Sebagai orang Korea yang sudah lama tinggal di Indonesia, Jae-hoon sangat menguasai Bahasa Indonesia.
Keberadaan para pelatih asing yang menukangi tim nasional Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadikan peran penerjemah bahasa sangat vital. Di era Luis Milla dan Simon McMenemy, PSSI menunjuk Bayu Eka Sari. Sementara pada masa Shin Tae-yong, Jeong Seok-seo dan Yoo Jae-hoon ada di garis depan.
Saat Milla menukangi timnas pada 2017-2018, Bayu memiliki peran yang sangat strategis. Sebagai orang yang mengerti Bahasa Spanyol dan sepakbola, pria yang biasa disapa Bang Bes itu seperti menjadi penyambung lidah pemain dan pelatih. Bayu juga hadir di sesi konferensi pers yang melibatkan mantan pelatih Spanyol U-21 tersebut.
Berhubungan dengan Milla hampir 24 jam ternyata membuat Bayu memiliki ikatan emosional yang dekat. Dia sudah dianggap seperti anak oleh Milla. Beberapa kali Bayu mengunjungi Spanyol. Bahkan, hingga hari ini Bayu masih sering berkomunikasi dengan mantan pemain Barcelona dan Real Madrid tersebut.
Sejumlah foto di akun Instagram resmi miliknya, @bangbes, membuktikan hal tersebut. Begitu pula dengan laman Youtube yang dia kelola. "Selamat ulang tahun @luismillacoach," tulis Bayu di Instagram pada 13 Maret 2020, yang langsung direspons Milla di kolom komentar. "Terima kasih Bayu, peluk erat dari saya," tulis Milla.
Setelah era Milla berlalu, Bayu juga menjadi penerjemah McMenemy. Sayang, tidak berlangsung lama. Nakhoda asal Skotlandia itu dipecat di tengah jalan setelah hasil buruk Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Posisi McMenemy kini ditempati Tae-yong.
Di era Tae-yong, dua penerjemah asli Korea yang fasih bicara Bahasa Indonesia dipekerjakan. Nama pertama adalah Seok-seo. Pria yang biasa disapa Jeje itu menjadi penerjemah Tae-yong setelah PSSI meminta bantuan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta.
Awalnya, penunjukkan Seok-seo hanya sementara karena PSSI tidak memiliki penerjemah Bahasa Korea. Tapi, pada akhirnya dia menjadi penerjemah permanen Tae-yong. Selain di lapangan, Seok-seo mendapatkan tugas menemani Tae-yong saat berbicara kepada media, baik door stop maupun konferensi pers.
"Senang bisa bertemu pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong," tulis Seok-seo di akun Instagram, @jeongseokseo, pada 28 Desember 2019, saat bertemu Tae-yong untuk pertama kalinya di Jakarta.
Setelah pelatnas dimulai, ternyata Seok-seo tidak sendirian. Dia mendapatkan bantuan Jae-hoon. Beda dengan Seok-seo yang asing di telinga suporter Indonesia lantaran hanya berstatus mahasiswa, Jae-hoon merupakan sosok populer. Pria berusia 35 tahun tersebut selama bertahun-tahun dikenal sebagai kiper tangguh Persipura Jayapura.
Jae-hoon pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada 2010. Saat itu, dia datang ke Stadion Mandala dari Daejeon Citizen. Dengan postur 186 cm, pria kelahiran Ulsan, 7 Juli 1984, itu adalah benteng kokoh Mutiara Hitam pada 2010-2014 dan 2016-2018.
Banyak gelar juara telah dipersembahkan Jae-hoon bersama klub elite asal Papua itu. Sebut saja Indonesia Super League (2010/2011, 2013) dan Indonesia Inter Island Cup (2011). Dia juga pernah dinobatkan sebagai kiper terbaik ISL 2013.
Karier Jae-hoon di Indonesia bukan hanya dengan Persipura. Dia pernah membela beberapa klub Liga 1 lainnya. Sebut saja Bali United, Mitra Kukar, hingga Barito Putera. Meski hanya sebentar dan tidak sesukses ketika di Persipura, Jae-hoon meninggalkan banyak hal positif di klub-klub yang dibelanya tersebut.
Setelah tidak lagi memiliki klub sejak pertengahan musim 2019, Jae-hoon mendapatkan kesempatan untuk membantu Tae-yong mengembangkan sepak bola Indonesia. Saat timnas U-19 menjalani pemusatan latihan ke Thailand, Jae-hoon terlihat bersama Tae-yong. Begitu pula ketika Garuda Muda terbang ke Kroasia untuk latihan dan uji coba.
