukkan bahwa meskipun PSG meraih kesuksesan besar, tidak semua pemainnya dianggap sebagai yang terbaik oleh semua orang.

Keputusan ini juga bisa mempengaruhi cara pandang pelatih lain dalam memilih pemain terbaik di masa depan. Mungkin akan ada lebih banyak pelatih yang mempertimbangkan performa individu daripada hanya melihat prestasi tim.

Bagaimanapun, pilihan Scaloni adalah cerminan dari pandangannya terhadap sepak bola dan bagaimana ia menilai pemain. Ini menunjukkan bahwa dalam sepak bola, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan siapa yang benar-benar terbaik.

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!

Comments (0)

Tidak ada komentar, jadilah yang pertama!

You Might Also Like