Hanya ada 1 pemain Inggris dalam line up Arsenal di bawah Arsene Wenger itu.
Pada 13 September 2006, Arsenal tandang ke Hamburg SV pada matchday perdana Liga Champions 2006/2007. Saat itu, The Gunners tercatat dalam sejarah sebagai tim pertama yang bermain dengan 11 pemain dari 11 negara berbeda pada starting line-up.
Bermain di Volksparkstadion, Arsenal unggul di semua lini sejak peluit panjang dibunyikan wasit Swedia, Peter Frojdfeldt. The Gunners sudah unggul 1-0 pada menit 12 lewat eksekusi penalti Gilberto Silva. Arsenal memperbesar keunggulan pada menit 53 lewat Tomas Rosicky.
Saat pertandingan akan berakhir, Boubacar Sanogo mencetak gol untuk membuat skor akhir 1-2 untuk tuan rumah. Pertandingan fase grup tersebut juga diwarnai kartu merah untuk Sascha Kirschstein.
Setelah pertandingan, Arsenal kembali memetik kemenangan ketika berhadapan dengan FC Porto dan Hamburg (di pertemuan kedua). The Gunners mengakhiri fase grup di puncak klasemen dengan koleksi 11 poin alias sama dengan Porto. Tapi, pada akhirnya mereka terhenti di babak 16 besar setelah dikalahkan dan bermain imbang dengan PSV Eindhoven.
Berikut ini 11 pemain yang diturunkan Arsene Wenger pada pertandingan bersejarah di Jerman tersebut:
1. Jens Lehmann (Jerman)
Gol Sanago di injury time mengakhiri rekor clean sheets Lehman di Liga Champions selama 853 menit, yang terbagi dalam dua musim. Itu termasuk final Liga Champions 2005/2006 ketika kiper asal Jerman itu diusir wasit setelah hanya bermain 18 menit melawan Barcelona.
Saat ini, Lehmann telah pensiun. Dia sempat kembali ke London Utara pada musim panas 2017 untuk mengambil peran sebagai salah satu asisten pelatih Wenger. Tapi, dia pergi setelah penunjukan Unai Emery. Pada musim dingin 2019, dia diangkat menjadi asisten pelatih di FC Augsburg.
2. Emmanuel Eboue (Pantai Gading)
Eboue mengakhiri September 2006 dengan dinobatkan sebagai Arsenal’s Player of the Month. Tapi, musimnya dirusak oleh cedera. Bek kanan Pantai Gading terakhir terlihat bergabung dengan Sunderland pada 2016 selama 22 hari sebelum terkena skorsing 1 tahun oleh FIFA karena gagal membayar mantan agennya. Kisahnya telah berubah menjadi lebih menyedihkan setelah mengalami kesulitan keuangan dan berjuang dengan depresi akibat perceraian.
3. Johan Djourou (Swiss)
Djourou membuat 30 penampilan untuk Arsenal pada 2006/2007. Dia dipinjamkan ke Birmingham City pada musim berikutnya. Pada Juli 2018, Djourou bergabung dengan SPAL, meski hanya tampil 6 kali sebelum pergi atas kesepakatan bersama pada Januari 2019.
Setelah itu, Djourou bergabung dengan tim di kampung halamannya, FC Sion, pada 2020. Lantaran hanya menghasilkan 2 penampilan di liga plus menolak untuk menerima pemotongan gaji terkait Covid-19, Djourou kini berstatus tanpa klub. Dia juga punya bisnis Airbnb, yang tidak berjalan mulus.
4. William Gallas (Prancis)
Gallas baru saja bergabung dengan Arsenal sebagai bagian dari kesepakatan yang membuat Chelsea merekrut Ashley Cole. Mantan pemain timnas Prancis itu pensiun pada 2014 setelah sempat bermain singkat dengan Perth Glory. Saat ini aktivitas Gallas tidak jauh dari bisnis dan sepakbola. Dia sesekali muncul sebagai analis siaran televisi.
5. Justin Hoyte (Inggris)
Hoyte bermain karena Kolo Toure (Pantai Gading) cedera. Dampaknya, The Gunners benar-benar memiliki 11 pemain dari 11 negara berbeda di starting line-up versus Hamburg. Uniknya, Hoyte menghabiskan musim sebelumnya dengan status pinjaman di Sunderland.