"Duet dengan Coach Alex Aldha Yudi (pelatih fisik timnas)," tulis Jae-hoon di akun Instagram miliknya, @pace_yoojaehoon, disertai gambar para pemain yang sedang menjalani pemanasan di Zelezna gora, Kroasia.
Sebagai orang Korea yang sudah lama tinggal di Indonesia, Jae-hoon sangat menguasai Bahasa Indonesia. Ditambah pengalaman sebagai pemain Liga Indonesia, dia tidak akan kesulitan untuk membantu menyampaikan keinginan Tae-yong kepada para pemain muda Indonesia.
Dengan status sebagai pensiunan pesepakbola, Jae-hoon juga bisa memiliki fungsi ganda sebagai talent scout timnas. Peran itu pernah ditunjukkan saat mendampingi Tae-yong memantau pemain untuk skuad senior dengan datang ke laga Bali United di Piala AFC 2020. Saat melawan Than Quang Ninh di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Februari 2020, dia terlihat di tribune bersama Tae-yong.
Saat Milla menukangi timnas pada 2017-2018, Bayu memiliki peran yang sangat strategis. Sebagai orang yang mengerti Bahasa Spanyol dan sepakbola, pria yang biasa disapa Bang Bes itu seperti menjadi penyambung lidah pemain dan pelatih. Bayu juga hadir di sesi konferensi pers yang melibatkan mantan pelatih Spanyol U-21 tersebut.
BACA BERITA LAINNYA
Bukti-Bukti Bahwa Lewandowski ‘Dirampok’ dari Gelar Ballon d’Or
Bukti-Bukti Bahwa Lewandowski ‘Dirampok’ dari Gelar Ballon d’Or
Di era Tae-yong, dua penerjemah asli Korea yang fasih bicara Bahasa Indonesia dipekerjakan. Nama pertama adalah Seok-seo. Pria yang biasa disapa Jeje itu menjadi penerjemah Tae-yong setelah PSSI meminta bantuan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta.
BACA VIRAL LAINNYA
Pemain Baru Spurs Ini Hapus Dua Cuitan ‘Love Arsenal’
Pemain Baru Spurs Ini Hapus Dua Cuitan ‘Love Arsenal’
Setelah pelatnas dimulai, ternyata Seok-seo tidak sendirian. Dia mendapatkan bantuan Jae-hoon. Beda dengan Seok-seo yang asing di telinga suporter Indonesia lantaran hanya berstatus mahasiswa, Jae-hoon merupakan sosok populer. Pria berusia 35 tahun tersebut selama bertahun-tahun dikenal sebagai kiper tangguh Persipura Jayapura.
Banyak gelar juara telah dipersembahkan Jae-hoon bersama klub elite asal Papua itu. Sebut saja Indonesia Super League (2010/2011, 2013) dan Indonesia Inter Island Cup (2011). Dia juga pernah dinobatkan sebagai kiper terbaik ISL 2013.
Karier Jae-hoon di Indonesia bukan hanya dengan Persipura. Dia pernah membela beberapa klub Liga 1 lainnya. Sebut saja Bali United, Mitra Kukar, hingga Barito Putera. Meski hanya sebentar dan tidak sesukses ketika di Persipura, Jae-hoon meninggalkan banyak hal positif di klub-klub yang dibelanya tersebut.
Setelah tidak lagi memiliki klub sejak pertengahan musim 2019, Jae-hoon mendapatkan kesempatan untuk membantu Tae-yong mengembangkan sepak bola Indonesia. Saat timnas U-19 menjalani pemusatan latihan ke Thailand, Jae-hoon terlihat bersama Tae-yong. Begitu pula ketika Garuda Muda terbang ke Kroasia untuk latihan dan uji coba.
"Duet dengan Coach Alex Aldha Yudi (pelatih fisik timnas)," tulis Jae-hoon di akun Instagram miliknya, @pace_yoojaehoon, disertai gambar para pemain yang sedang menjalani pemanasan di Zelezna gora, Kroasia.
Sebagai orang Korea yang sudah lama tinggal di Indonesia, Jae-hoon sangat menguasai Bahasa Indonesia. Ditambah pengalaman sebagai pemain Liga Indonesia, dia tidak akan kesulitan untuk membantu menyampaikan keinginan Tae-yong kepada para pemain muda Indonesia.
Dengan status sebagai pensiunan pesepakbola, Jae-hoon juga bisa memiliki fungsi ganda sebagai talent scout timnas. Peran itu pernah ditunjukkan saat mendampingi Tae-yong memantau pemain untuk skuad senior dengan datang ke laga Bali United di Piala AFC 2020. Saat melawan Than Quang Ninh di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Februari 2020, dia terlihat di tribune bersama Tae-yong.