Setelah meninggalkan Arsenal pada 2008, Hoyte tampil untuk Middlesbrough, Millwall, serta Dagenham and Redbridge. Setelah mewakili Inggris di berbagai level junior, bek sayap ini beralih kesetiaan membela Trinidad and Tobago di level senior pada 2013 dan memiliki 18 caps.
Hoyte menghabiskan beberapa tahun dengan memperkuat FC Cincinnati dari United Soccer League (musim 2020 Cincinnati bergabung dengan MLS) pada 2017-2019. Tapi, saat ini tanpa klub pada usia 35 tahun.
6. Tomas Rosicky (Republik Ceko)
Mustahil untuk tidak mencintai Rosicky, yang mencetak rekor luar biasa untuk membuka rekeningnya bagi Arsenal melawan Hamburg. Dalam 10 musim di London Utara, sang gelandang sering menjadi salah satu pemain Arsenal yang paling berkomitmen, konsisten, dan setia, meski rentan cedera.
Setelah kembali ke klub kampung halaman untuk membela Sparta Praha, Rosicky mengalami cedera yang memilukan. Setelah pulih, dia bermain sebentar untuk Sparta sebelum pensiun dari sepakbola pada akhir 2017. Sekarang, dia menjadi direktur olahraga di klub tersebut.
7. Gilberto Silva (Brasil)
Gilberto adalah salah satu anggota Arsenal era "The Invincibles" yang paling diremehkan dan pemain yang kesulitan untuk digantikan oleh The Gunners sejak dia pergi pada 2008. "Dia bagi saya punya kelas. Kesederhanaan, kerendahan hati, di depan manusia adalah orang kelas atas. Dia siap mengorbankan dirinya untuk tim," kata Wenger tentang Gilberto, dilansir Planet Football.
Jasanya untuk klub London Utara itu diabadaikan untuk nama seekor trenggiling raksasa di Kebun Binatang London. Uniknya, sang trenggiling punya anak yang diberi nama Silva dan ditempatkan di Kebun Binatang Colchester.
8. Cesc Fabregas (Spanyol)
Masih remaja di musim 2006/2007, Fabregas sudah tampil 150 kali di tim utama Arsenal. Sebagai pemain Arsenal, tidak ada yang pelu diragukan dari kualitas Fabregas, kecuali persembahan trofi. Justru, sejak meninggalkan The Gunners dia memenangkan La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, Premier League, Piala FA, Piala Liga, Euro, serta Piala Dunia. Dia sekarang ada di AS Monaco.
9. Alexander Hleb (Belarus)
Hleb pernah mengatakan kepada media di Inggris bahwa dirinya menangisi kepergiannya dari Arsenal pada 2008. Sebeb, sejak saat itu dia telah pindah klub 12 kali. "Pada titik tertentu, saya menyadari, ya Tuhan saya akan meninggalkan Arsenal Ketika Arsene Wenger mengatakan bahwa itu hanya hitungan jam, saya merasa hancur," ujar Hleb beberapa tahun kemudian.
Karier Hleb mencakup lima periode terpisah yang luar biasa di BATE Borisov. Dia juga sempat memperkuat Barcelona. Tapi, dia akhirnya memutuskan mengakhiri karier profesionalnya pada 2019.
10. Emmanuel Adebayor (Togo)
Dalam musim penuh pertamanya di Arsenal, Adebayor mengakhiri kampanye dengan 12 gol sebelum meledak pada musim berikutnya dan mencetak 30 gol. Setelah masa keemasan di Arsenal, dia secara mengejutkan membela Manchester City.
Bosan dengan sepakbola Inggris, Adebayor pergi ke Turki. Selanjutnya, dia bergabung dengan tim asal Paraguay, Olimpia Ascuncion, pada 2020. Di tempat itu dia bergabung dengan mantan rekan setimnya di Man City, Roque Santa Cruz.
Sayang, Adebayor hanya bermain empat kali untuk klub. Kontraknya dihentikan karena pandemi global Covid-19. Saat itu, Adebayor tidak dapat kembali ke Paraguay setelah menghabiskan waktu karantina di Togo.
11. Robin van Persie (Belanda)
Dua minggu setelah bermain melawan Hamburg, Van Persie mencetak gol voli melawan Charlton Athletic. Sebuah tendangan yang digambarkan Wenger sebagai "gol seumur hidup". Tapi, itu akan menjadi cerita yang akrab bagi pemain asal Belanda itu karena absen selama sisa musim setelah mengalami patah tulang metatarsal saat merayakan gol penyeimbang melawan Manchester United.
Setelah puas di Inggris, Van Persie pergi ke Turki. Seusai menjalani musim ketiganya bersama Fenerbahce dan bermain bersama Roberto Soldado dan Vincent Janssen, Van Persie kembali ke Belanda untuk membela Feyenoord Rotterdam sebelum pensiun pada akhir musim 2018/2019.
Bermain di Volksparkstadion, Arsenal unggul di semua lini sejak peluit panjang dibunyikan wasit Swedia, Peter Frojdfeldt. The Gunners sudah unggul 1-0 pada menit 12 lewat eksekusi penalti Gilberto Silva. Arsenal memperbesar keunggulan pada menit 53 lewat Tomas Rosicky.
BACA ANALISIS LAINNYA
Bidikan Madrid Musim 2021: (Koneksi Prancis) Camavinga, Upamecano, Mbappe
Bidikan Madrid Musim 2021: (Koneksi Prancis) Camavinga, Upamecano, Mbappe
BACA BIOGRAFI LAINNYA
Thomas Mueller, Pemain Paling Dianggap Sebelah Mata di Dunia
Thomas Mueller, Pemain Paling Dianggap Sebelah Mata di Dunia
Saat ini, Lehmann telah pensiun. Dia sempat kembali ke London Utara pada musim panas 2017 untuk mengambil peran sebagai salah satu asisten pelatih Wenger. Tapi, dia pergi setelah penunjukan Unai Emery. Pada musim dingin 2019, dia diangkat menjadi asisten pelatih di FC Augsburg.
Eboue mengakhiri September 2006 dengan dinobatkan sebagai Arsenal’s Player of the Month. Tapi, musimnya dirusak oleh cedera. Bek kanan Pantai Gading terakhir terlihat bergabung dengan Sunderland pada 2016 selama 22 hari sebelum terkena skorsing 1 tahun oleh FIFA karena gagal membayar mantan agennya. Kisahnya telah berubah menjadi lebih menyedihkan setelah mengalami kesulitan keuangan dan berjuang dengan depresi akibat perceraian.
3. Johan Djourou (Swiss)
Djourou membuat 30 penampilan untuk Arsenal pada 2006/2007. Dia dipinjamkan ke Birmingham City pada musim berikutnya. Pada Juli 2018, Djourou bergabung dengan SPAL, meski hanya tampil 6 kali sebelum pergi atas kesepakatan bersama pada Januari 2019.
Setelah itu, Djourou bergabung dengan tim di kampung halamannya, FC Sion, pada 2020. Lantaran hanya menghasilkan 2 penampilan di liga plus menolak untuk menerima pemotongan gaji terkait Covid-19, Djourou kini berstatus tanpa klub. Dia juga punya bisnis Airbnb, yang tidak berjalan mulus.
4. William Gallas (Prancis)
Gallas baru saja bergabung dengan Arsenal sebagai bagian dari kesepakatan yang membuat Chelsea merekrut Ashley Cole. Mantan pemain timnas Prancis itu pensiun pada 2014 setelah sempat bermain singkat dengan Perth Glory. Saat ini aktivitas Gallas tidak jauh dari bisnis dan sepakbola. Dia sesekali muncul sebagai analis siaran televisi.
5. Justin Hoyte (Inggris)
Hoyte bermain karena Kolo Toure (Pantai Gading) cedera. Dampaknya, The Gunners benar-benar memiliki 11 pemain dari 11 negara berbeda di starting line-up versus Hamburg. Uniknya, Hoyte menghabiskan musim sebelumnya dengan status pinjaman di Sunderland.
Setelah meninggalkan Arsenal pada 2008, Hoyte tampil untuk Middlesbrough, Millwall, serta Dagenham and Redbridge. Setelah mewakili Inggris di berbagai level junior, bek sayap ini beralih kesetiaan membela Trinidad and Tobago di level senior pada 2013 dan memiliki 18 caps.
Hoyte menghabiskan beberapa tahun dengan memperkuat FC Cincinnati dari United Soccer League (musim 2020 Cincinnati bergabung dengan MLS) pada 2017-2019. Tapi, saat ini tanpa klub pada usia 35 tahun.
6. Tomas Rosicky (Republik Ceko)
Mustahil untuk tidak mencintai Rosicky, yang mencetak rekor luar biasa untuk membuka rekeningnya bagi Arsenal melawan Hamburg. Dalam 10 musim di London Utara, sang gelandang sering menjadi salah satu pemain Arsenal yang paling berkomitmen, konsisten, dan setia, meski rentan cedera.
Setelah kembali ke klub kampung halaman untuk membela Sparta Praha, Rosicky mengalami cedera yang memilukan. Setelah pulih, dia bermain sebentar untuk Sparta sebelum pensiun dari sepakbola pada akhir 2017. Sekarang, dia menjadi direktur olahraga di klub tersebut.
7. Gilberto Silva (Brasil)
Gilberto adalah salah satu anggota Arsenal era "The Invincibles" yang paling diremehkan dan pemain yang kesulitan untuk digantikan oleh The Gunners sejak dia pergi pada 2008. "Dia bagi saya punya kelas. Kesederhanaan, kerendahan hati, di depan manusia adalah orang kelas atas. Dia siap mengorbankan dirinya untuk tim," kata Wenger tentang Gilberto, dilansir Planet Football.
Jasanya untuk klub London Utara itu diabadaikan untuk nama seekor trenggiling raksasa di Kebun Binatang London. Uniknya, sang trenggiling punya anak yang diberi nama Silva dan ditempatkan di Kebun Binatang Colchester.
8. Cesc Fabregas (Spanyol)
Masih remaja di musim 2006/2007, Fabregas sudah tampil 150 kali di tim utama Arsenal. Sebagai pemain Arsenal, tidak ada yang pelu diragukan dari kualitas Fabregas, kecuali persembahan trofi. Justru, sejak meninggalkan The Gunners dia memenangkan La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, Premier League, Piala FA, Piala Liga, Euro, serta Piala Dunia. Dia sekarang ada di AS Monaco.
9. Alexander Hleb (Belarus)
Hleb pernah mengatakan kepada media di Inggris bahwa dirinya menangisi kepergiannya dari Arsenal pada 2008. Sebeb, sejak saat itu dia telah pindah klub 12 kali. "Pada titik tertentu, saya menyadari, ya Tuhan saya akan meninggalkan Arsenal Ketika Arsene Wenger mengatakan bahwa itu hanya hitungan jam, saya merasa hancur," ujar Hleb beberapa tahun kemudian.
Karier Hleb mencakup lima periode terpisah yang luar biasa di BATE Borisov. Dia juga sempat memperkuat Barcelona. Tapi, dia akhirnya memutuskan mengakhiri karier profesionalnya pada 2019.
10. Emmanuel Adebayor (Togo)
Dalam musim penuh pertamanya di Arsenal, Adebayor mengakhiri kampanye dengan 12 gol sebelum meledak pada musim berikutnya dan mencetak 30 gol. Setelah masa keemasan di Arsenal, dia secara mengejutkan membela Manchester City.
Bosan dengan sepakbola Inggris, Adebayor pergi ke Turki. Selanjutnya, dia bergabung dengan tim asal Paraguay, Olimpia Ascuncion, pada 2020. Di tempat itu dia bergabung dengan mantan rekan setimnya di Man City, Roque Santa Cruz.
Sayang, Adebayor hanya bermain empat kali untuk klub. Kontraknya dihentikan karena pandemi global Covid-19. Saat itu, Adebayor tidak dapat kembali ke Paraguay setelah menghabiskan waktu karantina di Togo.
11. Robin van Persie (Belanda)
Dua minggu setelah bermain melawan Hamburg, Van Persie mencetak gol voli melawan Charlton Athletic. Sebuah tendangan yang digambarkan Wenger sebagai "gol seumur hidup". Tapi, itu akan menjadi cerita yang akrab bagi pemain asal Belanda itu karena absen selama sisa musim setelah mengalami patah tulang metatarsal saat merayakan gol penyeimbang melawan Manchester United.
Setelah puas di Inggris, Van Persie pergi ke Turki. Seusai menjalani musim ketiganya bersama Fenerbahce dan bermain bersama Roberto Soldado dan Vincent Janssen, Van Persie kembali ke Belanda untuk membela Feyenoord Rotterdam sebelum pensiun pada akhir musim 2018/2019.